Bahasa dan Dialek dalam Masyarakat
Sumber: Indonesian Heritage 6
Gambar 9.3 Bahasa Melayu sebagai bahasa perantara perdagangan di Nusantara
di Jakarta dan daerah-daerah. Pemakaian bahasa Indonesia di daerah- daerah cenderung bercampur dengan penggunaan bahasa serta logat-
logat daerah di mana bahasa Indonesia tersebut digunakan. Misalnya, jika digunakan di lingkungan resmi di daerah Jawa Barat
maka penggunaannya bahasa Indonesia akan tercampur dengan logat atau dialek Sunda. Selain itu, bahasa Indonesia yang dipakai di Jawa
Tengah akan tercampur dengan dialek Jawa dan jika dipakai di lingkungan daerah Batak maka akan bercampur dengan bahasa serta
dialek bahasa daerah Batak.
Di lingkungan ibu kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan, penggunaan bahasa Indonesia tidak hanya terbatas di lingkungan-
lingkungan formal saja, seperti di lingkungan sekolah-sekolah, kantor-kantor, pertemuan-pertemuan resmi, namun juga digunakan
di lingkungan-lingkungan yang tidak resmi, seperti di rumah, di jalan, di terminal, di pasar, dan di tempat hiburan. Di Jakarta bahasa
Indonesia telah menjadi bahasa yang dipakai dalam lingkungan pergaulan sehari-hari, baik formal dan nonformal. Namun, seperti
di daerah-daerah, meskipun telah dipakai di lingkungan pergaulan formal dan nonformal bahasa Indonesia yang digunakan di Jakarta
telah tercampur oleh logat serta dialek-dialek daerah Betawi atau Jakarta.
2. Di Lingkungan Pasar
Pasar adalah tempat terjadinya transaksi para pedagang dan para pembeli. Dalam transaksi tersebut akan terjadi tawar-menawar
barang hingga tercapai suatu kesepakatan harga di antara kedua belah pihak, yakni para pembeli dan penjual. Di dalam transaksi
tersebut digunakan ragam bahasa yang khas di kalangan kaum pedagang, yaitu ragam bahasa pasar. Ragam bahasa tersebut
digunakan untuk bertransaksi menentukan harga. Biasanya dalam sifat struktur bahasa Melayu yang mudah
menerima pengaruh luar untuk mem- perkaya kosa katanya bersifat adaptif.
Ketiga, karena pertimbangan politik sebagai sarana untuk menentang peme-
rintahan kolonial Belanda. Dengan adanya ketiga faktor di atas maka bahasa Melayu
dipilih menjadi bahasa Indonesia dan diakui sebagai bahasa resmi negara atau
bahasa nasional dan wajib digunakan di lingkungan kantor, sekolah serta, institusi
negara lainnya.
Di dalam penggunaan bahasa resmi di lingkungan institusi-institusi resmi atau
formal terdapat perbedaan antara daerah yang satu dengan daerah lain serta antara
Khazanah Antropologi SMA 1
proses tawar-menawar tersebut akan muncul istilah-istilah harga barang yang tidak asing
di lingkungan para pedagang pasar. Istilah- istilah harga barang yang merupakan bahasa
para pedagang tersebut dalam ilmu folklor disebut dengan nama shoptalk. Misalnya, di
Jakarta dan beberapa kota lain komunikasi di kalangan para pedagang selalu dilakukan
dengan istilah-istilah nilai harga yang diambil dari bahasa Cina Hokian, seperti jigo yang
berarti dua puluh lima, cepe yang berarti seratus, ceceng yang berarti seribu, dan cetiau
yang berarti satu juta.
Namun, terlepas dan adanya istilah-istilah khusus yang muncul di kalangan para pedagang tersebut, secara umum bahasa dan dialek
yang digunakan di pasar-pasar cenderung bersifat campuran dengan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa serta dialek-dialek lokal
yang berasal dari daerah di mana pasar-pasar tersebut berada. Pada pasar-pasar tradisional yang terdapat di daerah, kegiatan komunikasi
atau transaksi ekonominya cenderung lebih banyak dilakukan dengan menggunakan bahasa-bahasa daerah atau bahasa lokal,
diselingi dengan pemakaian bahasa Indonesia. Sebaliknya, kegiatan transaksi barang pada pasar-pasar swalayan cenderung memakai
bahasa Indonesia dengan logat daerah diselingi dengan penggunaan bahasa serta dialek setempat. Pada lingkungan komunitas pasar
tradisional di kota-kota besar seperti di Jakarta cenderung menggu- nakan bahasa Indonesia bercampur dengan dialek-dialek Jakarta.
3. Di Lingkungan Terminal
Ragam bahasa yang digunakan di tempat umum seperti terminal juga memiliki ciri khas tertentu. Terminal adalah tempat pem-
berhentian bus atau angkutan darat lainnya yang membawa penumpang dari berbagai daerah. Karena terdiri dari para
penumpang yang berasal dari berbagai daerah maka kelompok masyarakat yang ada di daerah terminal cenderung bersifat
heterogen majemuk, baik dilihat dari segi asal daerahnya, suku bangsa, agama, dan jenis kelaminnya. Lingkungan terminal terdiri
atas para penumpang, sopir, kondektur, kernet, pedagang, yang ada di toko atau kantin-kantin terminal maupun para pedagang asongan
yang menjajakan dagangannya di terminal. Selain itu, di terminal juga terdapat para calo penumpang, para pengamen, pengemis,
preman, dan copet.
Karena sifatnya yang heterogen tersebut maka pemakaian ragam bahasa di terminal juga sangat beragam sehingga terdapat ragam
bahasa dan dialek para kru bus, para penumpang, para pedagang,
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 9.4 Situasi pasar