plastisin, membutsir model mainan dari bahan tanah liat, menyusunmengkonstruksi dari bahan kertas.
2.1.14 Metode Demonstrasi
Menurut Hardini dan Puspitasari 2012: 27, demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukkan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu. Sedangkan
menurut Tocharman, Soebandi, Goetoeja 2006: 160, demonstarsi adalah kegiatan guruinstruktur memperagakan proses pembuatan suatu benda kerajiinan.
Misalnya cara memahat. Guru memperlihatkan cara memegang pahat, cara membuat pahatan lurus dan lengkung pada kayu, cara finishing, dsb. Murid
memperhatikan. Metode demonstrasi merupakan metode paling sederhana disbanding dengan metode-metode mengajar lainnya. Menurut Hardini dan
Puspitasari 2012: 27, metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Metode demonstrasi adalah metode yang paling pertama digunakan oleh
manusia, yaitu tatkala manusia purba menambah kayu untuk memperbesar nyala api unggun, sementara anak-anak mereka memperhatikan dan menirunya.
Hardini dan Puspitasari 2012: 29 memaparkan beberapa kebaikan- kebaikan dari metode demonstrasi, antara lain: 1 perhatian siswa dapat
dipusatkan, dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati. Perhatian siswa akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses
pemahaman siswa akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian siswa kepada masalah lain; 2 dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam
mengikuti proses belajar; 3 dapat menambah pengalaman siswa; 4 bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan dan; 5 dapat
mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran lebih jelas dan konkret 6 dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena ikut
serta berperan secara langsung. Hardini dan Puspitasari 2012: 29, juga memaparkan beberapa kelemahan-
kelemahan dari metode demonstrasi, yaitu: 1 siswa tidak dapat melihat atau mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan; 2 untuk
mengadakan demonstrasi diperlukan alat-alat khusus, kadang-kadang alat-alat khusus itu sukar didapat; 3 memerlukan waktu yang cukup banyak; 4 apabila
terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efisien; 5 memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya;
6 memerlukan tenaga yang tidak sedikit dan; 7 apabila siswa tidak aktif, maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif.
Menurut Hardini dan Puspitasari 2012: 30, cara-cara mengatasi kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai berikut: 1 tentukan terlebih dahulu hasil
yang ingin dicapai dalam jam pertemuan tersebut; 2 guru mengarahkan demonstrasi sehingga siswa memperoleh pengertian dan gambaran yang benar,
pembentukan sikap, dan kecakapan praktis; 3 pilih dan kumpulkan alat-alat demonstrasi yang akan dilaksanakan; 4 usahakan agar seluruh siswa dapat
mengikuti pelaksanaan demonstrasi itu sehingga memperoleh pengertian dan pemahaman yang sama; 5 berikan pengertian yang jelas tentang landasan teori
yang didemonstrasikan; 6 bahan pelajaran yang didemonstrasikan diusahakan
adalah hal-hal yang bersifat praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari dan; 7 menetapkan langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. Dapat
disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi,
benda, atau cara kerja suatu produkteknologi yang sedang dipelajari. Demonstrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model,
maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan. Dalam proses pembelajaran SBK di Sekolah Dasar, guru memilih menggunakan metode
demonstrasi untuk memperlihatkan proses pembuatan salah satu bentuk relief kepada siswa menggunakan media clay.
2.2 Kajian Empiris
Penelitian yang mendukung dengan pembelajaran berkarya relief melalui penggunaan media clay memang belum ada, namun peneliti menggunakan
penelitian yang berhubungan dengan penggunaan media dalam pembelajaran seni rupa. Penelitian yang membahas tentang penggunaan media dalam seni rupa yaitu:
1 Zaekhirin mahasiswa Universitas Negeri Semarang Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar pada tahun 2012 yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Mengapresiasi Karya Seni Rupa Melalui Penggunaan Media
Pembelajaran Appreciation Card Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kraton 2 Kota Tegal”. Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian
Tindakan Kelas PTK yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Subjek yang diteliti yaitu siswa Kelas IV SD