Proses Pewarisan Kebudayaan
yang mengatur tindakannya ditetapkan. Selain itu, berbagai norma yang ada dipelajari seorang individu dengan mendengarkan
pembicaraan orang lain mengenai berbagai norma tersebut dalam lingkungan pergaulannya pada saat yang berbeda-beda. Misalnya,
adat kebiasaan orang Indonesia yang menganjurkan bahwa apabila seseorang bepergian ke suatu tempat yang jauh, sekembalinya nanti
diharapkan membawa oleh-oleh dan membagikannya kepada kerabat atau tetangga dekatnya. Dengan tindakan tersebut maka rasa aman
telah tertanam pada diri seseorang karena ia mempunyai hubungan baik dengan orang-orang sekitarnya. Nilai solidaritas sosial yang
merupakan motivasi tindakan membagikan oleh-oleh tersebut telah timbul ketika seseorang masih kecil dan diinternalisasi dalam
kepribadiannya.
awasan Etos Kerja
Proses sosialisasi dan enkulturasi dalam masyarakat berguna untuk mena-
namkan nilai-nilai dan norma sosial dalam diri individu. Selanjutnya, individu yang
telah mengalami proses sosialisasi tersebut akan berperilaku sesuai dengan
tuntutan norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat dan bangsa. Apakah nilai-
nilai dalam proses pewarisan kebudayaan yang berguna bagi pembentukan karakter
individu dalam masyarakat? Renungkan dan tulis pendapat Anda dalam buku kerja.
ktivita:
Kecakapan Sosial
Pernahkah Anda mengalami proses enkulturasi dalam keluarga? Carilah satu
contoh proses enkulturasi yang pernah Anda alami dalam keluarga Anda.
Diskusikan bersama orang tua Anda proses enkulturasi di dalam keluarga
Anda. Tulis hasil kegiatan Anda dalam selembar kertas dan uraikan secara
singkat hasil kegiatan Anda di depan kelas
Norma diajarkan kepada individu dalam lingkungan keluarga, dalam lingkungan
pergaulan di luar keluarga, dan diajarkan secara formal di sekolah. Di samping aturan-
aturan masyarakat dan negara yang diajarkan di sekolah melalui mata pelajaran seperti
kewarganegaraan, aturan sopan santun dalam bergaul juga dapat diajarkan secara informal
di sekolah. Dalam proses enkulturasi tersebut individu berusaha untuk mewariskan nilai-
nilai budaya yang harus dipahami oleh orang lain. Proses pewarisan kebudayaan ini bersifat
turun-temurun dari generasi tua ke generasi yang lebih muda.
B. Berbagai Lembaga Pewarisan Kebudayaan
1. Lembaga Pewarisan Kebudayaan pada Masyarakat Tradisional
Proses pewarisan kebudayaan pada masyarakat tradisional berlangsung secara lebih sederhana dibandingkan dalam masyarakat
modern karena masyarakat tradisional memiliki sistem sosial yang bersifat komunal.
Khazanah Antropologi SMA 1
Lembaga pewarisan kebudayaan pada masyarakat tradisional adalah keluarga, masyarakat, lembaga adat, dan lembaga
keagamaan,
a. Keluarga
Keluarga merupakan media pewarisan kebudayaan dalam masyarakat tradisional. Setelah seorang bayi dilahirkan, ia
segera berhubungan dengan kedua orang tuanya dan anggota keluarganya yang lain. Sebagai anggota keluarga baru, seorang
anak sangat bergantung pada perlindungan dan bantuan anggota-anggota keluarganya. Proses pewarisan kebudayaan
dimulai dengan proses belajar menyesuaikan diri dan mengikuti perilaku anggota keluarganya, seperti belajar makan, berbicara,
berjalan, dan bergaul dengan anggota keluarga lainnya. Melalui interaksi dalam keluarga, seorang anak belajar untuk mengenal
lingkungan sekitar dan pola-pola interaksi sosial dalam masya- rakat. Selanjutnya, proses pewarisan kebudayaan dalam keluarga
pada masyarakat tradisional dilakukan dengan pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai kemampuan anak
Proses pewarisan kebudayaan dalam keluarga masyarakat tradisional di Indonesia memiliki pola-pola yang berbeda-beda.
Dalam masyarakat suku bangsa di Papua, seorang bayi akan berinteraksi secara erat dengan para wanita selain ibunya setelah
dilahirkan. Hal ini terjadi karena ibunya bekerja sambil mengasuh bayinya di kebun ubi setelah melahirkan. Saat bekerja, sang bayi
digendong di atas punggung ibunya. Pada saat istirahat, sang bayi akan selalu mendapat perhatian dari para wanita lain yang
bekerja di kebun ubi tersebut. Di kalangan masyarakat suku bangsa Dayak Paju di Kalimantan Tengah, proses pewarisan
kebudayaan dalam keluarga dimulai sejak anak-anak mampu berjalan. Setelah mampu berjalan, biasanya seorang anak diasuh
oleh kakak atau sepupunya. Oleh karena itu, sedini mungkin seorang anak diajarkan untuk memikul tanggung jawab serta
pembagian tugas dalam keluarga. Seorang anak yang berumur dua tahun mempunyai kewajiban untuk menjaga adiknya yang
tidur dalam buaian selendang yang digantungkan di tiang rumah. Seorang anak berumur 3 tahun bertugas menggendong adiknya
sambil bermain bersama teman-temannya. Selanjutnya, anak- anak yang berusia 5 tahun lebih diberi tugas mencari kayu,
memikul air, dan menumbuk padi. Seorang anak yang berumur 7 tahun sudah mampu membantu orang tuanya berladang.
Mereka bertugas menanam, menyiangi, dan menjaga tanaman sambil bermain. Proses belajar nilai-nilai budaya dalam keluarga
tersebut akan terus berlanjut saat seseorang beranjak dewasa. Misalnya, dalam berbagai peristiwa siklus hidup dalam keluarga
seperti kelahiran, perkawinan, dan kematian.