Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
3. Penanganan Masalah Akibat Keberagaman Budaya
Penanganan masalah akibat keberagaman budaya membutuhkan pendekatan yang bijak karena masalah
keberagaman berhubungan isu-isu sensitif, seperti suku, agama, ras, dan antargolongan sara. Dalam menangani
masalah yang ditimbulkan keberagaman budaya diperlukan langkah dan proses yang berkesinambungan. Pertama,
memperbaiki kebijakan pemerintah di bidang pemerataan hasil pembangunan di segala bidang. Hal ini disebabkan
karena permasalahan yang ditimbulkan karena perbedaan budaya merupakan masalah politis. Kedua, penanaman sikap
toleransi dan saling menghormati adanya perbedaan budaya melalui pendidikan pluralitas dan multikultural di dalam
jenjang pendidikan formal. Sejak dini, siswa ditanamkan nilai-nilai kebersamaan, saling menghormati, toleransi, dan
solidaritas sosial sehingga mampu menghargai perbedaan secara tulus, komunikatif, dan terbuka tanpa adanya rasa
saling curiga. Dengan demikian, model pendidikan pluralitas dan multikultur tidak sekadar menanamkan nilai-nilai
keberagaman budaya, namun juga memperkuat nilai-nilai bersama yang dapat dijadikan dasar dan pandangan hidup
bersama.
ntropologia
Penanaman sikap toleransi dan empati sosial terhadap keanekaragaman budaya
bangsa dapat dilakukan melalui sarana pendidikan multikultural di sekolah. Dengan
adanya pendidikan tersebut diharapkan masyarakat mampu menghargai per-
bedaan budaya di dalam masyarakat secara terbuka, komunikatif, dan tulus.
angkuman
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang dibedakan
secara horizontal maupun secara vertikal. Secara horizontal, masyarakat Indonesia
ditandai dengan perbedaan ras, agama, suku bangsa, dan golongan serta secara
vertikal ditandai dengan perbedaan ekonomi, politik, sosial budaya, dan
Pada tahun 2000, di Kalimantan Barat terjadi konflik bernuansa sara antara etnik
Melayu dan etnik Madura yang dipicu oleh perkelahian antarpemuda. Sepanjang
sejarah, daerah Kalimantan Barat sering dilanda konflik sosial. Konflik sosial tersebut
muncul karena sistem sosial masyarakat Kalimantan Barat yang heterogen, tidak
adanya lembaga sosial sebagai wadah pembauran antaretnik, dan adanya faktor
kesenjangan ekonomi antaretnik.
awasan Kebhinekaan
Khazanah Antropologi SMA 1
efleksi
Setelah mempelajari bab ini, Anda seharusnya mampu memahami tentang:
1. konsep keberagaman budaya; 2. potensi keberagaman budaya di Indo-
nesia.
ji Kompetensi
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang x di depan huruf a, b, c, d, atau e
Apabila masih terdapat materi yang belum Anda pahami, pelajarilah kembali sebelum
melanjutkan ke bab berikutnya.
1. Masyarakat majemuk sebagai suatu
masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen dan tatanan sosial yang
hidup berdampingan, tetapi tidak ter- integrasi dalam satu kesatuan politik
merupakan definisi masyarakat maje- muk menurut ....
a.
Clifford Geertz b.
J.S. Furnivall c.
Burner d.
C. Van Vollenhoven e.
B. Ter Haar 2.
Secara horizontal, kemajemukan ma- syarakat Indonesia ditandai dengan
adanya keragaman budaya yang ber- kembang di Indonesia, yaitu ....
a.
kekuasaan ekonomi b.
aliran politik c.
ideologi politik d.
suku bangsa e.
golongan sosial 3.
Salah satu penyebab konflik antarsuku bangsa adalah sikap etnosentrisme yang
kuat. Definisi dengan etnosentrisme adalah ....
a.
sikap yang menggunakan pan- dangan dan cara hidup dari sudut
pandangnya sebagai tolok ukur untuk menilai kelompok lain
b. adanya perbedaan ciri-ciri fisik
yang menjadi bawaan sejak lahir c.
pandangan yang berdasarkan pada prasangka etnik
d. penilaian terhadap bagian-bagian
kebudayaan lain dibandingkan dengan kebudayaan asing
e. peleburan kebudayaan menjadi satu
kebudayaan
pendidikan. Perbedaan tersebut berpe- ngaruh pada sistem kepercayaan, perilaku,
nilai maupun pandangan hidup. Keberagaman budaya merupakan potensi
besar yang harus dikembangkan dengan sebaik-baiknya sehingga tidak menim-
bulkan suatu konflik yang mengancam integrasi bangsa. Dari berbagai ragam
budaya ini terdapat suatu kebudayaan dominan yang memengaruhi kebijakan
pemerintah Indonesia yang disebabkan karena faktor demografis, yaitu kesen-
jangan jumlah penduduk di Jawa dan di luar Jawa serta faktor politis, yaitu
kegagalan mengartikulasikan kepentingan lokal dan tersumbatnya komunikasi politik
yang mengakibatkan munculnya resistensi kelompok etnik yang sangat kuat.