Konsep ketuntasan belajar didasarkan pada konsep pembelajaran tuntas. Pembelajaran tuntas merupakan istilah yang diterjemahkan dari istilah mastery
learning. Nasution 2000: 36 menyebutkan bahwa mastery learning atau belajar tuntas, artinya penguasaan penuh terhadap tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai. Penguasaan penuh ini dapat dicapai apabila siswa mampu menguasai materi tertentu secara menyeluruh yang dibuktikan dengan hasil belajar yang baik
pada materi tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi penguasaan penuh, yaitu: 1 bakat untuk mempelajari sesuatu, 2 mutu pengajaran, 3 kesanggupan
untuk memahami pengajaran, 4 ketekunan, dan 5 waktu yang tersedia untuk belajar. Kelima faktor tersebut perlu diperhatikan guru, ketika melaksanakan
pembelajaran tuntas sehingga siswa dapat mencapai ketuntasan belajar sesuai kriteria yang telah ditetapkan.
Ketuntasan belajar merupakan salah satu muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Standar ketuntasan belajar siswa ditentukan dari hasil
persentase penguasaan siswa pada Kompetensi Dasar dalam suatu materi tertentu. Kriteria ketuntasan belajar setiap Kompetensi Dasar berkisar antara 0-100.
Sekolah dapat menetapkan sendiri kriteria ketuntasan belajar sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing.
Berdasarkan uraian di atas maka pada penelitian ini, untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan akan dilihat dari nilai siswa pada tes
akhir, yaitu tes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa. Ketercapaian tujuan tersebut dilihat dari ketuntasan belajar siswa. Untuk
menentukan ketuntasan belajar siswa didasarkan pada suatu patokan tertentu.
Dalam penelitian ini, ketuntasan belajar klasikal dicapai jika rata-rata hasil belajar mencapai lebih dari sama dengan 80, dan persentase siswa yang tuntas minimal
75 dari jumlah siswa dalam kelas.
2.1.5 Model Pembelajaran Ekspositori
Model pembelajaran ekspositori yang dipakai di kelas adalah strategi yang digunakan oleh guru dalam mendesain pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran, dan penyampaian pembelajaran secara verbalistik serta orientasi pembelajaran terpusat pada guru. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan
langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu sehingga materi pelajaran seakan-akan sudah jadi Depdiknas, 2008:30. Berdasarkan hasil
penelitian di Amerika Serikat, model pembelajaran ekspositori merupakan model pembelajaran yang paling banyak diterapkan guru Suyitno, 2011:44.
Menurut Sanjaya 2007: 185, langkah-langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut.
a. Persiapan Preparation
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam model pembelajaran ekspositori, langkah persiapan merupakan
langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori sangat tergantung pada langkah
persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan, yaitu: 1 berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif, 2 mulailah dengan
mengemukakan tujuan yang harus dicapai, dan 3 bukalah file dalam otak siswa.
b. Penyajian Presentation
Langkah penyajian adalah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan pesiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan guru dalam penyajian ini
adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: 1 pengunaan bahasa, 2 intonasi suara, 3 menjaga kontak mata dengan siswa, dan 4 menggunakan candaan yang
menyegarkan. c.
Korelasi Correlation Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang dimilikinya.
Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya
maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
d. Menyimpulkan Generalization
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti core dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang
sangat penting dalam model pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.