Pengertian clay Media Pembelajaran clay

pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Apakah pemimpin sekolah atau yayasan mendukung, bagaimana pengorganisasiannya, dan apakah di sekolah tersebut tersedia satu unit yang disebut pusat sumberr belajar dan; 6 novelty, kebaruan dari media yang anda pilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa. Dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media pembelajaran sangat bergantung kepada tujuan pembelajaran itu sendiri, bahan pembelajaran, kemudahan memperoleh media yang diperlukan serta kemampuan guru dalam menggunakannya dalam proses pembelajaran. Melalui penggunaan media, diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. Selain itu pemilihan media menjadi hal penting yang harus diperhatikan karena suatu media dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan atau menccapai tujuan yang diinginkan.

2.1.11 Media Pembelajaran clay

2.1.11.1 Pengertian clay

Clay dalam arti sesungguhnya adalah tanah liat, namun selain terbuat dari tanah liat, clay juga terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya memiliki sifat seperti clay liatdapat dibentuk. Tanah liat dihasilkan oleh alam, yang berasal dari pelapukan kerak bumi yang sebagian besar tersusun oleh batuan feldspatik , terdiri dari batuan granit dan batuan beku. Kerak bumi terdiri dari unsur unsur seperti silikon, oksigen, dan aluminium. Aktivitas panas bumi membuat pelapukan batuan silika oleh asam karbonat. kemudian membentuk terjadinya tanah liat. Menurut Soemarjadi 1991: 78, tanah Liat merupakan bahan baku pembuatan keramik pada umunnya. Plastisitasnya sifat lunak dan mudah dibentuk cukup baik sehingga tidak banyak memerlukan pengurusan. Jenis dan warnanya cukup banyak yang disebabkan oleh tercampur dengan bahan lain. Tanah liat mempunyai warna: merah, kuning, abu-abu, cokelat, kehitam-hitaman, dan sebagainya. Menurut Clough 1996: 21 In essence, all clay originates as either igneous or metamorphic rock. Which is then broken down by water and ice to from clays with different characteristics. From igneous rock, or granite, we get a very pure clay, e.g. china clay or kaolinite, whilst from combinations of igneous and metamorphic rock we obtain a similar clay, but which has a more complex structure, and which contains more chemical elements. The rock has been broken down by weathering over a long period of time and the clay has remained in that area. Since it has not been contaminated by other materials it remains a white or creamy colour. Secondary clays, however are transported from their place of origin, usually by ice and water, and then deposited elsewhere. This washing away of the decomposed rock allows the clay particles to be ground to a liner size, and when they settle, the coarser particles sink to the bottom, giving a variation in the composition of the clay. Maksud dari pernyataan tersebut yaitu semua clay yang berasal dari batuan metamorfik dan batu granit yang dipecah oleh air dan es untuk membentuk clay dengan karakteristik yang berbeda-beda. Dari batuan granit, kita bisa mendapatkan clay murni. Contohnya China clay atau kaolin. Sedangkan dari kombinasi batuan granit dan metamorfik, kita bisa mendapatkan clay yang mirip, tetapi memiliki struktur yang lebih kompleks dan mengandung banyak elemen kimia. Jenis clay menurut asal usulnya ada 2, yang pertama primary clay dan secondary clay. Primary clay dapat dijumpai di tempat clay itu terbentuk. Batuan asal primary clay terpecah melalui cuaca yang sangat lama dan clay tersebut terbentuk di area itu. Selama clay itu tidak terkontaminasi dengan material yang lain, warna clay itu tetap berwarna putih atau krem. Namun, secondary clays, clay tersebut telah berpindah dari tempat asalnya, biasanya karena es dan air dan mengendap dimana saja. Proses pengendapan ini, membuat clay bercampur dengan material-material lainnya untuk membentuk sebuah bentuk clay yang sangat kompleks dan saat clay itu mengendap partikel-partikel kasar mengendap di bagian bawah yang memberikan sebuah variasi dalam komposisi sebuah clay. Tanah Liat atau tanah lempung memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 tanahnya sulit menyerap air sehingga tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian; 2 tekstur tanahnya cenderung lengket bila dalam keadaan basah dan kuat menyatu antara butiran tanah yang satu dengan lainnya; 3 dalam keadaan kering, butiran tanahnya terpecah-pecah secara halus dan; 4 merupakan bahan baku pembuatan tembikar dan kerajinan tangan lainnya yang dalam pembuatannya harus dibakar dengan suhu di atas 10000 °C. Saat ini tanah liat atau lempung sudah jarang ditemukan. Selain jarangnya tanah liat ini bisa ditemukan, dulu jika kita akan membuat hasil kreasi berbahan tanah liat kita harus rela untuk menyatu dengan pekatnya tanah liat yang kotor. Semakin berkembangnya zaman, sekarang tanah liat dapat digantikan dengan menggunakan bahan lain dengan tekstur liat yang sama. Saat ini, clay dibuat dengan bahan yang mudah didapat dan bersih dari kotoran sehingga aman untuk anak-anak. Menurut Stephani 2011: 2, berkreasi dengan clay mengingatkan kita pada kegiatan bermain dengan lilin mainan. Bedanya lilin mainan sudah mempunyai warna dan tidak bisa mengeras. Sementra clay yang terbuat dari bahan lain atau adonan tepung, roti, bubur kertas bisa kita beri warna dan bisa mengeras. Fisiknya lentur dan halus, membuatnya mudah dibentuk menjadi apa saja. Menurut Clough 1996: 12 Anyone who has ever given clay to young children, be they teachers or parents, we will know how excited and focused children become when they start to handle it. The apparent ease with which it can be worked, changedand formed by even very young children, and their immediate physical involvement shows how important it is as a creative material. Maksud dari pernyataan di atas adalah semua orang tahu, bahwa anak-anak kecil jika diberikan clay, baik oleh guru mereka ataupun orang tuanya, mereka akan tertarik dan fokus untuk membentuk sesuatu yang berbau seni. clay juga mudah diubah dan dibentuk oleh anak, sangat kecil sekalipun.

2.1.11.2 Macam-macam jenis Clay

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS II SD NEGERI 2 BERINGIN RAYA BANDAR LAMPUNG

0 23 43

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALIA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KURUNGAN NYAWA GEDONG TATAAN

5 54 52

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KURUNGAN NYAWA GEDONG TATAAN

0 7 48

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DAN MEDIA GRAFIS SISWA KELAS IV A SD NEGERI 1 TOTOKATON

0 6 66

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR ILUSTRASI TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATERI MENGGAMBAR ILUSTRASI DI SD NEGERI 1 DAGAN PURBALINGGA

12 114 245

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATERI BANGUN RUANG MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 MARIBAYA KARANGANYAR PURBALINGGA

0 7 231

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI POKOK GLOBALISASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KARANGSENTUL PURBALINGGA

1 29 221

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PETA KELAS IV SD NEGERI 2 KARANGPAKEL MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA Peningkatan Hasil Belajar Ips Pada Materi Peta Kelas IV SD Negeri 2 Karangpakel Melalui Penggunaan Alat Peraga Gambar Peta Tahun Ajaran 2012/20

0 1 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PETA KELAS IV SD NEGERI 2 KARANGPAKEL MELALUI PENGGUNAAN ALAT Peningkatan Hasil Belajar Ips Pada Materi Peta Kelas IV SD Negeri 2 Karangpakel Melalui Penggunaan Alat Peraga Gambar Peta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 22

KEEFEKTIFAN MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BOJONG KABUPATEN PURBALINGGA

0 1 70