Kondisi Lingkungan Permukiman di sekitar Lokasi MCK ++

75 3.2.2.1 Latar Belakang Kegiatan dalam Pemenuhan Sanitasi Sesudah Ada Program Perbaikan Sanitasi Lingkungan Kebiasaan mengeksploitasi sungai secara berlebihan akan berdampak buruk, tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar lokasi sungai, tetapi juga akan dirasakan oleh semua masyarakat yang dilalui oleh sungai tersebut. Disamping itu pemahaman yang salah terhadap pengertian sanitasi lingkungan yang sehat adalah cukup dengan adanya drainase sebagai sistem pengolahan air limbah, juga berdampak pada kerusakan lingkungan. Sehingga muncullah sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL sebuah penemuan baru yang diterapkan dalam perbaikan sanitasi lingkungan. Sebagaimana di interpretasikan oleh penulis dari penuturan responden berikut : “karena selama ini belum marak masalah IPAL, kitakan seperti tersentak seperti ada temuan baru, jadi selama ini nggak pernah tau, pemerintah juga nggak pernah membicarakan, jadi anggapan selama ini drainase itulah sistem pengolahan air limbah, kita anggapkan drainase itu sudah cukup sehat untuk sistem pendauran, ternyata begitu masuk metode baru kitakan langsung tersentak, kitakan terus mencari limbah ini dari mana dan limbah ini kemana ” KRW-Rh_3 ™ MCK ++ sebagai sarana MCK ™ Menjaga kebersi han lingkungan ™ Mengadakan Rembug warga ™ Pembayaran iuran yang lancar ™ Operasionalisasi MCK ™ Temu Kader KSM Perilaku masyarakat yang mulai ramah lingkungan LATAR BELAKANG AKTIVITAS MASYARAKAT DLM KEG SANITASI CERMINAN AKTIVITAS Sumber :Hasil Analisis Penulis, 2010 GAMBAR 3.6 DIAGRAM AKTIVITAS MASYARAKAT SESUDAH ADA PROGRAM PERBAIKAN SANITASI LINGKUNGAN 76 Perilaku masyarakat yang cenderung tidak memperhatikan lingkungan menjadi penilaian bagi masyarakat dari luar negeri salah satunya LSM BEST dari BORDA Jerman. Adanya keinginan mereka untuk merubah kebiasaan-kebiasaan masyarakat di bantaran sungai tadi yang dianggap masih primitif di era yang modern ini menjadi lebih menghargai lingkungannya. Hal ini diinterpretasikan penulis dari penuturan narasumber sebagai berikut : “kronologis program sanimas ini datang bukan atas permintaan masyarakat itu, oarang luarteam luar yang melihat kita berperilaku masih seperti primitif di era yang zaman modernisasi sekarang ini merasa mereka terpikir bagaimana mensejahterakan hidup kita kan itu kuncinya, makanya ada program” KRW-Rh_5 Dalam penyediaan MCK ++ ini, diawali dengan adanya sosialisasi, pelatihan dan studi banding ke beberapa daerah yang berhasil mengelola sarana dan prasarana sanitasi lingkungan. Kemudian memilih lokasi pembangunan melalui survei kampung sendiri. Dari hasil survei terpilihlah Kelurahan Matahalasan sebagai lokasi pembangunan, kemudian dilaksanakanlah proses pembangunan MCK ++ tersebut yang memakan waktu lebih kurang 4 bulan. “Kemudian diadakanlah survei kampung di masing-masing lingkungan, termasuklah kelurahan Matahalasan yang merupakan lingkungan kumuh, dimana ada sekitar 35 rumah penduduk tidak mempunyai WC” LBKW- HA_2 Sumber :Dokumentasi Pengelola , 2007 GAMBAR 3.7 PROSES SURVEI KAMPUNG YANG MELIBATKAN MASYARAKAT, KONSULTAN DAN APARAT KELURAHAN 77 Gambar 3.7 diatas merupakan dokumentasi KSM Pengelola pada saat dilakukannya survei kampung sendiri untuk mengetahui seberapa besar persentase kepemilikan MCK di rumah mereka sendiri dan pernyataan minat untuk menerima bangunan MCK ++ tersebut.

3.3.2.2 Aktivitas Masyarakat

Saat ini setelah berjalan hampir dua tahun setelah masa pembangunan, MCK++ yang berdiri di Lingkungan I Kelurahan Matahalasan sudah dimanfaatkan masyarakat umumnya masyarakat yang berada di lingkungan I dan juga para pedagang yang berdagang persis di samping lokasi MCK. Menurut pedoman penentuan standar pelayanan minimal SPM Lampiran Kepmen Kimpraswil No. 534KPTSM2001 bahwa dalam pengelolaan prasarana sanitasi lingkungan permukiman harus ada memenuhi cakupan pelayanan minimal yang dapat melayani 50 sd 70 dari jumlah penduduk di permukiman tersebut atau 80 sd 90 dari jumlah penduduk untuk kepadatan 300 jiwaHa. Dan ternyata cakupan pelayanan minimal dari pengelolaan prasarana sanitasi di Kelurahan Matahalasan lebih kurang mencapai radius 300 meter lokasi terjauh dari bangunan MCK. Hal ini diinterpretasikan dari pernyataan narasumber berikut ini : “disini dilingkungan I ini ada 30 kk dan umumnya warganya ± 150 orang yang menggunakan MCK ini tapi yang ada di komplek PJKA hampir rata nggak punya MCK di rumah jadi larinya juga kemari kok dan termasuk orang-orang pajak yang kerja dari pagi sampai siang hari.” AK 2 W-Er_6 “Radius yang dapat dijangkau masyarakat lebih kurang 300 meter. Kadang-kadang gini buk, merekakan satu rumah banyak sementara WCnya satu jadi dari pada antri lama-lama ya lebih cepat ke MCK.” AK 2 W-Er_7 Kegiatan mandi, mencuci, buang hajat sampai kebutuhan air minumpun yang selama ini dilakukan di sungai berubah dengan memanfaatkan sarana