TABEL I. 2 KEASLIAN PENELITIAN
No. Peneliti
Judul Studi
Tujuan Metode
Hasil Studi
1. Indra
Gunawan, 2006
Pengetahuan Masyarakat tentang
Pengelolaan Sanitasi Berbasis
Masyarakat Untuk
mengetahui pengetahuan
masyarakat di
Kabupaten Tebo
tentang pengelolaan
sanitasi berbasis
masyarakat Sanimas
Kualitatif Deskriftif,
Tabulasi Silang
Crosstabs dan
Frequency Pengetahuan
masyarakat tentang program sanimas sangat beragam
dilihat dari heterogenitas jawaban reponde. Proses terjadinya
fenomena tersebut diatas merupakan mata rantai sebab
‐akibat sebagaimana yang diuraikan dalam berbagai kajian teori
studi yang menjelaskan proses interaksi manusia dan lingkungannya,
yang secara umum memiliki urutan stimulus‐ persepsi
‐reaksi. 2.
Maria Carolina
J. Paba
Wea, 2009
Keberlanjutan Pengelolaan
Lingkungan Melalui
Pem ‐
bentukan Komunitas Berkela‐
njutan : Belajar dari Keber‐hasilan
Gerakan Hijau
dan Bersih
Komunitas Banjarsari Jakarta
Mengkaji praktek
penglolaan lingkungan
melalui pembentukan
komunitas berkelan‐
jutan di Kelurahan
Banjarsari Jakarta.
Kualitatif Deskriftif
Kepeloporan satu pihak yang dijadikan contoh mampu
mendorong preferensi perilaku yang pro lingkungan. Mekanisme
kepeloporan Komunitas Banjarsari dalam aktivitas penghijauan
dan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dicapai melalui
pembentukan komunitas berkelanjutan
2. Tety
Juliany, 2010
Kepedulian Masyarakat dalam
Perbaikan Sanitasi Lingkungan
Permukiman Kumuh di Kelurahan
Matahalasan Kota Tanjungbalai
Untuk mengkaji
kepedulian masyarakat
dalam perbaikan
sanitasi lingkungan
permukiman kumuh di
Kelurahan Matahalasan
Kota Tanjungbalai
Kualitatif Deskriftif
Kepedulian masyarakat ditandai dari perilaku masyarakat yang
selalu bertanggung jawab dan memperhatikan kepentingan
orang lain. Bentuk Kepedulian masyarakat yang tinggal di
lingkungan I dalam perbaikan sanitasi lingkungan terlihat dari
peran dan tindakannya terlibat dimulai dari porses inisiasi awal
sampai pada pengawasan penggunaan MCK ++. Kepedulian
masyarakat dimotivasi oleh peran pelopor yang memberikan
pemahaman bagi masyarakat lainnya, sehingga muncul
kesadaran, tanggung jawab dan kemandirian masyarakat
terhadap pentingnya pengelolaan sanitasi lingkungan
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2010.
2 1
22
BAB II KAJIAN LITERATUR TENTANG KEPEDULIAN
MASYARAKAT TERHADAP PERBAIKAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
Kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya bermula dari pengetahuan yang disampaikan baik itu melalui forum-forum resmi dari pemerintah maupun
pihak swasta atau melalui diskusi-diskusi ditingkat masyarakat lokal. Pemahaman terhadap pengetahuan terutama tentang kerusakan lingkungan dan dampaknya
terhadap keberlangsungan hidup. Jika pemahaman telah diperoleh akan muncul perhatian terhadap lingkungan, dan terlihat atau tercermin dari sikap dan
perilakunya. Sikap dan perilaku yang berwawasan lingkungan akan menginspirasi, mendorong, dan memotivasi masyarakat untuk mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan melalui tindakan nyata dengan peningkatan kualitas lingkungan.
Pengalaman yang ada dari best practice komunitas lain dalam menerapkan pembangunan berkelanjutan akan menjadi pembelajaran dan pembanding. Dengan
adanya pengetahuan dan pemahaman terhadap upaya-upaya masyarakat dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan, diharapkan menjadi motor penggerak
bagi terbentuknya perilaku masyarakat yang peduli lingkungan. Pembangunan berkelanjutan melalui perbaikan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan dalam
penelitian ini diartikan sebagai upaya masyarakat dalam meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat tersebut untuk mewujudkan komunitas masyarakat yang
peduli lingkungan.
2.1 Paradigma Pembangunan Berkelanjutan
Paradigma pembangunan beberapa tahun terakhir ini telah bergeser dari pembangunan yang bersifat top-down kearah pembangunan yang bersifat
bottom-up, paradigma pembangun berkelanjutan ini melalui pendekatan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat, fokus perhatian terletak pada
pembangunan sosial. Konsep pembangunan berkelanjutan muncul ketika terjadi
23
Society “kegagalan” pembangunan, di mana prosesnya bersifat top-down arus informasi
yang terjadi hanya satu arah dari atas ke bawah dan jika ditinjau dari sisi lingkungan, sosial, dan ekonomi proses pembangunan yang terjadi ternyata tidak
berkelanjutan. Menurut WCED, dalam Hadi 2005:2, ada dua kunci konsep utama dari
defenisi pembangunan berkelanjutan, yaitu konsep kebutuhan needs yang sangat esensial untuk penduduk miskin dan perlu prioritas serta konsep keterbatasan
limitation dari kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan yang akan datang. Dalam pengertian ini pembangunan berkelanjutan
adalah pembangunan yang menggunakan dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana untuk meningkatkan kesejahteraan secara adil.
Konsep pembangunan berkelanjutan menempatkan pembangunan dalam perspektif jangka panjang. Konsep tersebut menuntut adanya solidaritas antar
generasi Salim dalam Hadi, 2005:2. Secara implisit mengandung arti memanfaatkan keberhasilan pembangunan sebesar-besarnya dengan tetap
memelihara kualitas sumber daya alam. Oleh sebab itu, pembangunan berkelanjutan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan generasi sekarang tanpa
mengurangi kemungkinan bagi generasi masa depan untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Economy
GAMBAR 2.1 TIGA PILAR PEMBANGUNAN
Sumber : Purba ed. 2005 Environment
Tomorrow’s
generation
Today’s
generation
24
Gambar 2.1 diatas menggambarkan paradigma pembangunan berkelanjutan berkaitan dengan tiga pilar pembangunan berkelanjutan yang
terbagi dalam sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan harus dapat terintegrasi dan terkoordinasi dalam pelaksanaannya. Pembangunan
dilaksanakan dengan tujuan untuk kesejahteraan manusia termasuk di dalamnya pembangunan bidang ekonomi dan kelestarian lingkungan hidup. Menurut Purba
ed., 2005:17. Menurut Roberts 2000, pembangunan berkelanjutan di Kota Leicester
diprioritaskan pada : 1.
Peningkatan kualitas hidup melalui peningkatan kesejahteraan di bidang ekonomi, sosial masyarakat, dan dilingkungan alam.
2. Perlunya penanganan secara terpadu terhadap masalah ekonomi, sosial,
dan isu-isu lingkungan. 3.
Memperhitungkan dampak pembangunan guna mendukung kegiatan manusia pada lingkungan alam dalam setiap pengambilan keputusan.
4. Pentingnya keseimbangan antara hak individu dan tanggungjawab secara
kolektif. 5.
Membangun kerjasama dengan para tokoh yang berpengaruh dan anggota masyarakat dalam memastikan setiap pembangunan untuk memenuhi
kebutuhan rakyat. Pendekatan ini merupakan upaya untuk menciptakan visi yang mampu
menyatukan beragam kepentingan dan organisasi, dan kesempatan untuk dialog, kemitraan, meningkatkan saling pengertian dan dengan tindakan progresif. Dari
uraian di atas dapat diambil satu kesimpulan bahwa dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan tidak semata-mata diperuntukkan bagi kesejahteraan
masyarakat saja, tetapi harus melihat aspek lingkungan dan aspek ekonomi melalui kemitraan antar beragama kepentingan agar dapat saling mengerti dan
bertanggungjawab dalam pelaksanaannya.
25
GAMBAR 2.1 KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
SUSTAINABLE DEVELOPMENT
2.2. Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-undang nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa masyarakat memiliki kewajiban memelihara
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Lebih lanjut pasal menyebutkan
bahwa setiap orang memiliki hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan peran dalam
pengelolaan lingkungan hidup dan untuk berperan dalam rangka pengelolaan hidup.
Kewajiban seseorang dalam pengelolaan lingkungan hidup ini tidak terlepas dari kedudukannya sebagai anggota masyarakat, yang mencerminkan
harkat manusia sebagai individu dan mahluk sosial. Adanya hak dan kewajiban akan melibatkan masyarakat untuk turut berperan disetiap pelaksanaan
pengelolaan lingkungan hidup. Menurut Sugandhy dan Hakim 2007:24-25 peran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan dengan cara :
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
KEMITRAAN ANTARA BERAGAM
STAKEHOLDER -
ASPEK LINGKUNGAN
- ASPEK EKONOMI
- ASPEK SOSIAL
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Melalui
Memperhatikan Guna
Meningkatkan Akan
Meningkatkan
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2009
26
1. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan.
2. Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat.
3. Menumbuhkan ketanggapan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial.
4. Memberikan saran pendapat.
5. Menyampaikan informasi danatau menyampaikan laporan.
Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan melalui pengelolaan lingkungan hidup dimulai dari pemberdayaan masyarakat itu sendiri.
Pemerintah selaku regulator dalam menyusun dan menjalankan suatu kebijakan dalam pelaksanaannya harus melibatkan peran serta masyarakat secara sadar atau
tidak. Adanya penyampaian informasi kepada masyarakat melalui sosialisasi dan penyuluhan tentang pentingnya pengelolaan lingkungan hidup, masyarakat akan
lebih memahami maksud dan tujuan program dan akhirnya diharapkan menumbuhkan kesadaran dan motivasi mereka untuk ikut terlibat. Upaya ini
dilakukan pemerintah sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat, dimana pemberdayaan adalah upaya untuk membangun kemampuan masyarakat, dengan
mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk mengembangkan potensi itu menjadi tindakan nyata
Eddy dalam Zubaedi, 2007:42. Akhirnya manusia sebagai masyarakat dan bangsa yang memiliki hak dan
kewajiban juga dituntut untuk berperan dalam pembangunan bangsanya. Untuk itu setiap orang dalam suatu masyarakat dan bangsa dituntut untuk memiliki visi dan
misi kedepan, melalui tindakan aktif dan kreatif, mengembangkan potensi diri, menjaga dan menjamin secara adil dan pasti untuk semua kebutuhan dasar bagi
kehidupan dimasa depan.
2.3. Peran Stakeholder dalam Pengelolaan Sanitasi Permukiman yang
Berwawasan Lingkungan Gambaran Kepedulian Masyarakat terhadap Lingkungan
Permukiman adalah perumahan dengan segala isi dan aktivitas yang ada didalamnya. Perumahan merupakan wadah fisik, sedang permukiman merupakan
perpaduan antara fisik rumah, sarana, dan prasarana dengan lingkungannya.