121
Memperhatikan apa yang disampaikan oleh narasumber tadi, bahwa kondisi masyarakat Kelurahan Matahalasan yang mendapat pengetahuan baru
tentang sistem IPAL memahami manfaat dan kegunaannya. Sehingga mereka sebagai masyarakat pengguna menyadari bahwa merkea harus mau beradaptasi
dan merobah kebiasaan mereka selama ini yang menggunakan sungai sebagai tempat MCK berubah memanfaatkan MCK ++ sebagai sarana sanitasinya.
4.2.2.3 Adanya Kemauan dan Niat
Adanya pengetahuan baru tentang pentingnya menjaga sanitasi lingkungan dan adanya pengetahuan tentang sanitasi yang ramah lingkungan
melalui sistem IPAL dan dorongan dari pemerintah dan swasta yang diperoleh masyarakat melalui penyuluhan, sosialisasi bahkan dukungan financial serta
melibatkan masyarakat dalam proses awal penyediaan sarana sanitasi itu sendiri. Memunculkan keinginan dan kemauan yang memotivasi masyarakat untuk
merubah kebiasaan-kebiasaan yang selama ini mereka lakukan. “Setelah ada pengetahuan tadi, ada niat muncul minat, kemudian awalnya
itu hanya pengenalan, pembelajaran, pengamalan secara tidak langsung masyarakat itu ingin terus akan berlanjut terus, akan terpelihara terus,
akan dimanfaatkan terus, keberlanjutan itu nantinya ada niat seperti itu setelah mereka merasakan perubahan, manfaat yang mereka rasakan.”
FPsW-Rh_33 Sebagaimana yang diutarakan oleh narasumber diatas, bahwa
pengetahuan yang mereka peroleh menimbulkan niat dihati mereka untuk berubah. Kemudian mencoba untuk mau melaksanakan pola hidup yang sehat
sesuai dengan yang dianjurkan dalam pengetahuan tadi. Mungkin awalnya masih ditahap belajar, tapi sesuai dengan teori perilaku tadi, dengan adanya pemahaman
dan terus menerus dilakukan akhirnya akan menjadi kebiasaan yang akan terus diamalkan.
4.2.2.4 Adanya Pencontohan Voluntary
Kebiasaan menggunakan sungai sebagai tempat mandi, mencuci dan lain-
lainnya yang sudah berlangsung berpuluh tahun dan turun temurun di masyarakat
122
ternyata masih terbawa-bawa walaupun sudah ada MCK ++. Hal ini mungkin karena tidak seluruhnya masyarakat itu dapat memahami cara penggunaan MCK
tersebut, sehingga masih harus diberikan contoh. Bukan untuk memanfaatkan MCK saja, kebiasaan membuang sampah sembarangan juga masih dijalankannya.
“jangan anak-anak itu mandi apa begitu saja, buang air besar disembarang tempat, kadang anak-anak yang bandal-bandal mau mandi
masuk kedalam bak jadi paksa kami kontrol jugalah kek gayung kurang atau hilang karena kalau nggak ada gayung jadi alasan sama mereka,
pernah tempat sampah dijadikan gayung sama inang-inang pernah juga kepergok gitu sama kita.” AK
2
W-Er_1 Dari cerita narasumber diatas, penulis menginterpretasikan bahwa masih
juga kebiasan-kebiasan yang lama dibawa masyarakat itu dalam menggunakan MCK. Sehingga harus ada orang yang terus mengontrol cara mereka
mengerjakannya dan memberi tahukan cara yang benar bagaimana memanfaatkannya. Demikian pula untuk kelangsungan sanitasi itu sendiri, masih
banyak masyarakat pengelola itu yang hanya berprinsip bagaimana agar bangunannya dapat bertahan, tetapi upaya untuk menciptakan keberlanjutan
pengelolaannya belum ada. “gambaran yang terjadi waktu itu mereka hanya berusaha untuk menjaga
kelangsungan jalannya sanitasi itu, hanya kelangsungannya saja, tanpa menjaga permanentnya fasilitas, belum sampai kebangunannya, belum
sampai ke infrastruktur menjaganya hanya untuk sistem ekonominya saja.” AK
2
W-Rh_3 “seminar KSM di Medan itu berobah langsung secara drastis, dirobahlah
semua, operator diganti, apa-apa diganti, berarti yang kita kerjakan selama ini salah, kenapa kita contoh orang lain karena itu yang benarnya,
sistemnya dirobah mereka bikin tabungan sendiri, bikin apa dan sudah jalan itu, maka mereka ganti segala seluruh fasilitas ditambah kembali,
datang pola pikir mungkin kita tambah ini, tambah apa untuk fasilitas pendukung yang lain.” AK
2
W-Rh_4 Setelah muncul peran pelopor yang memberikan contoh dari sesama
KSM Pengelola yang lain, barulah mereka menyadari bahwa ternyata apa yang mereka lakukan selama ini masih kurang baik, karena ternyata masih banyak
fasilitas pendukung MCK yang kurang, masih ada sistem manajemennya yang salah. Akhirnya dengan adanya contoh yang diperoleh dari seminar KSM, mereka
menyadari kekurangan yang harus mereka tambah lagi.