Analisis Luas Lahan Permukiman Dengan Harga Lahan
141
lahan permukiman dengan luas 500 m
2
kriteria lebar sebanyak 25. Lahan-lahan yang mempunyai kriteria sempit dan sedang umumnya digunakan untuk lahan
permukiman, sedangkan lahan dengan kriteria lebar digunakan untuk lahan permukiman bercampur dengan penggunaan lahan kolam, kebun atau tegalan
lokasinya berada di daerah belakang jalur jalan utama atau daerah pinggiran.
Sumber: Hasil Analisis, 2007.
GAMBAR 4.20. PERSENTASE LUAS LAHAN PERMUKIMAN RESPONDEN
DI KECAMATAN ARGA MAKMUR
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara harga lahan dengan luas lahan dilakukan uji statistik dengan metode tabulasi silang dan uji chi-square Tabel
IV.9. Hipotesis yang digunakan untuk menguji hubungan faktor harga lahan dengan luas lahan yaitu:
Jika chi-square hitung chi-square tabel, maka H diterima berarti tidak ada
hubungan antara harga lahan dengan luas lahan
142
Jika chi-square hitung chi-square tabel, maka H ditolak berarti ada hubungan
antara harga lahan dengan luas lahan
TABEL IV.9 TABULASI SILANG HARGA LAHAN DENGAN LUAS LAHAN
HARGA LAHAN LUAS LAHAN
TOTAL NJOP
Sempit 150 m
2
Sedang 150 m
2
sd 500 m
2
Lebar 500 m
2
Rendah 3
31 17
51
Sedang 5
25 7
37
Tinggi 3
8 1
12 TOTAL
11 64
25 100
Sumber: Hasil Analisis, 2007.
Dari hasil analisis uji chi-square, diperoleh nilai chi-square hitung sebesar 7,032. Nilai chi-square tabel berdasarkan tabel statistik dengan degree of fredom = 4
diperoleh nilai 9,4877, sehingga chi-square hitung = 7,0322 chi-square tabel = 9,4887. Demikian juga jika dilihat dari nilai probabilitas asymp sig sebesar 0,134
dengan membuat hipotesis sebagai berikut : Bila probabilitas 0,05, maka H
diterima, Bila probabilitas 0,05, maka H
ditolak. Berdasarkan uji chi-square dan asymp sig di atas, menunjukkan harga lahan
tidak ada hubungan dengan luas lahan. Ketika harga lahan rendah belum tentu digambarkan oleh lahan yang mempunyai luas di bawah 150 m
2
. Ini menunjukkan, bahwa bisa saja lahannya luas tetapi harga lahannya tetap rendah. Demikian juga
dengan harga lahan sedang sampai tinggi, umumnya berada antara lahan 150 m
2
sampai 500 m
2
. Dari analisis tabulasi silang dapat dijelaskan, bahwa penduduk akan
mengkonsumsi lahan permukiman yang lebih luas ketika harga lahannya rendah.
143
Oleh sebab itu, ketika penduduk tidak mampu bersaing dengan lahan perdagangan untuk mendapatkan lahan di pusat kota pasar, agar mendapatkan tingkat kepuasan,
maka penduduk akan mengkonsumsi lahan yang luas ketika lahan tersebut berada jauh dari pusat kota dengan harga lahan yang rendah. Sebagaimana dinyatakan oleh
Sullivan, luas lahan akan meningkat pada jarak menuju pusat kota untuk dua tujuan, yaitu: 1 tujuan pemakai consumer substitution, harga rumah menurun pada jarak
yang menjauh dari pusat kota, sehingga rumah tangga merespon dengan mengkonsumsi rumah yang lebih banyak; 2 tujuan faktor factor substitution, harga
lahan menurun pada jarak yang menjauh dari pusat kota dan rumah tangga merespon melalui penggunaan lahan permukiman yang lebih luas Sullivan, 2000: 223. Ini
berarti, semakin menjauh dari pusat kota, maka penduduk akan mengkonsumsi rumah yang lebih banyak dan menggunakan lahan yang lebih luas.
Nilai contingency coefficient sebesar 0,256, menunjukkan tidak adanya ketergantungan antara luas lahan dengan harga lahan. Oleh sebab itu dapat
disimpulkan, bahwa harga lahan rendah tidak dipengaruhi oleh lahan yang sempit, bisa saja harga lahannya rendah tetapi lahannya luas, hal ini bisa disebabkan lahan
tersebut bukan berada pada jalur jalan utama tetapi berada di daerah pinggiran. Demikian juga sebaliknya, untuk harga lahan tinggi tidak berpengaruh terhadap luas
lahan. Harga lahan tetap tinggi walaupun lahannya sempit, karena letak lahan tersebut yang berada di jalan-jalan utama. Dengan demikian, luas lahan akan
memiliki nilai yang tinggi jika lahan-lahan tersebut berada di sepanjang jalur jalan utama atau mendekati pusat kota.
144