Latar Belakang Kegiatan dalam Pemenuhan Sanitasi Sebelum Ada Perbaikan Sanitasi Lingkungan
78
sanimas tersebut. Kalau selama ini mereka harus merasakan bau yang tidak sedap dari limbah yang mereka hasilkan sendiri karena limbah tersebut tidak terurai
dengan proses yang baik saat ini sudah tidak lagi. Hal ini diasumsikan oleh penulis dari pernyataan narasumber :
“kalo sekarang udah enak lah buk, mau kapan saja kami mencuci udah gampang, kalo adapun anak-anak yang ondak ke WC malam-malam pun
masih buka, lampu kan adanya, air pun banyak ” Ak2W-Nr_1
“tapi sekarang sejak ada Sanimas ini tidak lagi dan bau itu sudah hilang. Jadi kalau sekarang walaupun dibangun Sanimas ini dimuka rumahnya dia
tidak keberatan karena lebih baik daripada dia menerima kotoran di pinggir tangganya” Ak2W-Rh_6
Untuk mengelola MCK ++ ini dibutuhkan biaya operasional, karena air bersih dimanfaatkan dari air PDAM, lampu dan daya listrik yang digunakan untuk
menarik air ke tangki penyimpanan air dimanfaatkan dari listrik PLN. Sehingga setiap masyarakat yang memanfaatkan MCK tersebut akan dikenakan biaya.
Besaran biaya yang dibebankan kepada masyarakat itu dirembugkan terlebih dahulu dengan masyarakat pengguna. Hal ini diinterpretasikan penulis dari
pernyataan narasumber berikut : “dalam memanfaatkan sanimas dipungut biaya karena disana yang tak mau
kompromi adalah PDAM dan PLN, mereka tak mau kompromi, disana tak ada swadaya, PLN tidak dibayar rekening listrik diputusnya, PDAM begitu
juga tak dibayar airnya diputusnya.”AK
2
W-Rh_1 Dari hasil rembug ditetapkanlah bahwa biaya yang dikenakan untuk
operasional MCK ++ sebesar Rp. 1.000,- per hari per rumah tangga. Berapapun jumlah jiwa per rumah tangga pembayarannya tetap Rp. 1.000,-. Sebagaimana
diasumsikan oleh penulis dari penuturan narasumber berikut : “biaya per rumah tangga Rp. 1.000,- per hari, untuk 1 kk, mau 3 orang 1
kk, mau 5 orang 1 kk, berapapun jumlah orangnya dalam 1 rumah tetap Rp. 1.000,-. Disitulah mandinya, disitulah mencucinya, mau ambil air
minumnyapun disitu” AK2W-Er_4 Disamping untuk pembiayaan pembayaran air dan listrik, operasional yang
lainnya yang dibutuhkan sehari-harinya adalah penyediaan bahan pembersih MCK ++, seperti karbol, kaporit, sapu dan kain pel. Untuk bahan kelengkapan
79
lainnya seperti gayung, lampu, kunci pintu, grendel pintu dan kran air. Itu semua adalah kebutuhan yang diperlukan dalam menjaga kebersihan dan pemeliharaan
MCK yang ada di lingkungan I tersebut. “Saat ini biaya yang sering dibutuhkan untuk kebutuhan Sanimas ini
memang tidaklah setiap hari seperti biaya untuk membeli karbol, kaporit, lampu, gayung air, sapu, kain pel, kalau gayung sering pecah karena kalau
anak-anak itu mandi suka dibanting, kalau yang sering rusak itu kunci pintu dan grendel pintu serta kran air, karena orang itukan ada yang mau
mandi, mau sholat jadi berebut.”AK
2
W-Er_9 Diawal-awal masa pemanfaatan MCK tersebut memang mengalami
beberapa permasalahan, seperti tunggakan pembayaran air dan listrik yang dilakukan pengelola awal, kemudian masih kurangnya pemahaman masyarakat
tentang cara pemanfaatan MCK yang benar yang berakibat pada macetnya sistim IPAL sanitasi akibat ulah masyarakat pengguna itu sendiri. Sebagaimana
diinterpretasikan penulis dari pernyataan responden berikut : “Kalau dibilang masalah pembiayaan yang fatalnya paling dua kali,
pertama di bulan 5 itu sempat air diputus PDAM sampai saya turun tangan ke PDAM karena tunggakan sampai 4 bulan yang harus saya bayar.
Kemudian yang belakangan ini bulan 10 udah dapat peringatan lampu mau dicabut, saya ambil inisiatif cepat, saya datangi PLN, saya bayar
tunggakan lampu, termasuk uang air untuk 4 bulan bulan 8,9,10 dan 11.” AK
2
W-Er_3
Sumber :Hasil Observasi Lapangan, 2009
GAMBAR 3.8 AKTIVITAS MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN
SANIMAS DI LINGKUNGAN I KELURAHAN MATAHALASAN