anak melakukan percobaan, memanipulasi simbol, mengajukan pertanyaan, menjawab, dan membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan teman.
2 Belajar melalui Interaksi Sosial
Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadi interaksi di antara subjek belajar. Piaget percaya bahwa belajar bersama akan
membantu perkembangan kognitif anak. Dengan interaksi sosial, anak akan diperkaya dengan berbagai macam sudut pandang dan alternatif, sehingga
perkembangan kognitif anak akan mengarah ke banyak pandangan. 3
Belajar melalui Pengalaman Sendiri Perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada
pengalaman nyata dari pada bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Jika hanya menggunakan bahasa tanpa pengalaman sendiri, perkembangan kognitif
anak cenderung mengarah ke verbalisme. Dengan demikian, keterkaitan teori belajar Piaget dalam penelitian ini
adalah pendidikan dari konkret ke abstrak dan dari khusus ke umum dimulai dengan memberikan pengalaman-pengalaman nyata pada tahap pengembangan
akan membuat siswa lebih menguasai konsep matematika.
2.1.2 Kemampuan Pemecahan Masalah
Bell 1981: 310 menyatakan bahwa “a situation is a problem for a
person if he or she is aware of this existence, recognized that it requires action, wants or needs to act and does so, and is not immediately able to resolve the
situation,” artinya bahwa masalah adalah suatu situasi menantang yang harus
diselesaikan, tetapi tidak dengan cara yang rutin, yang langsung dapat menemukan solusinya. Menurut Krulik Rudnik 1995: 4,
“a problem is a situation, quantitative or otherwise, that confront an individual or group of
individuals, that requires resolution, and for which the individual sees no apparent or obvious means or path to obtaining a solution.
” Definisi tersebut menjelaskan bahwa masalah adalah situasi yang dihadapi oleh seseorang atau
kelompok yang memerlukan suatu pemecahan, tetapi individu atau kelompok tersebut tidak memiliki cara yang langsung dapat menemukan solusinya.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa masalah adalah suatu situasi menantang yang harus diselesaikan individu atau kelompok. Namun,
individu atau kelompok tersebut tidak mempunyai aturan atau hukum tertentu yang langsung dapat menemukan solusinya. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan
masalah tersebut diperlukan suatu strategi berpikir yang disebut dengan pemecahan masalah.
Menurut Krulik Rudnik 1995: 4, “Problem solving is the means by
which an individual uses previously acquired knowledge, skill, and understanding to satisfy the demands of an unfamiliar situation,
” yang artinya pemecahan masalah merupakan proses dimana individu menggunakan pengetahuan,
keterampilan, dan pemahaman yang telah diperoleh untuk penyelesaian masalah pada situasi yang tidak dikenalnya. Bell 1981: 310 mengemukakan bahwa:
“problem solving should be defined as the resolution of a situation which is regarded as a problem by the person who resolves it,
” yang berarti bahwa