26
B. Kerangka Berpikir
Gambar 1 Kerangka Berpikir Model Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
belum pernah diterapkan di SMP 13 Magelang Pembelajaran materi Pengelolaan Lingkungan belum mengajak siswa untuk
berpikir kritis terhadap permasalahan di sekitarnya dan membuat produk secara nyata.
Belum adanya informasi mengenai hubungan antarakemampuan berpikir kritis
Hipotesis : 1.
Tingkat keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam pendekatan Jelajah Alam Sekitar berpengaruh signifikan terhadap skor tes
kemampuan berpikir kritis dan skor tes hasil belajar pada materi Pengelolaan Lingkungan.
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam pendekatan Jelajah Alam Sekitar di SMP 13 Magelang
Berpengaruh signifikan terhadap skor tes kemampuan berpikir kritis dan skor tes hasil belajar pada materi Pengelolaan Lingkungan
Model Pembelajaran Berbasis Proyek:melibatkan kerja proyek Wena 2009 Pendekatan Jelajah Alam Sekitar:memanfaatkan lingkungan alam sekitar yang
dipelajari melalui kerja ilmiah Marianti Kartijono 2005 Kemampuan Berpikir Kritis:berpikir evaluatif, berpikir kreatif Fisher 2008.
Hasil Belajar:tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar Dimyati dan Mudjiono 2000
Model Pembelajaran Berbasis Proyek berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa penelitian Atmidha 2009
Pendekatan Jelajah Alam Sekitar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa penelitian Mariana 2007
Kemampuan berpikir kritis berpengaruh terhadap hasil belajar penelitian Khoir 2009
Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwhol 2001
sangat berguna dalam meningkatkan level berpikir kritis siswa dalam
Skor tes kemampuan berpikir kritis berkorelasi signifikan dengan skor tes hasil
27
C. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah : 1.
Tingkat keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam pendekatan Jelajah Alam Sekitar berpengaruh secara signifikan terhadap
skor tes kemampuan berpikir kritis dan skor tes hasil belajar pada materi Pengelolaan Lingkungan.
2. Skor tes kemampuan berpikir kritis berkorelasi secara signifikan dengan skor
tes hasil belajar
28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 13 Magelang. SMP 13 Negeri Magelang menempati lahan seluas 10.550 m
2
di Jalan Pahlawan 167 Kecamatan Magelang Utara, Kabupaten Magelang. Lokasi SMP Negeri 13 Magelang terletak
di tepi jalan raya Magelang-Semarang peta lokasi penelitian terlampir. Penelitian dilakukan pada tanggal 24 Mei 2011 sampai tanggal 5 Juni di
kelas VII H sebagai kelas eksperimen dan kelas VII F sebagai kelas kontrol pada semester genap tahun pelajaran 20112012.
B. Populasi dan Sampel
Pengertian populasi menurut Arikunto 2006 adalah keseluruhan subyek penelitian. Menurut Singarimbun 1995, populasi merupakan jumlah keseluruhan
dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP 13 Magelang yang berjumlah 251 siswa dan
terbagi dalam 8 kelas yaitu kelas VIIA, VIIB, VIIC, VIID, VIIE, VIIF, VIIG, dan VIIH yang masing-masing kelas terdiri dari 31, 32, 31, 33, 32, 30, 30, dan 32
siswa. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
Arikunto 2006. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 62 siswa yang terbagi dalam dua kelas yaitu 32 siswa kelas VII H sebagai kelas eksperimen