72
Hasil kajian dan interperatasi terhadap hasil wawancara dan observasi di lapangan maka dapat dijelaskan aktivitas masyarakat sebelum adanya program
perbaikan sanitasi lingkungan di Kelurahan Matahalasan seperti terlihat pada Gambar 3.5 berikut ini :
3.2.1.1 Latar Belakang Kegiatan dalam Pemenuhan Sanitasi Sebelum Ada Perbaikan Sanitasi Lingkungan
Kondisi geografis Kelurahan Matahalasan dahulunya dilalui dua sungai yaitu Sungai Silau dan Sungai Matahalasan sesuai dengan nama kelurahannya.
Dalam sejarahnya Sungai Matahalasan ini lebarnya mencapai 10 meter sehingga banyak dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari.
“kalau dulu sunge matahalasan adalah anak sunge yang waktu itu bisa dimultigunakan karena boat-boat bisa masuk, orang bikin dok, bikin
sampan, tangkahan boat disana, bahkan dulu saya ingat kali itu di tahun 60-an disitu ada pabrik penggorengan kerupuk satu-satunya di
Tanjungbalai, jadi untuk orang mengantar kayu apinya ke sana itu pakai sampan ke sana, zaman-zaman dulu” KRW-Rh_1
Sungai sebagai pusat aktivitas sanitasi
masyarakat
Sungai sebagai sarana
MCK
Sungai sebagai tempat pembuang an akhir limbah
cair dan padat
Sungai sebagai sumber air bersih
Perilaku masyarakat
yang tidak ramah
lingkungan
LATAR BELAKANG
AKTIVITAS MASYARAKAT
DLM KEG SANITASI CERMINAN AKTIVITAS
Sumber : Hasil Analisis Penulis 2010
GAMBAR 3.5 DIAGRAM AKTIVITAS MASYARAKAT SEBELUM ADA
PERBAIKAN SANITASI LINGKUNGAN
73
Seperti penuturan narasumber diatas, dapat diinterpretasikan bahwa sungai dieksploitasi masyarakat untuk pemenuhan sanitasi, sungai dimanfaatkan sebagai
tempat mandi, mencuci, buang hajat bahkan untuk air minum, untuk tempat usaha dan untuk prasarana transportasi air untuk membawa kebutuhan sehari-hari
masyarakat. Sejalan dengan perkembangan penduduk, jumlah penduduk yang bermukim di daerah tersebut semakin bertambah namun luas lahan tidak
bertambah, mendesak masyarakat untuk mengurug bantaran sungai dan dimanfaatkan sebagai lahan permukiman. Sehingga semakin banyaklah
masyarakat yang mengeksploitasi sungai, tidak hanya sebagai sumber kehidupan tapi juga sebagai tempat pembuangan dari limbah yang dihasilkan oleh aktivitas
masyarakat itu sendiri, sebagaimana yang diasumsikan oleh penulis dari pernyataan narasumber berikut ini :
“itulah awal sejarah digunakannya pelantaran sunge, karena bertambah jumlah penduduk semakin banyaklah digunakan pelataran sunge, semakin
multi fungsi juga sunge tersebut. Sebagai air untuk mandi, mencuci, limbah juga mengalir kesana, untuk tingkat sistim kebersihan dan
kesehatan sudah kurang, sudah tak layak pakai” KRW-Rh_2
3.1.1.2 Aktivitas Masyarakat
Sebagai lingkungan yang berada di bantaran sungai dengan pertambahan jumlah penduduk yang tinggi dan lahan yang sempit, serta kebiasaan yang sudah
turun temurun dan membudaya bagi masyarakat yang sebahagian besar bermatapencaharian sebagai nelayan, mendesak masyarakat untuk lebih memilih
memanfaatkan sungai sebagai sarana sanitasi lingkungannya. Hal diasumsikan oleh penulis dari pernyataan narasumber :
“kalo kami selama ini buk ke sunge silo tuh nya mengapain pun, misalnya kek mencuci kain, mencuci piring, mandi, buang hajat sampe kadang-
kadang kalo PAM mati air minum pun dari situ juga” Ak
1
W-Nr_1 “biasalah, rata-rata warga yang di lingkungan I kebanyakan tidak memiliki
MCK dirumah masing-masing, kalaupun ada tidak sesuai dengan standar, jadi kebanyakan mereka menggunakan sungai kebetulan rumahnya kan
74
dekat dengan sungai silau, jadi rata-rata aktifitas MCK mereka itu ke sungai silau” Ak1W-Ar_2
Kondisi ekonomi masyarakat yang tinggal dibantaran sungai ini umum masyarakat ekonomi lemah sampai sedang, sehingga sungai dieksploitasi tidak
hanya sebagai sarana sanitasi, tapi juga sebagai sumber tambahan penghasilan penduduk, seperti diinterpretasikan penulis dari penuturan narasumber berikut
ini : “camanalah buk bukannya ada WC dirumah maklumlah awak nan miskin
nih jadi tak bisa membangun WC dirumah, orang rumah pun menyewa tanahnya, itupun sikitnya buk tanahnya” KMW-Nr_1
Pemahaman tentang kesehatan lingkungan terutama yang berkaitan dengan sanitasi cenderung tidak ada, kalaupun ada penafsirannya masih salah. Karena
anggapannya kalau sudah menggunakan WC apakah itu sistem cubluk atau sistem MCK dengan septictan yang di bangun di rumah-rumah masing-masing itu sudah
memenuhi syarat kesehatan lingkungan. Sementara model dan bentuk septictank tidak melalui proses pemisahan dan peresapan yang benar, bahkan kebanyakan
pembuangan septictank langsung dialirkan ke riol sungai matahalasan yang ujung saluran tersebut adalah sungai silau. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan
narasumber berikut ini : “Kalau dia sudah mempunyai status pekerjaan yang menetap, pola
hidupnya sudah beda karena fasilitasnya ada tapi sistemnya tadi sama tetap masih juga ke sunge walaupun tidak langsung ke sunge tapi akibat
perbuatannya membuat sanitasi yang dialirkan ke sunge, ke riol-riol tadi, dia membikin WC dirumah tanpa septicktank yang cukup memadai
akhirnya kan ke sunge juga cuma tak dia yang datang ke sunge.” Ak
1
W- Rh_5
3.2.2 Aktivitas Masyarakat Sesudah Perbaikan Sanitasi Lingkungan
Kajian aktivitas masyarakat pasca program perbaikan sanitasi lingkungan di Kelurahan Matahalasan diinterpretasikan dari hasil wawancara dan observasi di
lapangan, seperti terlihat pada Gambar 3.6.
Metode Baru tentang Sanitasi Lingkungan
yang Sehat
75
3.2.2.1 Latar Belakang Kegiatan dalam Pemenuhan Sanitasi Sesudah Ada Program Perbaikan Sanitasi Lingkungan
Kebiasaan mengeksploitasi sungai secara berlebihan akan berdampak buruk, tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar lokasi sungai, tetapi juga
akan dirasakan oleh semua masyarakat yang dilalui oleh sungai tersebut. Disamping itu pemahaman yang salah terhadap pengertian sanitasi lingkungan
yang sehat adalah cukup dengan adanya drainase sebagai sistem pengolahan air limbah, juga berdampak pada kerusakan lingkungan. Sehingga muncullah sistem
Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL sebuah penemuan baru yang diterapkan dalam perbaikan sanitasi lingkungan. Sebagaimana di interpretasikan oleh penulis
dari penuturan responden berikut : “karena selama ini belum marak masalah IPAL, kitakan seperti tersentak
seperti ada temuan baru, jadi selama ini nggak pernah tau, pemerintah juga nggak pernah membicarakan, jadi anggapan selama ini drainase itulah
sistem pengolahan air limbah, kita anggapkan drainase itu sudah cukup sehat untuk sistem pendauran, ternyata begitu masuk metode baru kitakan
langsung tersentak, kitakan terus mencari limbah ini dari mana dan limbah ini kemana ” KRW-Rh_3
MCK ++ sebagai sarana MCK
Menjaga kebersi
han lingkungan
Mengadakan Rembug warga
Pembayaran iuran
yang lancar
Operasionalisasi MCK
Temu Kader KSM
Perilaku masyarakat
yang mulai ramah
lingkungan
LATAR BELAKANG
AKTIVITAS MASYARAKAT
DLM KEG SANITASI CERMINAN AKTIVITAS
Sumber :Hasil Analisis Penulis, 2010
GAMBAR 3.6 DIAGRAM AKTIVITAS MASYARAKAT SESUDAH ADA
PROGRAM PERBAIKAN SANITASI LINGKUNGAN