Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
29
GAMBAR. 2.4 DETAIL SEPTICK TANK
Dalam pengelolaan prasarana sanitasi lingkungan agar dapat berkelanjutan sangat diperlukan kemitraan antara beragam stakeholder. Peran-peran stakeholder
terlihat dari aktivitasnya dalam pengelolaan prasarana tersebut. Dengan adanya pendekatannya, keterkaitan antara peran atau intervensi pemerintah, khususnya
pemerintah lokal dapat diwujudkan lebih pada proses dan bukan target, lebih pada keberlanjutan dan bukan membangun fasilitas semata melalui pendekatan terpadu
yang melibatkan semua pihak berkepentingan pemerintah, LSM, swasta, masyarakat. Hal ini menguatkan konsep keberlanjutan yang tidak bisa
melepaskan pendekatan partisipasi masyarakat didalamnya dengan bantuan pemerintah dan pihak ketiga fasilitator.
Ada sepuluh prinsip-prinsip yang diutarakan oleh Choguill 1996:395-400 dalam pengelolaan prasarana yang berkelanjutan yaitu sebagai berikut :
1. Harus disadari bahwa dalam pengelolaan prasarana terdapat dua sektor,
yakni formal dan non formal.
Sumber : www.sanitarian.com
30
2. Bahwa dalam pengelolaan prasarana memerlukan teknologi yang mampu
dioperasionalisasikan oleh pengelolanya sendiri masyarakat dan menggunakan prinsip cost recovery.
3. Status tanah menjadi masalah yang harus bisa diselesaikan dengan supaya
tidak memberikan dampak yang merugikan terhadap sistem perkotaan. 4.
Prasarana informal harus didesain dan dibangun dengan bantuan teknis dari luar sehingga dapat disatukan dalam sistem perkotaan, yang harus disadari
memerlukan waktu yang lama. 5.
Pengelolaan prasarana dan sarana harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam setiap tahapan pembangunan mulai dari perencanaan,
pembangunan, operasional serta pemeliharaan. Keterlibatan pemerintah dan pihak ketiga fasilitator hanya sebagai ‘supporter’ bukan lagi sebagai
pemilik dan ‘manager’ dari suatu kegiatan pembangunan. 6.
Teknologi yang dipilih harus mampu dioperasionalkan dan dipelihara sendiri oleh masyarakat.
7. Prasarana harus mampu melayani pengguna dengan tingkat pendapatan
yang rendah miskin. 8.
Prasarana yang dibangun harus diterima secara sosial oleh masyarakat lokalsetempat.
9. Peningkatan peran pemerintah sebagai ‘enabler’ dan ‘fasilitator’ dalam
pembangunan prasarana diperlukan untuk mencapai cakupan layanan prasarana yang lebih luas.
10. Organisasi non pemerintah LSM dapat lebih berperanterlibat dalam
membantu pemberdayaan masyarakat sehingga implementasi pembangunan berbasis partisipasi lebih diterima sebagai pendekatan pembangunan terkini.
Peran pemerintah sebagai ‘enabler’ dan ‘fasilitator’ diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan dan kemuan masyarakat dalam mengelola prasarana
melalui pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya membangun kemampuan capacity building masyarakat dan memberdayakan
sumber daya manusia yang ada melalui kelembagaan, sarana dan prasarana serta pengembangan 3-P pendampingan, penyuluhan dan pelayanan Vitalya dalam
Zubaedi, 2007:103. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah berperan dalam