Tingkat Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam Kemampuan Berpikir Kritis

62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Deskriptif

a. Tingkat Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam

Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Pelaksanaan model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam pendekatan Jelajah Alam Sekitar perlu diukur tingkat keterlaksanaannya. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran berjalan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah disusun. Selain itu, tingkat keterlaksanaan perlu diukur untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar pada pengujian hipotesis dalam penelitian ini Secara keseluruhan, tingkat keterlaksanaan model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam pendekatan Jelajah Alam Sekitar di kelas eksperimen VII H dapat dilihat pada gambar 6 berikut. 63 Gambar 6 Grafik Persentase Tingkat Keterlaksanaan model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam pendekatan Jelajah Alam Sekitar Angket tingkat keterlaksanaan terdiri dari 16 pertanyaan yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa sebesar 71,87 tingkat keterlaksanaan responden responden berada pada kategori sangat baik karena berpartisipasi dalam 13-16 kegiatan pembelajaran. Sebesar 28,13 lainnya berada pada kategori baik karena berpartisipasi dalam 9-12 kegiatan pembelajaran. Data selengkapnya mengenai tingkat keterlaksanaan pada model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam pendekatan Jelajah Alam Sekitar dapat dilihat pada lampiran 57. Proses pembelajaran terekam dalam sebuah jurnal harian yang dibuat untuk menjaga agar pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana yang telah disusun. Jurnal harian pembelajaran di kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran 65. N = 32 Baik 64

b. Kemampuan Berpikir Kritis

Skor tes kemampuan berpikir kritis diambil dari postes. Nilai pretes digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum menikuti pembelajaran. Skor maksimal untuk kemampuan berpikir kritis adalah 30. Kemampuan berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan adanya perbedaan besaran. Penyajian secara lengkap perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 20 berikut. Tabel 20 Perbandingan skor tes kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol No. Komponen Pre test Post test Nilai gain Kontrol K Eksperimen E Kontrol K Eksperimen E Kontrol K Eksperimen E 1 Rata-rata 20,26 21,66 21,9 24,03 0,13 0,35 2 Skor tertinggi 26 25 28 30 - - 3 Skor terendah 15 15 18 20 - - Dari tabel terlihat bahwa skor rata-rata kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen mengalami peningkatan dari pretes ke postes yang lebih tinggi dibandingkan dengan skor rata-rata kemampuan berpikir kritis pada kelas kontrol. Data mengenai perbedaan skor rata-rata kemampuan berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 7 berikut. 65 Gambar 7 Grafik perbandingan skor tes kemampuan berpikir kritis siswa. Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa rata-rata skor pretes kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen menunjukkan hasil yang lebih baik yaitu sebesar 21,66 sedangkan kelas kontrol sebesar 20,26. Setelah diberi perlakuan, kemampuan berpikir kritis siswa di kelas eksperimen menunjukkan hasil yang lebih baik yaitu sebesar 24,03 sedangkan di kelas kontrol sebesar 21,90. Untuk mengetahui besar peningkatan kemampuan berpikir kritis digunakan uji gain. Berdasarkan uji gain dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa di kelas eksperimen lebih meningkat dibandingkan dengan kelas kontrol. Peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 8 berikut. 66 Gambar 8 Grafik perbandingan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Dari gambar di atas, rata-rata indeks gain di kelas eksperimen sebesar 0,35 dan berada pada kategori sedang sedangkan di kelas kontrol sebesar 0,13 dan berada pada kategori rendah. Hal tersebut berarti peningkatan kemampuan berpikir kritis di kelas eksperimen lebih besar daripada di kelas kontrol.

c. Hasil Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN

0 7 63

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH(PROBLEM BASED LEARNING)TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN

1 5 65

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

1 12 216

PENGARUH PEMBUATAN JURNAL BELAJAR DALAM PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM

2 23 201

(ABSTRAK) PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN.

0 0 2

EFEKTIVITAS PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA ARTIKEL PENELITIAN

0 0 12

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERSTRUKTUR DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

1 0 11

PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) BERBASIS PELESTARIAN JALAK BALI TERHADAP KEPEDULIAN LINGKUNGAN DAN HASIL PETA KOGNITIF SISWA

0 0 10

PENGARUH PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

0 1 8

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DENGAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP XAVERIUS 3 BANDAR LAMPUNG PADA MATERI INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNY

0 0 160