Faktor Penghambat Integrasi Nasional

Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional Indonesia adalah sebuah masyarakat majemuk dalam sebuah masyarakat negara yang terdiri atas masyarakat-masyarakat suku bangsa yang dipersatukan dan diatur oleh sistem nasional. Dalam masyarakat Indonesia yang majemuk penekanan keanekaragaman adalah pada suku bangsa dan kebudayaan suku bangsa yang tercermin secara horizontal dan vertikal menurut kemajuan ekonomi, teknologi, dan organisasi sosial politik. Kerangka konseptual struktur masyarakat Indonesia yang majemuk selalu menimbulkan persoalan integrasi nasional. Sifat dasar yang selalu dimiliki pada masyarakat majemuk menurut Van de Berg, antara lain sebagai berikut. 1. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang memiliki kebudayaan atau subkebudayaan yang berbeda satu sama lain. 2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga- lembaga yang bersifat nonkomplementer. 3. Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar. 4. Secara relatif seringkali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan yang lainnya. 5. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan coercion dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi. 6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok- kelompok yang lain. Menurut Furnivall, dalam bukunya The Netherlands Indie masyarakat majemuk merupakan suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen dan tatanan sosial yang hidup berdampingan tetapi Sumber: Indonesian Heritage 10 Gambar 7.1 Berbagai kelompok masyarakat adat di Indonesia tidak terintegrasi dalam satu kesatuan politik. Dengan struktur sosial yang kompleks, Indonesia selalu menghadapi permasalahan konflik antaretnik, kesen- jangan sosial, dan sulit berintegrasi secara permanen. Secara antropologis, diferensiasi sosial yang melingkupi struktur sosial kemajemukan msyarakat Indonesia adalah pertama, diferensiasi yang disebabkan oleh perbedaan adat istiadat custom differentia- tion karena perbedaan etnik, budaya, agama, dan bahasa. Kedua, diferensiasi yang disebabkan oleh struktural structural dif- ferentiation disebabkan oleh perbedaan kemampuan untuk mengakses sumber- sumber ekonomi dan politik sehingga menyebabkan kesenjangan sosial antara etnik yang berbeda. Salah satu dampak kesenjangan antara etnik yang berbeda adalah lahirnya konflik Khazanah Antropologi SMA 1 etnopolitik ethnopolitic conflict. Etnopolitic conflict yang melahirkan gerakan separatisme di berbagai negara selalu berpangkal kepada persoalan ketidakadilan, kesenjangan, dan perbedaan ideologi. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antaretnik di Indonesia. Sejak tahun 1995–2002 di Indonesia telah terjadi sebanyak 300 kasus kerusuhan dan konflik sosial yang bernuansa SARA seperti kasus Tasikmalaya, Ketapang, Sambas, dan Ambon yang berpangkal pada permasalahan yang sama. Salah satu penyebabnya adalah adanya mekanisme dampak saring filtering effect, yaitu suatu dampak yang disebabkan oleh program pembangunan yang hanya bisa dinikmati oleh mereka yang mampu menikmati hasil-hasil pembangunan. Etnopolitic conflict terjadi dalam dua dimensi, yaitu dimensi pertama, konflik di dalam tingkatan ideologis. Konflik ini terwujud di dalam bentuk konflik antara sistem nilai yang dianut oleh etnik pendukungnya serta menjadi ideologi dari kesatuan sosial. Dimensi kedua adalah konflik yang terjadi dalam tingkatan politis. Konflik ini terjadi dalam bentuk pertentangan di dalam pembagian status kekuasaan dan sumber ekonomi yang terbatas dalam masyarakat. Sumber: Indonesia Membangun Gambar 7.2 Program transmigrasi Misalnya, usaha pemerintah untuk memeratakan penyebaran jumlah penduduk di Jawa dan di luar Jawa melalui program transmigrasi yang menimbulkan berbagai persoalan. Di samping kesulitan untuk beradaptasi dengan kebudayaan lokal, para transmigran dari Jawa juga sering mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah pusat. Para transmigran yang mempunyai tingkat pendidikan lebih baik akan lebih mudah untuk merespons hasil pembangunan yang selama ini dijalankan oleh pemerintah RI. Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional Menurut R. William Liddle, konsensus nasional yang meng- integrasikan masyarakat yang pluralistik mempunyai dua tingkatan sebagai prasyarat bagi tumbuhnya suatu integrasi nasional yang tangguh. Pertama, sebagian besar anggota suku bangsa bersepakat tentang batas- batas teritorial dari negara sebagai suatu kehidupan politik. Kedua, apabila sebagian besar anggota masyarakatnya bersepakat mengenai struktur pemerintahan dan aturan-aturan dari proses politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat di atas wilayah negara yang bersangkutan.

C. Faktor Pendorong Integrasi Nasional

Integrasi nasional bisa dilaksanakan di lingkungan kecil seperti sekolah dengan cara melaksanakan berbagai kegiatan yang memperkuat integrasi sosial. Coba amatilah di sekolah Anda, contoh wujud integrasi nasional yang ada di sekolah Anda. Tulislah hasil peng- amatan Anda dalam bentuk laporan singkat yang berisi uraian mengenai nama, jenis, dan tujuan kegiatan integrasi nasional tersebut untuk dikumpulkan pada guru. ktivita Menurut Nasikun integrasi nasional yang kuat dan tangguh hanya akan berkem- bang di atas konsensus nasional mengenai batas-batas suatu masyarakat politik dan sistem politik yang berlaku di seluruh masyarakat tersebut. Selanjutnya, suatu konsensus nasional mengenai bagaimana suatu kehidupan bersama sebagai bangsa harus diwujudkan atau diselenggarakan dan diatur melalui suatu konsensus nasional yang membahas mengenai sistem nilai yang akan mendasari hubungan-hubungan sosial antara anggota suatu masyarakat negara. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk mendorong integrasi nasional. Hal tersebut dilakukan dengan cara, antara lain sebagai berikut. 1. Mengembangkan sikap toleransi di antara berbagai kelompok sosial. 2. Mengidentifikasi akar persamaan di antara kultur-kultur etnik yang ada. 3. Kemampuan segenap kelompok yang ada untuk berperan secara bersama-sama dalam kehidupan budaya dan ekonomi. 4. Upaya yang kuat dalam melawan prasangka dan diskriminasi antaretnik. 5. Menghilangkan pengotak-ngotakan kebudayaan. Integrasi berbagai suku bangsa dalam kesatuan bangsa Indonesia ditandai oleh tiga peristiwa bersejarah, antara lain sebagai berikut. 1. Integrasi nasional yang dilakukan pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit pada masa perkembangan Hindu–Buddha. 2. Politik penyatuan wilayah Indonesia pada masa penjajahan. 3. Lahirnya cita-cita kesatuan nasional di bidang bahasa, tanah air, dan bangsa dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. 4. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai wujud lepasnya bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan. awasan Kebhinekaan Khazanah Antropologi SMA 1 1. Adanya diskriminasi terhadap kelompok masyarakat tertentu mengakibatkan konflik sosial yang berkepanjangan yang disebabkan .... a. kebanggaan terhadap etnik sendiri b. sikap menghargai kebudayan lain c. sikap saling menerima dan meng- hargai kebudayaan lain d. sikap primordialisme yang ber- lebihan e. adanya difusi antarbudaya ji Kompetensi

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang

x di depan huruf a, b, c, d, atau e Setelah mempelajari materi mengenai integrasi nasional, Anda tentu semakin memahami pentingnya integrasi nasional dalam masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk. Coba tulislah pendapat Anda dalam bentuk laporan singkat mengenai langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk mewujudkan integrasi nasional di daerah Anda. Selanjutnya, kumpulkan laporan singkat Anda untuk dinilai guru. awasan Etos Kerja angkuman Sebagai masyarakat majemuk, bang- sa Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan adanya konflik sosial. Berbagai konflik yang terjadi di daerah merupakan fakta sejarah yang pernah ada di Indonesia akibat ketida- kmampuan negara dalam mengelola kemajemukan masyarakat Indonesia yang mengancam terwujudnya integrasi nasi- onal yang mampu memberikan keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan ber- bangsa dan bernegara. Ketidakmampuan bangsa ini dalam mengelola pluralitas bangsa telah dapat dilihat dari berbagai gerakan separatisme dan konflik etnik yang berkembang di Indonesia yang memakan korban dari masyarakat sipil. Berbagai gejala etnosentrisme dan primordialisme merupakan penghambat terjadinya inte- grasi nasional karena perasaan akan kebanggaan terhadap budaya sendiri secara berlebihan akan merendahkan kebudayaan lain. Oleh karena itu, perlu pengembangan sikap multikulturalisme yang tidak mengandung prasangka dan diskriminasi sosial. efleksi Setelah mempelajari bab ini, Anda se- harusnya mampu memahami tentang: 1. struktur sosial masyarakat Indonesia; 2. faktor penghambat integrasi nasional; 3. faktor pendorong integrasi nasional. Apabila masih terdapat materi yang belum Anda pahami, pelajarilah kembali sebelum melanjutkan ke bab berikutnya.