Analisis Status Lahan Permukiman Dengan Harga Lahan
152
Sumber: Hasil Analisis, 2007.
GAMBAR 4.23 PERSENTASE STATUS KEPEMILIKAN LAHAN PERMUKIMAN
DI KECAMATAN ARGA MAKMUR
Untuk mengetahui hubungan antara harga lahan dengan status kepemilikan lahan dilakukan analisis tabulasi silang dan uji chi-square dengan menggunakan
hipotesis yaitu: Jika chi-square hitung chi-square tabel, maka H
diterima, berarti tidak ada hubungan antara harga lahan dengan status kepemilikan lahan.
Jika chi-square hitung chi-square tabel, maka H ditolak, berarti ada hubungan
antara harga lahan dengan status kepemilikan lahan. Hasil tabulasi silang harga lahan dengan status kepemilikan lahan dapat dilihat pada
Tabel IV.12. Berdasarkan hasil tabulasi silang, nilai uji chi-square hitung diperoleh angka
6,841, sedangkan angka chi-square tabel dengan degree of freedom = 2 diperoleh nilai 5,9914, sehingga perbandingan chi-square hitung 6,841 nilai chi-square tabel
153
5,9914. Demikian juga jika dilihat dari nilai probabilitas asymp sig diperoleh nilai = 0,039 0,05 dengan menggunakan hipotesis, yaitu :
Bila probabilitas 0,05, maka H diterima,
Bila probabilitas 0,05, maka H ditolak.
TABEL IV.12 TABULASI SILANG HARGA LAHAN DENGAN
STATUS LAHAN HARGA LAHAN
NJOP STATUS LAHAN
TOTAL Belum Bersertifikat
Bersertifikat
Rendah 18
33 51
Sedang 14
23 37
Tinggi 12
12 TOTAL
32 68
100
Sumber: Hasil Analisis, 2007.
Dari nilai uji chi-square hitung dan asymp sig tersebut menunjukkan ada hubungan antara harga lahan dengan status lahan. Untuk harga lahan rendah
memiliki hubungan dengan lahan yang belum bersertifikat, namun dapat juga lahan yang telah bersertifikat tetapi memiliki harga lahan rendah. Ini dapat terjadi, karena
adanya faktor penentu lain, seperti letak atau lokasi lahan tersebut yang bukan berada di pusat kota.
Untuk harga lahan sedang memiliki hubungan dengan lahan yang telah memiliki status kepemilikan bersertifikat, tetapi dapat juga dinyatakan bahwa lahan
yang belum memiliki sertifikat mempunyai harga lahan sedang. Sedangkan harga lahan tinggi mempunyai hubungan dengan lahan yang telah bersertifikat, yang berarti
ketika lahan tersebut telah memiliki kekuatan hukum akan cenderung mempunyai harga lahan tinggi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa harga lahan akan tinggi
154
ketika lahan tersebut telah memiliki sertifikat dan akan mempunyai harga lahan rendah ketika lahan tersebut belum memiliki sertifikat.
Namun demikian, walaupun status kepemilikan lahan memiliki hubungan dengan harga lahan, tetapi jika dilihat dari nilai contingency coefficient senilai 0,351
menunjukkan bahwa harga lahan memiliki ketergantungan yang kecil dengan status kepemilikan lahan. Nilai ini memberikan arti bahwa, lahan dapat saja memiliki harga
lahan rendah, walaupun lahan tersebut telah memiliki status hukum kepemilikan dan harga lahan dapat saja tinggi tetapi lahan tersebut belum memiliki status hukum
kepemilikan. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa status kepemilikan lahan ikut memberikan pengaruh terhadap tinggi rendahnya harga lahan.