Komunikasi Matematika TINJAUAN PUSTAKA

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif dalam pembelajaran matematika.

2.5 Komunikasi Matematika

Fachrurazi 2011:81 menyatakan bahwa komunikasi matematis merefleksikan pemahaman matematis dan merupakan bagian dari daya matematis, serta merupakan cara berbagi gagasan dan mengklasifikasikan pemahaman. Proses komunikasi juga membantu membangun makna untuk gagasan-gagasan serta menjadikan gagasan-gagasan itu diketahui publik. Siswa-siswa mempelajari matematika seakan-akan mereka berbicara dan menulis tentang apa yang mereka sedang kerjakan. Mereka dilibatkan secara aktif dalam mengerjakan matematika, ketika mereka diminta untuk memikirkan ide-ide mereka, atau berbicara dan mendengarkan siswa lain, dalam berbagi ide, strategi dan solusi. Menulis mengenai matematika mendorong siswa untuk merefleksikan pekerjaan mereka dan mengklarifikasi ide-ide untuk mereka sendiri. Sementara komunikasi matematika menurut NCTM Zainab 2011 adalah kemampuan siswa dalam menjelaskan suatu algoritma dan cara unik untuk pemecahan masalah, kemampuan siswa mengkonstruksikan dan menjelaskan sajian fenomena dunia nyata secara grafis, kata-katakalimat, persamaan, tabel dan sajian secara fisik atau kemampuan siswa memberikan dugaan tentang gambar- gambar geometri. Untuk berkomunikasi diperlukan alat berupa bahasa. Sedangkan matematika merupakan bahasa yang universal, di mana simbol dalam matematika dapat dipahami oleh setiap orang di dunia ini. Secara umum, bahasa matematika menggunakan 4 kategori simbol, yaitu: 1. simbol-simbol untuk gagasan, misal bilangan dan elemen-elemen; 2. simbol-simbol untuk relasi, yang mengindikasikan bagaimana gagasan- gagasan dihubungkan atau berkaitan satu sama lain; 3. simbol-simbol untuk operasi, mengindikasikan apa yang dilakukan dengan gagasan-gagasan; 4. simbol-simbol untuk tanda baca, mengindikasikan urutan di mana matematika itu diselesaikan. Lopatto menyatakan bahwa kemampuan komunikasi ada 3 Zainab 2011, yaitu: 1. Kemampuan komunikasi lisan skill at oral communication 2. Kemampuan komunikasi tulisan skill at written communication 3. Kemampuan komunikasi melihat skill at visual communication Dalam penelitian ini, kemampuan komunikasi yang akan diukur adalah kemampuan komunikasi tulisan skill at written communication menggunakan komunikasi model Cai, Lane, dan Jacobsin Fachrurazi 2011:81 yang meliputi sebagai berikut. 1. Menulis matematis Pada kemampuan ini siswa dituntut untuk dapat menuliskan penjelasan dari jawaban permasalahannya secara matematis, masuk akal, jelas serta tersusun secara logis dan sistematis. 2. Menggambar secara matematis Pada kemampuan ini, siswa dituntut untuk dapat melukiskan gambar, diagram, dan tabel secara lengkap dan benar. 3. Ekspresi matematis Pada kemampuan ini, siswa diharapkan mampu untuk memodelkan permasalahan matematis secara benar, kemudian melakukan perhitungan atau mendapatkan solusi secara lengkap dan benar. Indikator komunikasi matematis menurut NCTM Fachrurazi 2011:81 dapat dilihat dari: 1. kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual; 2. kemampuan memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide matematis baik secara lisan, tulisan, maupun dalam bentuk visual lainnya; 3. kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan- hubungan dengan model-model situasi. Berdasarkan aspek-aspek tersebut, kemampuan komunikasi matematis dapat terjadi jika siswa belajar dalam pembelajaran berkelompok dan berdiskusi. Melalui pembelajaran berkelompok dan berdiskusi, siswa dapat mengkomunikasikan pemikiran mereka secara koheren pada teman-teman sekelas dan guru. Peran penting komunikasi dalam pembelajaran matematika dapat dideskripsikan sebagai alat ukur untuk mengukur pertumbuhan pemahaman matematika pada siswa, membantu menumbuhkan cara berfikir siswa dan mengembangkan kemampuan siswa dalam melihat berbagai keterkaitan materi matematika yang dipelajari, serta mengkontruksikan pengetahuan matematika, pengembangan pemecahan masalah dan menumbuhkan rasa percaya diri.

2.6 Kajian Materi

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament Terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa (Quasi Eksperimen Di Mts Nur-Attaqwa Jakarta Utara)

1 51 179

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA.

0 2 15

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)( PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VIII E SMP Ne

0 3 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP.

0 1 34