Akulturasi Konsep Dinamika Kebudayaan
Khazanah Antropologi SMA 1
mengenal kebudayaan asing. Proses akulturasi yang berlangsung dengan baik dapat menghasilkan integrasi unsur-unsur kebudayaan
asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri.
Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima masyarakat, antara lain sebagai berikut.
a. Unsur kebudayaan tersebut terbukti membawa manfaat besar,
seperti radio transistor yang banyak membawa kegunaan sebagai sumber informasi dan telepon seluler yang mem-
permudah komunikasi tanpa terbatas ruang dan waktu.
b. Unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang sangat
mudah dipakai dan banyak dirasakan bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Misalnya, alat tulis-menulis
yang banyak digunakan orang Indonesia yang diambil dari unsur kebudayaan Barat.
c. Unsur kebudayaan yang mudah menyesuaikan dengan keadaan
masyarakat yang menerima unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi dengan biaya murah dan pengetahuan teknik
yang sederhana yang dapat digunakan untuk melengkapi penggilingan padi.
Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima oleh masyarakat penerima, antara lain sebagai berikut.
a. Unsur kebudayaan yang menyangkut sistem kepercayaan,
seperti ideologi dan falsafah hidup. b.
Unsur kebudayaan yang dipelajari pada taraf pertama dari proses sosialisasi seperti konsumsi roti sebagai makanan pokok
pengganti nasi. Nasi sebagai makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia sulit sekali digantikan dengan makanan
pokok yang lain.
Bangsa Indonesia telah mengalami kontak dengan kebudayaan asing, yaitu dengan kebudayaan Hindu-Buddha pada abad ke-1.
Dengan budaya Islam abad ke-12 sampai ke-15 dan dengan kebudayaan Barat pada abad ke-17 sampai ke-20. Dalam kontak
dengan kebudayaan asing tersebut lahir akulturasi budaya Indonesia- Hindu, Indonesia-Islam, dan Indonesia-Barat.
Sumber: CD Corel
Gambar 6.2 Pemakai- an telepon seluler
awasan Kebhinekaan
Contoh hasil akulturasi kebudayaan Indo- nesia–Hindu adalah epos Ramayana dan
Mahabarata dalam kisah wayang dan arsitektur candi dalam bangunan keagama-
an di Indonesia. Contoh akulturasi budaya Indonesia-Islam adalah kesusastraan Arab
dan arsitektur masjid.Contoh akulturasi budaya Indonesia-Barat adalah dalam
bidang kesenian, politik, perdagangan, dan arsitektur.
Karakteristik Dinamika Budaya
Umumnya, generasi muda merupakan individu yang cepat menerima unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses
akulturasi. Sebaliknya, generasi tua dianggap sebagai golongan yang sulit sekali menerima unsur-unsur baru. Hal ini disebabkan
karena norma-norma tradisional sudah mendarah daging sehingga sulit sekali untuk mengubah norma-norma yang sudah meresap
dalam jiwa generasi tua tersebut. Sebaliknya, belum menetapnya unsur-unsur atau norma-norma tradisional dalam jiwa generasi muda
mengakibatkan mereka lebih mudah menerima unsur-unsur baru yang kemungkinan besar dapat mengubah kehidupan mereka.
Pada masyarakat yang terkena proses akulturasi selalu ada kelompok atau individu yang sukar sekali atau bahkan tidak dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Perubahan dalam masyarakat dianggap oleh golongan tersebut sebagai keadaan krisis
yang membahayakan keutuhan masyarakat. Apabila mereka merupakan golongan yang kuat maka kemungkinan proses
perubahan dapat ditahannya. Sebaliknya, jika mereka berada di pihak yang lemah maka mereka hanya akan dapat menunjukkan
sikap yang tidak puas terhadap perubahan yang terjadi dalam masyarakatnya.
Proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan integrasi dari unsur kebudayaan asing dengan unsur kebudayaan
masyarakat penerima. Dengan demikian, unsur-unsur kebudayaan asing tidak dirasakan lagi sebagai hal yang berasal dari luar, tetapi
dianggap sebagai unsur kebudayaan sendiri. Unsur asing yang diterima tersebut, tentunya terlebih dahulu mengalami proses
pengolahan sehingga bentuknya tidak asli lagi. Misalnya, sistem pendidikan di Indonesia sebagian besar diambil dari unsur
kebudayaan Barat yang sudah disesuaikan serta diolah sedemikian rupa sehingga mengandung unsur kebudayaan sendiri.
Tidak mustahil timbul kegoncangan kebudayaan cultural shock
sebagai akibat masalah yang dijumpai dalam proses akulturasi. Kegoncangan terjadi apabila warga masyarakat
mengalami disorientasi dan frustasi sehingga muncul perbedaan yang tajam antara cita-cita dan kenyataan yang disertai dengan
terjadinya perpecahan di dalam masyarakat tersebut.