12
1. Pengumpulan Data Primer
Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini berkaitan dengan praktek perilaku masyarakat dan pemahaman kepedulian masyarakat terhadap
perbaikan sanitasi lingkungan permukiman kumuh. Dalam hal ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara :
a. Observasi, adalah pengamatan dan pencatatan dari suatu objek dengan
sistematika fenomena yang diselidiki. Menurut Sugiyono 2008:145 teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam dengan responden yang diamati tidak terlalu besar. Teknik observasi yang
digunakan adalah observasi nonpartisipan, dalam hal ini peneliti berada di luar subyek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan yang mereka
lakukan Sukandarrumudi, 2004:72. Berdasarkan cara pengamatan maka observasi yang digunakan adalah observasi terstrukur karena penelitian
diarahkan pada pengamatan praktek perilaku masyarakat terhadap penggunaan, pengelolaan dan pemeliharaan prasarana sanitasi lingkungan
permukiman kumuh di Kelurahan Matahalasan, di luar itu tidak akan diperhatikan. Disamping itu peneliti juga akan mengamati perubahan
perilaku masyarakat setelah adanya perbaikan sanitasi lingkungan permukiman kumuh Kelurahan Matahalasan Kota Tanjungbalai.
b. Wawancara, merupakan cara untuk dapat menemukenali feomena tentang
latar belakang praktek perilaku masyarakat, kepedulian masyarakat serta latar belakang perbaikan sanitasi lingkungan permukiman kumuh.
Wawancaran ini dilakukan secara mendalam in-depth interview dan tidak terstruktur. Tokoh yang diwawancarai adalah para tokoh, warga
masyarakat, dan pihak aparat pemerintah yang terkait. Wawancara ini dimaksudkan untuk mengetahui fenomena kepedulian masyarakat
terhadap perbaikan sanitasi lingkungan yang terjadi di wilayah studi, yang akan diperiksa lagi dengan beberapa narasumber yang menjadi informan.
13
2. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya
dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Data ini diperoleh dari hasil penelitian, artikel-artikel baik dari media cetak maupun elektronik,
penelusuran pustaka dan dokumen resmi dari instansi terkait seperti Dinas Kebersihan dan Pasar, Bappeda, Kelurahan, dan lain lain.
1.7.4.3 Informan Kunci Key Informan
Dalam penelitian ini, responden yang dipilih merupakan responden yang memiliki tingkat pengetahuan dan pemahaman tertentu sesuai dengan maksud dan
tujuan penelitian. Hal tersebut pada akhirnya menuntun pada penerapan pola tertentu dalam pengambilan sampel. Bungin 2003:53 mengemukakan
pendapatnya bahwa berkenaan dengan tujuan penelitian kualitatif, maka dalam prosedur sampling yang terpenting adalah bagaimana menentukan informan kunci
key informan atau situasi sosial tertentu yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian.
Informan kunci yaitu orang yang sangat berpengetahuan dan bisa menyampaikan gagasan, orang yang pandangannya dapat menambah atau berguna
dan memahami apa yang sedang terjadi Patton, 2006:159. Informan kunci yang dipilih adalah tokoh dari kalangan masyarakat yang telah tinggal di lokasi objek
penelitian lebih dari 25 tahun dan dianggap paling memahami tentang perubahan dan adaptasi perilaku masyarakat terhadap sanitasi lingkungan di Kelurahan
Matahalasan. Informan kunci untuk mendukung pencarian dan penjaringan informasi ini adalah Bapak Ruhayat yang merupakan ketua Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat LPM Kelurahan Matahalasan, yang pada saat pelaksanaan pembangunan MCK ++ di Kelurahan Matahalasan adalah ketua
koordinatornya dan menjadi pembina bagi pengelola sarana MCK ++ yang telah terbangun . Hingga saat ini beliau tetap aktif memberikan masukan kepada
pemerintah Kota Tanjungbalai terkait penyelesaian masalah-masalah yang terjadi di masyarakat, terutama penanganan kondisi lingkungan permukiman dan
14
perekonomian masyarakat. Pemilihan Bapak Ruhayat sebagai salah satu informan Kriteria pemilihan informan utama yaitu :
a. Penduduk asli yang bertempat tinggal lebih dari 25 tahun di Kelurahan
Matahalasan; b.
Berperan sebagai pelopor dan motivator masyarakat dalam pelaksanaan perbaikan sanitasi lingkungan;
c. Terlibat langsung dalam setiap tahapan proses perbaikan sanitasi lingkungan
d. Mengetahui perilaku serta nilai-nilai sosial yang ada dan berkembang di
masyarakat. Informan kunci lainnya adalah KSM pengelola MCK ++, pemilihan ini
didasari oleh pertimbangan bahwa peran KSM pengelola sebagai pengelola MCK ++ mulai dari penyediaan air bersih, lampu untuk penerangan, dan operasional
lainnya, serta pengutipan iuran warga demi keberlanjutan pemanfaatan MCK ++ di Kelurahan Matahalasan. Informan selanjutnya adalah TFL tenaga fasilitator
lapangan yang dipilih oleh pemerintah untuk dapat mendampingi masyarakat dalam setiap proses tahapan perbaikan sanitasi lingkungan di Kelurahan
Matahalasan. Responden lainnya adalah masyarakat pengguna MCK ++ itu sendiri. Kriteria pemilihan responden ini antara lain:
a. Penduduk asli yang bertempat tinggal di Kelurahan Matahalasan yang sudah
lebih dari 25 tahun; b.
Masyarakat yang terlibat dalam setiap proses perbaikan sanitasi lingkungan di Kelurahan Matahalasan baik pada saat pembangunan MCK ++, saat
pemanfaatan dan pengelolaan, maupun pemeliharaan dan pengawasan; c.
Pria dan wanita yang berusia antara 20-60 tahun. Informan kunci untuk wawancara instansi meliputi pemerintah kota
melalui Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Tanjungbalai, Kelurahan Matahalasan. Alasan responden ini dipilih karena merupakan instansi pemerintah
yang terlibat langsung pada proses perbaikan sanitasi lingkungan di Kelurahan Matahalasan, serta dapat menjelaskan mengenai kebijakan program SANIMAS
yang dilaksanakan pada saat itu. Konsultan pendamping LSM BEST BORDA merupakan aktor yang banyak memberikan inisiasi dan motivasi bagi masyarakat
di Kelurahan Matahalasan khususnya untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan
15
perbaikan sanitasi dengan penyediaan sarana MCK ++ melalui program SANIMAS . Narasumber wawancara yang diperoleh selama survei dapat dilihat
pada Tabel I.2 berikut :
TABEL I.2 NARASUMBER PENELITIAN
NO. RESPONDEN
KODE RESPONDEN
NAMA USIA
PEKERJAAN
1 Ruhayat
52 Tahun
Wiraswasta W_Rh
2 Erlianto
35 Tahun
Buruh SPTI
W_Er 3
Nurbaiti Panjaitan
39 Tahun
Ibu Rumah Tangga
W_Nr 4
Drs. H. Arifin
68 Tahun
Pensiunan PNS
W_HA 5
Arlian Putra, SE
37 Tahun
PNS Setdako
W_Ar 6
Ir. H. Abren Siregar
56 Tahun
PNS Dinas KLH
W_AS 7
Suharyadi 38
Tahun TA
LSM BEST W_SD
Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2010
1.7.5 Penyajian Data
Menurut Bungin ed. 2003:70 hasil pengumpulan data kualitatif tentu saja perlu direduksi data reduction. Istilah reduksi data dalam penelitian kualitatif
dapat disejajarkan maknanya dengan istilah pengelolaan data mulai dari editing, pengkodean hingga tabulasi data. Kegiatan ini mencakup usaha penyusunan hasil
pengumpulan data selengkap mungkin, dan memilah-milahkannya dalam satuan konsep tertentu, kategori tertentu, atau tema tertentu.
Teknik penyajian data pada dasarnya adalah teknik menyajikan hasil olahan data sekunder maupun data primer yang diperoleh melalui instrumen
penelitian, berupa studi dokumen dan terutama hasil wawancara mendalam. Pengolahan data primer dan data sekunder yang didapat, kemudian dikategorikan
berdasarkan kategori yang telah ditentukan. Pengkategorian data tersebut adalah untuk mempermudah didalam analisis selanjutnya.