66
Gambar 8 Grafik perbandingan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.
Dari gambar di atas, rata-rata indeks gain di kelas eksperimen sebesar 0,35 dan berada pada kategori sedang sedangkan di kelas kontrol sebesar 0,13 dan
berada pada kategori rendah. Hal tersebut berarti peningkatan kemampuan berpikir kritis di kelas eksperimen lebih besar daripada di kelas kontrol.
c. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa diukur dari skor tes hasil belajar yang terdiri dari 25 buah soal berbentuk pilihan ganda. Hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol menunjukkan adanya perbedaan besaran. Penyajian secara lengkap perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat
pada tabel 21
67
Tabel 21 Perbandingan skor tes hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
No. Komponen Pre test
Post test Nilai Gain
Kontrol K
Eksperimen E
Kontrol K
Eksperimen E
Kontrol K
Eksperimen E
1 Rata-rata 16
16,5 20,8
22,87 0,53
0,74 2 Skor
tertinggi 22
20 25
25 -
- 3
Skor terendah 14
14 18
20 -
-
Dari tabel 4.2 terlihat bahwa skor rata-rata hasil belajar kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan skor rata-rata
kemampuan berpikir kritis kelas kontrol. Data mengenai perbedaan skor rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar
9 berikut.
Gambar 9 Grafik perbandingan skor tes hasil belajar siswa Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa rata-rata skor pretes hasil belajar
kelas eksperimen menunjukkan hasil yang lebih baik yaitu sebesar 16,5 sedangkan kelas kontrol sebesar 16. Setelah diberi perlakuan, hasl belajar siswa di
kelas eksperimen lebih meningkat dibandingkan dengan hasil belajar kelas
68
kontrol. Peningkatan hasil belajar siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 10 berikut.
Gambar 10 Grafik perbandingan peningkatan hasil belajar siswa Dari gambar di atas diketahui bahwa rata-rata indeks gain di kelas
eksperimen sebesar 0,74 dan berada pada kategori tinggi sedangkan di kelas kontrol sebesar 0,53 dan berada pada kategori sedang. Hal tersebut berarti
peningkatan kemampuan berpikir kritis di kelas eksperimen lebih besar daripada di kelas kontrol.
Untuk mengetahui apakah rata-rata kemampuan berpikir kritis dan rata- rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan menggunakan analisis multivariat. Hasil output SPSS versi 16 untuk uji perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis dan hasil
belajar di kelas eksperimen dan kelas kontrol secara multivariate digambarkan pada tabel berikut.
69
Tabel 22 Hasil uji manova kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol
Multivariate Tests
b
Effect Value
F Hypothesis df
Error df Sig.
Intercept Pillais Trace
.996 6.8913
a
2.000 59.000
.000 Wilks Lambda
.004 6.8913
a
2.000 59.000
.000 Hotellings Trace
233.585 6.8913
a
2.000 59.000
.000 Roys Largest Root
233.585 6.8913
a
2.000 59.000
.000 Group
Pillais Trace .163
5.740
a
2.000 59.000
.005 Wilks Lambda
.837 5.740
a
2.000 59.000
.005 Hotellings Trace
.195 5.740
a
2.000 59.000
.005 Roys Largest Root
.195 5.740
a
2.000 59.000
.005
Hasil analisis menunjukkan bahwa harga F untuk Pillae Trace, Wilk Lambda, Hotelling Trace, Roy’s Largest Root.
x memiliki signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Artinya, harga F untuk Pillae Trace, Wilk Lambda, Hotelling
Trace, Roy’s Largest Root semuanya signifikan. Jadi, kesimpulannya adalah
terdapat berbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Hasil Uji Hipotesis