Dampak Keberagaman Budaya di Indonesia
Khazanah Antropologi SMA 1
Agustus 1945, Indonesia selalu diwarnai oleh gerakan separatisme, seperti gerakan sepa-
ratis DITII dan RMS di Maluku. Gerakan tersebut saat ini juga berlangsung di Provinsi
Papua yang dilakukan oleh OPM Organisasi Papua Merdeka di provinsi paling timur di
Indonesia tersebut.
Karena struktur sosial budayanya yang sangat kompleks, Indonesia selalu berpotensi
menghadapi permasalahan konflik antar- etnik, kesenjangan sosial, dan sulitnya terjadi
integrasi nasional secara permanen. Hal tersebut disebabkan adanya perbedaan
budaya yang mengakibatkan perbedaan dalam cara pandang terhadap kehidupan
politik, sosial, dan ekonomi masyarakat. Menurut Samuel Huntington, Indonesia
Sumber: www.tempointeraktif.com
Gambar 3.1 Dampak gerakan separatisme di Indonesia
adalah negara yang mempunyai potensi disintegrasi paling besar setelah Yugoslavia dan Uni Soviet pada akhir abad ke-20. Menurut Clifford
Geertz apabila bangsa Indonesia tidak mampu mengelola keaneka- ragaman etnik, budaya, dan solidaritas etniknya maka Indonesia akan
berpotensi pecah menjadi negara-negara kecil. Misalnya, potensi disintegrasi akibat gerakan Organisasi Papua Merdeka yang
menginginkan kemerdekaan Provinsi Papua dari Indonesia.
Pola kemajemukan masyarakat Indonesia dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, diferensiasi yang disebabkan oleh perbedaan adat istiadat
custom differentiation karena adanya perbedaan etnik, budaya, agama, dan bahasa. Kedua, diferensiasi yang disebabkan oleh perbedaan
struktural structural differentiation yang disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan untuk mengakses potensi ekonomi dan politik
antaretnik yang menyebabkan kesenjangan sosial antaretnik.
Sebagai masyarakat majemuk, Indonesia memiliki dua ke- cenderungan atau dampak akibat keberagaman budaya tersebut, antara
lain sebagai berikut. 1.
Berkembangnya perilaku konflik di antara berbagai kelompok etnik. 2.
Pemaksaan oleh kelompok kuat sebagai kekuatan utama yang mengintegrasikan masyarakat.
rungan masing-masing kelompok kultural untuk terorganisasi secara politik akan
menciptakan sentimen primordial dan me- ngembangkan politik aliran yang dapat
mengancam integrasi nasional.
awasan Kebhinekaan
Kemajemukan masyarakat Indonesia merupakan potensi yang memperkaya
budaya nasional. Namun, di sisi lain di dalam kemajemukan juga tersimpan
potensi disintegrasi nasional. Kecende-
Penyelesaian Masalah Akibat Keberagaman Budaya di Indonesia
Namun, kemajemukan masyarakat tidak selalu menunjukkan sisi negatif saja. Pada
satu sisi kemajemukan budaya masyarakat menyimpan kekayaaan budaya dan khazanah
tentang kehidupan bersama yang harmonis apabila integrasi masyarakat berjalan dengan
baik. Pada sisi lain, kemajemukan selalu menyimpan dan menyebabkan terjadinya
potensi konflik antaretnik yang bersifat laten tidak disadari maupun manifes nyata yang
disebabkan oleh adanya sikap etnosentrisme, primordialisme, dan kesenjangan sosial.
Salah satu gejala yang selalu muncul dalam masyarakat majemuk adalah ter-
jadinya ethnopolitic conflict berbentuk gerakan separatisme yang dilakukan oleh
kelompok etnik tertentu. Etnopolitic conflict dapat dilihat dari terjadinya kasus Gerakan
Aceh Merdeka GAM. Gerakan perlawanan ini bukan hanya timbul karena didasari oleh
adanya ketidakpuasan secara politik masya- rakat Aceh yang merasa hak-hak dasarnya
selama ini direbut oleh pemerintah pusat. Selama ini rakyat Aceh merasa terpinggirkan
untuk mendapatkan akses seluruh kekayaan alam Aceh yang melimpah ditambah adanya
sikap primordialisme dan etnosentrisme masyarakat Aceh yang sangat kuat.
Pola etnopolitic conflict dapat terjadi dalam dua dimensi, yaitu pertama, konflik di dalam tingkatan ideologi. Konflik ini terwujud dalam
bentuk konflik antara sistem nilai yang dianut oleh pendukung suatu etnik serta menjadi ideologi dari kesatuan sosial. Kedua, konflik yang
terjadi dalam tingkatan politik. Konflik ini terjadi dalam bentuk pertentangan dalam pembagian akses politik dan ekonomi yang terbatas
dalam masyarakat.
Perbedaan kesejarahan, geografis, pengetahuan, ekonomi, peranan politik, dan kemampuan untuk mengembangkan potensi kebudayaannya
sesuai dengan kaidah yang dimiliki secara optimal sering menimbulkan dominasi etnik dalam struktur sosial maupun struktur politik, baik dalam
tingkat lokal maupun nasional. Dominasi etnik tersebut pada akhirnya melahirkan kebudayaan dominan dominant culture dan kebudayaan
tidak dominan inferior culture yang akan melahirkan konflik antaretnik yang berkepanjangan. Dominasi etnik dan kebudayaan dalam suatu
masyarakat apabila dimanfaatkan untuk kepentingan golongan selalu melahirkan konflik yang bersifat horizontal dan vertikal.
ktivita:
Kecakapan Sosial
Indonesia pernah dilanda konflik bernuansa sara yang terjadi di Sampit,
Ambon, dan Poso. Diskusikan faktor penyebab terjadinya konflik sosial
tersebut bersama teman sekelompok Anda yang berasal dari berbagai latar
belakang dan gender. Carilah keterangan mengenai akar penyebab konflik sosial
tersebut di majalah, koran atau internet untuk menambah wawasan Anda. Selan-
jutnya, tulis kesimpulan diskusi kelompok Anda pada selembar kertas untuk dinilai
guru.
Sumber: freeacheh.info
Gambar 3.2 Gerakan separatis GAM
Khazanah Antropologi SMA 1