2.1.4 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut
tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Tujuan siswa merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang
menunjukkan bahwa belajar telah terjadi, Gerlach dan Ely 1980 Rifa’i 2009: 85. Tujuan pembelajaran mengikuti pengklasifikasian hasil belajar menurut
Benyamin S. Bloom 1956 Poerwanti 2008: 1.22, yaitu tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah
kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai.
Ranah psikomotor berkaitan dengan kemampuan fisik, seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan makna dari hasil belajar. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang dialami siswa setelah
mengalami proses pembelajaran di mana hasil pembelajaran itu mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
2.1.5 Performansi Guru
Jabatan guru merupakan jabatan profesional. Seorang guru harus mempunyai kompetensi sebagai dasar dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa yang dimaksud
kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Yang dimaksud
kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak
mulia. Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar nasional kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Sedangkan yang
dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka baik tidaknya performansi guru dapat dilihat dari pelaksanaan atau pengelolaan proses pembelajaran. Performansi
guru dapat dikatakan baik, apabila guru mampu atau mahir dalam teknik mengajar. Misalnya, dalam melaksanakan prinsip-prinsip mengajar, penggunaan
metode pembelajaran, atau penggunaan media pembelajaran. Performansi guru dikatakan kurang baik, apabila guru kurang mampu atau kurang mahir dalam
teknik mengajar.
2.1.6 Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di Sekolah Dasar