2. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar.
3. Keempat sudutnya sama besar.
4. Keempat sudutnya berupa sudut siku-siku.
5. Diagonal persegi panjang sama panjang.
6. Diagonal-diagonalnya saling membagi dua sama panjang.
2.1.7.2 Persegi
Definisi: persegi adalah segiempat yang semua sisinya sama panjang dan satu sudutnya siku-siku.
Gambar 2.2 Persegi Jika dua sisi berdekatan AB dan AD pada persegi panjang ABCD sama
panjang, maka ABCD merupakan persegi. Karena persegi merupakan kasus khusus dari persegi panjang maka persegi memiliki semua sifat persegi panjang.
Sifat persegi : a.
Sisi sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang A
B C
D Rumus Keliling K dan Luas L persegi panjang dengan panjang
dan lebar adalah sebagai berikut.
b. Diagonal diagonal persegi sama panjang
c. Diagonal-diagonalnya saling membagi dua sama panjang
d. Sudut dalam persegi dibagi oleh diagonal sehingga diagonalnya menjadi
sumbu simetri. e.
Perpotongan diagonal setiap persegi membentuk empat sudut siku-siku
2.1.7.3 Jajargenjang
Definisi: jajargenjang merupakan segiempat yang sisi-sisinya sepasang- sepasang sejajar.
Gambar 2.3 Jajargenjang Segi empat ABCD di samping merupakan jajargenjang karena AD BC
dan DC AB . Jajargenjang ABCD dapat dilambangkan dengan ABCD. Pada jajargenjang ABCD, jika sisi AB dimaksud dengan tinggi jajar genjang adalah
jarak suatu titik pada sisi D ke garis yang memuat sisi AB. Demikian juga sebaliknya, jika AD dianggap sebagai alas, dimaksud dengan tinggi adalah
jarak antara suatu titik pada garis BC ke garis yang memuat sisi AD. Seperti halnya dalam segitiga, tinggi suatu jajar genjang tidak selalu harus dalam posisi
vertikal. Rumus Keliling K dan Luas L Persegi dengan panjang sisi
:
A B
C D
t
Jajargenjang memiliki sifat-sifat: a.
Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang. b.
Sudut-sudut yang berhadapan sama besar. c.
Sudut-sudut yang berdekatan saling berpelurus. d.
Diagonal-diagonalnya saling membagi dua sama panjang.
Adinawan 2009 : 76-107
2.2 Kerangka Berpikir
Dalam proses pembelajaran matematika merupakan suatu masalah tersendiri bagi siswa apabila pada pembelajarannya senantiasa didominasi oleh guru yang
mengakibatkan belum efektifnya proses belajar mengajar di kelas sehingga diperlukan metode yang tepat agar dapat digunakan untuk membantu siswa dalam
menciptakan suasana kelas yang nyaman, kondusif serta meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.
Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Salah satu hasil belajar tersebut dapat dilihat dari aspek kemampuan
pemecahan masalah. Dalam dunia pendidikan, sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan atau soal
matematika yang harus dijawab atau direspon. Namun, tidak semua pertanyaan Rumus Keliling K dan Luas L Jajargenjang dengan sisi yang tidak
sejajar dan , tinggi :
matematika otomatis akan menjadi masalah. Pertanyaan matematika yang akan diberikan pada siswa, dapat dikategorikan menjadi suatu masalah atau soal biasa
tergantung pada termuatnya tantangan dan belum diketahuinya prosedur rutin. Salah satu cara yang ditempuh oleh guru untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa yaitu dengan pembelajaran matematika yang mengacu pada Missouri Mathematics Project MMP. Pada pembelajaran matematika yang
mengacu pada Missouri Mathematics Project siswa diperkenalkan dengan benda- benda manipulatif sehingga siswa tidak akan merasa jenuh dalam belajar
matematika. Siswa yang sudah memahami konsep matematika melalui benda- benda manipulatif tentu tidak akan kesulitan dalam memecahkan soal-soal
matematika. Seorang guru tentunya harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat
bagi siswa. Dalam memilih model pembelajaran guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa agar penggunaan model pembelajaran dapat
diterapkan secara efektif dan dapat menunjang keberhasilan siswa. Missouri Mathematics Project MMP merupakan model pembelajaran yang diterapkan di
sekolah khusus Missouri. Unsur-unsur dalam pembelajaran Missouri Mathematics Project ada dua yaitu belajar kooperatif dan kemandirian siswa. Dalam belajar
kooperatif, keberhasilan dalam memecahkan masalah tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok. Adanya partisipasi dan komunikasi melatih siswa untuk
dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dan diperlukan adanya tanggung jawab perseorangan karena keberhasilan
kelompok sangat bergantung dari masing-masing anggota kelompoknya.