Lemahnya Pengawasan Sebelum Ada Program Perbaikan Sanitasi Lingkungan

120 Penyuluhan itu juga harus dibarengi dengan contoh nyata, karena selama ini masyarakat selalu menganggap bahwa apa yang disampaikan oleh pemerintah itu hanya sebagai proyek-proyek pemerintah yang tidak menguntungkan mereka. Sehingga rasa apatis di masyarakat tadi dapat berubah menjadi rasa simpati, karena dia sudah melihat wujud nyata dari penyuluhan tersebut. Kalau minat sudah muncul, akhirnya akan timbul keinginan untuk mencoba, dan ternyata setelah dirasa cocok dengan apa yang diinginkan akhirnya disadarilah bahwa apa yang disampaikan dari pengetahuan itu benar. “saya pernah buka dimusyawarah-musyawarah kecamatan seolah-olah masyarakat itu hanya apatis, artinya kira-kira animonya nggak ada, tanggapannya, responnya nggak ada, kenapa karena belum tau tadi, tapi kalau kok dibangun sanimas ini animo masyarakat ini tinggi, kok ditutup aja mereka tak mau, mereka marah-marah padahal baru 3 hari ditutup.” FPrW-Rh_13 Maraknya pengenalan sistem sanitasi ramah lingkungan seperti yang di kembangkan oleh Lembaga Donor Jerman BORDA yang membentuk perwakilan di Indonesia sebagai LSM BEST menarik minat pemerintah pusat untuk dikembangkan di wilayah-wilayah Indonesia, terutama di daerah bantaran sungai yang umumnya padat penduduk. Sistem sanitasi itu adalah sistem Instalasi Pengelolaan Air Limbah IPAL Kerjasama itu dibangun agar pengetahuan itu dapat ditransfer ke semua kalangan tidak hanya ditingkat pemerintah tapi juga ditransfer sampai ke tingkat masyarakat. Salah satu bentuk transfer ilmu tersebut dengan memberikan pelatihan dan pembinaan teknis tentang pola pembangunan sistem IPAL dan pola pengelolaan SANIMAS. Untuk tahap ini mungkin tidak semua masyarakat dapat terlibat, tetapi paling tidak utusan masyarakat tersebut dapat membagikan ilmunya nanti kepada masyarakat yang lain. “itulah mengapa diberikan pengetahuan baru, pelajaran baru tentang sistem IPAL, yang dalam 1 tahun, kata masyarakat pemanfaat sudah belajar, sudah kalau kita tanya hampir mengetahui apa manfaatnya, jadi cepat sekali adaptasi itu.” FPrW-Rh_10 “dengan memberikan pembelajaran tadi mereka beradaptasi dengan lingkungannya sendiri dengan pekerjaan sendiri, dengan teori mereka sendiri, akhirnya mereka sadari dalam 1 tahun saja sudah mereka sadari yang mana yang salah yang mana yang benar.” FPrW-Rh_15 121 Memperhatikan apa yang disampaikan oleh narasumber tadi, bahwa kondisi masyarakat Kelurahan Matahalasan yang mendapat pengetahuan baru tentang sistem IPAL memahami manfaat dan kegunaannya. Sehingga mereka sebagai masyarakat pengguna menyadari bahwa merkea harus mau beradaptasi dan merobah kebiasaan mereka selama ini yang menggunakan sungai sebagai tempat MCK berubah memanfaatkan MCK ++ sebagai sarana sanitasinya.

4.2.2.3 Adanya Kemauan dan Niat

Adanya pengetahuan baru tentang pentingnya menjaga sanitasi lingkungan dan adanya pengetahuan tentang sanitasi yang ramah lingkungan melalui sistem IPAL dan dorongan dari pemerintah dan swasta yang diperoleh masyarakat melalui penyuluhan, sosialisasi bahkan dukungan financial serta melibatkan masyarakat dalam proses awal penyediaan sarana sanitasi itu sendiri. Memunculkan keinginan dan kemauan yang memotivasi masyarakat untuk merubah kebiasaan-kebiasaan yang selama ini mereka lakukan. “Setelah ada pengetahuan tadi, ada niat muncul minat, kemudian awalnya itu hanya pengenalan, pembelajaran, pengamalan secara tidak langsung masyarakat itu ingin terus akan berlanjut terus, akan terpelihara terus, akan dimanfaatkan terus, keberlanjutan itu nantinya ada niat seperti itu setelah mereka merasakan perubahan, manfaat yang mereka rasakan.” FPsW-Rh_33 Sebagaimana yang diutarakan oleh narasumber diatas, bahwa pengetahuan yang mereka peroleh menimbulkan niat dihati mereka untuk berubah. Kemudian mencoba untuk mau melaksanakan pola hidup yang sehat sesuai dengan yang dianjurkan dalam pengetahuan tadi. Mungkin awalnya masih ditahap belajar, tapi sesuai dengan teori perilaku tadi, dengan adanya pemahaman dan terus menerus dilakukan akhirnya akan menjadi kebiasaan yang akan terus diamalkan.

4.2.2.4 Adanya Pencontohan Voluntary

Kebiasaan menggunakan sungai sebagai tempat mandi, mencuci dan lain- lainnya yang sudah berlangsung berpuluh tahun dan turun temurun di masyarakat