Analisis Kondisi Lahan Permukiman Dengan Harga Lahan

159 tersebut. Selain itu lahan yang datar akan memberikan kemudahan-kemudahan dalam membangun rumah tinggal, yang akhirnya dapat mengurangi ongkos pengeluaran bagi penduduk. Sumber: Hasil Analisis, 2007. GAMBAR 4.25 PERSENTASE KONDISI LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN ARGA MAKMUR Untuk mengetahui hubungan antara harga lahan dengan kondisi lahan dilakukan analisis tabulasi silang dan uji chi-square Tabel IV.14 dengan menggunakan hipotesis yaitu:  Jika chi-square hitung chi-square tabel, maka H diterima, berarti tidak ada hubungan antara harga lahan dengan kondisi lahan.  Jika chi-square hitung chi-square tabel, maka H ditolak, berarti ada hubungan antara harga lahan dengan kondisi lahan. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara harga lahan dengan kondisi lahan diperoleh nilai uji chi-square hitung sebesar 16,229, sedangkan angka chi-square tabel dengan degree of freedom = 6 diperoleh nilai 12,5915, sehingga chi-square 160 hitung 16,229 nilai chi-square tabel 12,915. Demikian juga jika dilihat dari nilai probabilitas asymp sig diperoleh nilai = 0,013 0,05, dengan menggunakan hipotesis, yaitu:  Bila probabilitas 0,05, maka H diterima,  Bila probabilitas 0,05, maka H ditolak. Berdasarkan nilai chi-square hitung dan asymp sig ini dapat disimpulkan, bahwa harga lahan memiliki hubungan dengan kondisi lahan. TABEL IV.14 TABULASI SILANG HARGA LAHAN DENGAN KONDISI LAHAN HARGA LAHAN NJOP KONDISI LAHAN TOTAL Terjal Miring Landai Datar Rendah 1 10 17 23 51 Sedang 5 5 27 37 Tinggi 12 12 TOTAL 1 15 22 62 100 Sumber: Hasil Analisis, 2007. Harga lahan rendah mempunyai hubungan dengan lahan miring dan landai, tetapi dapat juga lahan datar akan memiliki harga lahan rendah. Sedangkan harga lahan sedang mempunyai hubungan dengan lahan yang mempunyai kategori datar, tetapi dapat juga mempunyai hubungan dengan lahan yang berkategori miring dan landai. Untuk harga lahan tinggi mempunyai hubungan dengan lahan datar. Dari tabulasi silang tersebut, menunjukan bahwa ada kecenderungan harga lahan akan meningkat ketika kondisi lahan tersebut semakin datar, tetapi juga mempunyai kemungkinan harga lahan akan rendah pada kondisi lahan yang datar. Walaupun demikian, dapat dinyatakan bahwa kondisi lahan yang semakin mendekati terjal akan mempunyai kecenderungan harga lahannya akan rendah dan lahan yang 161 semakin mendekati datar akan mempunyai kecenderungan harga lahannya akan tinggi. Tabulasi silang antara harga lahan dengan kondisi lahan tidak mempunyai ketergantungan yang kuat. Hal ini diperkuat oleh nilai contingency coefficient yang hanya bernilai 0,374. Dari contingency coefficient ini dapat disimpulkan, bahwa kondisi lahan mempunyai ketergantungan yang kecil terhadap tinggi rendahnya harga lahan, dapat saja harga lahan tetap rendah dengan kondisi lahan datar. Namun demikian, harga lahan akan tinggi pada kondisi lahan yang datar. 4.6. Sintesis Hasil Penelitian. 4.6.1. Sintesis Kajian Harga Lahan dan Kondisi Lokasi Lahan Permukiman Pola harga lahan di Kecamatan Arga Makmur berpola pita ribbon. Tata guna lahan mempengaruhi pembentukan harga lahan. Berdasarkan hasil analisis overlay peta dan tabulasi silang, maka berkaitan dengan kondisi lokasi lahan permukiman dan harga lahan permukiman di Kecamatan Arga Makmur membentuk kondisi-kondisi sebagai berikut:

a. Aksesibilitas.

Aksesibilitas yang dicerminkan dengan jarak merupakan penentu terhadap kondisi lokasi permukiman. Di Kecamatan Arga Makmur sebanyak 45 lahan permukiman memadat pada jarak antara 1 sampai dengan 5 km. Ini terjadi karena, pada jarak tersebut rumah tangga masih dapat menjangkau pasar dan prasarana publik dalam waktu tempuh yang relatif pendek. Jarak terbaik bagi lokasi permukiman adalah jarak terpendek untuk mencapai pasar dan prasarana publik. 162 Semakin jauh jarak untuk mencapai pasar dan prasarana publik, maka semakin besar pengeluaranbiaya transportasi. Ini berarti, akan memperbesar biaya pengeluaran rumah tangga. Kondisi seperti ini menyebabkan akan terjadi pemusatan aktivitas penduduk pada jarak yang mempunyai aksesibilitas tinggi. Perkembangan pemusatan ke arah pasar pusat kota menunjukkan kehidupan pasar pusat kota yang terbentuk mampu menampilkan keunggulan kompetitif competitive advantage dibandingkan dengan wilayah lainnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jarak yang semakin dekat dengan pasar pusat kota akan semakin tinggi tingkat aksesibilitasnya dan semakin menjauh dari pusat kota akan semakin menurun aksesibilitasnya. Oleh karena itu, ketika lahan permukiman kalah bersaing dengan lahan perdagangan untuk mendapatkan lahan di pasar, maka lahan permukiman akan cenderung mengelilingi zona di luar pusat kota pasar dengan aksesibilitas menengah. Walaupun secara umum, pemusatan aktivitas penduduk di Kecamatan Arga Makmur terjadi di zona pusat kota pasar, namun lahan permukiman di zona pusat kota pasar belum mengalami ke tataran death point, yaitu suatu tahapan perkembangan permukiman dimana di dalam kawasan permukiman yang ada tidak terdapat lagi ruang kosong yang dapat dimanfaatkan atau diisi dengan bangunan baru. Pola lahan permukiman yang terjadi di zona pusat kota adalah masih dalam tataran infill development, namun tingkat kepadatan lahan permukiman sudah cukup tinggi. Apabila, zona pusat kota pasar telah terisi secara penuh lahan-lahan permukiman, maka pengembangan lahan permukiman akan mengarah pada zona kedua dari pusat kota pasar.