5 Mengembangkan Kerangka Kegiatan yang paling penting dalam menulis adalah mengembangkan
kerangka karangan menjadi suatu karangan atau tulisan yang utuh. Mengembangkan atau menguraikan sebuah rancangan karangan berarti menjabarkan uraian suatu
permasalahan sehingga bagian-bagian tersebut menjadi lebih jelas. Dalam kegiatan ini penulis akan dituntut untuk aktif berpikir secara aktif dan kreatif, sehingga hasil
dari menulis akan diketahui dari hasil pengembangan kerangka karangan tersebut. 6 Koreksi dan Revisi
Pada kegiatan ini, penulis meneliti secara menyeluruh hasil tilisan narasi yang telah dibuat. Kegiatan ini mengharuskan penulis agar lebih teliti dalam mengoreksi
naskah yang selesai ditulis. 7 Menulis Naskah
Tahap terakhir dalam menulis narasi adalah menuangkan ide atau gagasan dalam pikiran kita ke dalam tulisan. Kegiatan yang paling penting adalah menulis
naskah yang telah selesai ditulis.
2.2.2.4 Jenis Karangan Narasi
Berdasarkan tujuannya, narasi dapat dibedakan atas narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca
untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Tujuan narasi sugestif adalah untuk memberi
makna atas peristiwa atau kejadian itu sebagai suatu pengalaman Keraf 1987:136- 137.
Narasi ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sebagai sebuah bentuk, narasi ekspositoris
mempersoalkan tahap-tahap kejadian, rangkaian-rangkain perbuatan kepada para pembaca. Runtutan kejadian yang disajikan dimaksudkan untuk menyampaikan
informasi untuk memperluas pengetahuan dan pengertian pembaca. Narasi sugestif bertalian dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan
dalam suatu kejadian atau peristiwa. Tujuan narasi sugestif adalah untuk memberi makna peristiwa atau kejadian, narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal
imajinasi. Keraf juga mengungkapkan perbedaan antara narasi ekspositoris dan narasi
sugestif. Narasi ekspositoris yaitu 1 memperluas pengetahuan, 2 menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian, 3 didasarkan pada penalaran untuk mencapai
kesepakatan rasional, dan 4 bahasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada penggunaan kata-kata denotatif. Sedangkan narasi sugestif yaiatu 1
menyampaikan suatu makna atau amanat yang tersirat, 2 menimbulakan daya khayal, 3 penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna,
sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar, dan 4 bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitikberatkan penggunaan kata-kata konotatif.
Keraf 1987:141 juga mengungkapkan bahwa berdasarkan bentuknya narasi dapat dibedakan atas narasi fiktif dan narasi nonfiktif. Contoh narasi fiktif adalah
roman, novel, cerpen, dan dongeng. Sedangkan contoh narasi nonfiktif adalah sejarah, biografi, dan autobiografi.
Dari beberapa pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan narasi dibedakan atas dua jenis, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris
berusaha menyampaikan informasi pada pembaca agar pengetahuan pembaca bertambah luas dan pembaca mengetahui peristiwa tersebut secara tepat. Narasi
sugestif berisikan perbuatan dan tindakan yang dirangkai dalam suatu kejadian atau peristiwa yang kemudian disusun sedemikian rupa sehingga merangsang daya khayal
pembaca, tentang peristiwa tersebut dan memberikan makna atas kejadian yang disampaikan.
2.2.3 Model Examples Non Examples