43
Nilai dan harga lahan di perkotaan dan pedesaan berbeda, karena adanya perbedaan faktor-faktor penentu peningkatan harga lahan. Pemanfaatan lahan
perkotaan banyak ditentukan oleh faktor-faktor untuk kegiatan perdagangan dan jasa, sedangkan lahan pertanian faktor penentunya sangat ditentukan oleh tingkat
kesuburan lahan untuk usaha pertanian. Selain itu, jika di perkotaan terjadi perubahan dalam penyediaan sarana dan
prasarana, serta adanya investasi pemerintah dan swasta di kawasan tersebut, menjadi faktor-faktor penentu atas peningkatan harga lahan. Dengan demikian, harga
lahan akan menunjukkan suatu pola, dimana harga lahan suatu kawasan akan semakin tinggi apabila semakin mendekati lokasi kegiatan fungsional perkotaan.
Oleh karena ketersediaan lahan terbatas sedangkan aktivitas penduduk terus meningkat dan harga lahan cenderung terus menaik, maka seringkali penduduk
melakukan investasi atas lahan. Lahan kemudian dijual ketika meningkatnya permintaan lahan yang mengakibatkan harga lahan melambung tinggi. Untuk itu,
dalam pengendalian tata guna lahan perlu kiranya menerapkan pajak atas tanah kosong terhadap tanah yang tidak dimanfaatkan tersebut selama jangka waktu
tertentu, sebelum tanah tersebut kemungkinan dinyatakan sebagai tanah telantar dan menjadi tanah negara Maria SW Sumardjono, 2005: 180.
2.6. Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah kemudahan mencapai kota tersebut dari kotawilayah lain yang berdekatan atau bisa juga dilihat dari sudut kemudahan mencapai wilayah
lain yang berdekatan bagi masyarakat yang tinggal di kota tersebut Tarigan, 2005:
44
140. Aksesibilitas dipengaruhi beberapa unsur, tetapi dapat disederhanakan hanya direfleksikan dengan unsur jarak atau waktu tempuh. Tempat yang mempunyai
waktu rendah dan atau biaya rendah menggambarkan adanya aksesibilitas yang tinggi. Peningkatan pelayanan transportasi akan meningkatkan aksesibilitas karena
dapat menekan waktu dan atau biaya yang dibutuhkan. Tabel II.1 menjelaskan secara sederhana kaitan jarak dan kondisi prasarana
dengan aksesibilitas. Aksesibilitas suatu kawasan akan semakin tinggi jika jaraknya dekat dengan kondisi prasarana yang sangat baik, sebaliknya aksesibilitas akan
semakin menurun jika jarak semakin jauh dengan kondisi prasarana semakin jelek. Kombinasi keduanya mempunyai aksesibilitas menengah. Ini menunjukkan,
aksesibilitas sebagai faktor yang mempengaruhi penduduk dalam pemilihan suatu lokasi untuk aktivitasnya.
TABEL II.1. KLASIFIKASI TINGKAT AKSESIBILTAS
JARAK JAUH
AKSESIBILITAS RENDAH
AKSESIBILITAS MENENGAH
Dekat Aksesibilitas menengah Aksesibilitas tinggi
KONDISI PRASARANA
Sangat jelek Sangat baik
Sumber: Black 1981
Setiap kelompok atau populasi yang berbeda atau orang yang sama pada saat yang berbeda, akan tertarik pada lokasi dengan aksesibilitas yang berbeda-beda.
Aksesibilitas ke tempat pekerjaan, pendidikan, belanja, pelayanan kesehatan dan fasilitas lain-lainya akan memberikan ketertarikan pada penduduk pada waktu yang
berbeda-beda. Aksesibilitas ketersediaan pelanggan akan menyebabkan pemilihan pedagang pada suatu lokasi, sedangkan industri lebih tertarik pada aksesibilitas untuk
45
tenaga kerja dan bahan mentah. Dalam konteks aksesibilitas ke pusat kota, kelompok populasi penduduk usia produktif diasumsikan tertarik akan aksesibilitas yang
banyak menyediakan fasilitas pusat pelayanan kota. Guna lahan dapat mengidentifikasi kegiatan perkotaan di setiap zona yang
bersangkutan. Setiap zona dapat dicirikan dengan tiga ukuran, yaitu jenis kegiatan, intensitas penggunaan, dan aksesibilitas antar guna lahan Warpani, 1990: 74-77.
Jenis kegiatan terkait dengan penggunaannya komersial dan permukiman. Intensitas penggunaan berkaitan dengan kepadatan penggunaan lahan, sedangkan
aksesibilitas berhubungan dengan pola transportasi dengan potensi penggunaan lahan.
Pemanfaatan ruang berkaitan dengan tingkat aksesibilitas suatu kawasan, apabila aksesibilitas suatu kawasan diperbaiki, maka ruang untuk kegiatan di area
tersebut menjadi lebih menarik dan cenderung untuk berkembang. Perkembangan yang terjadi mengakibatkan perubahan pemanfaatan tata guna lahan, sehingga
menyebabkan terjadinya pemusatan aktivitas penduduk di suatu kawasan.
2.7. Kondisi Lingkungan Lahan