Tingkat Kesukaran Analisis Perangkat Tes

siswa dapat mengerjakan dengan benar adalah tidak baik. Demikian juga soal yang terlalu sukar, yaitu semua siswa tidak dapat mengerjakan soal dengan benar, juga merupakan soal yang tidak baik. Hal ini disebabkan karena soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk memecahkannya. Sedangkan soal yang terlalu sukar menyebabkan siswa putus asa serta menjadi tidak semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Berdasarkan perhitungan taraf kesukaran soal, didapatkan 7 soal dengan kriteria sedang yaitu soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8; serta 2 soal dengan kriteria sukar yaitu soal nomor 3 dan 9. Soal dengan taraf kesukaran sedang sebaiknya dipakai dan soal dengan taraf kesukaran sukar sebaiknya diperbaiki. Contoh perhitungan tingkat kesukaran pada Lampiran 25.

3.6.3.4 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Interval daya pembeda terletak antara -1,00 sampai dengan 1,00. Cara menentukan daya pembeda adalah seluruh perangkat tes diurutkan menurut besarnya skor total yang diperoleh, mulai dari skor yang tertinggi. Kelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas yaitu kelompok dengan skor tinggi dan kelompok bawah yaitu kelompok dengan skor rendah. Pada butir tertentu jika kelompok atas dapat menjawab semuanya dengan benar dan kelompok bawah menjawab salah semuanya maka butir soal tersebut mempunyai daya pembeda paling besar 1,00. Sebaliknya jika kelompok atas semua menjawab salah dan kelompok bawah semua menjawab benar, maka soal tersebut tidak mampu menbedakan sama sekali sehingga daya pembedanya paling rendah -1,00 Arikunto, 2007:213 . Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal bentuk uraian adalah sebagai berikut. soal maksimum Skor soal maksimum Skor B A B B A A P P J B J B D     Keterangan: J : Jumlah peserta J A : banyaknya peserta kelompok atas J B : banyaknya peserta kelompok bawah B A : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar P A : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar P B : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar Klasifikasi daya pembeda d 0,00 – 0,20 jelek 0,21 – 0,40 cukup 0,41 – 0,70 baik 0,71 – 1,00 baik sekali Arikunto, 2007:218 Untuk daya pembeda yang nilainya negatif semuanya tidak baik, semua butir yang mempunyai d negatif sebaiknya dibuang saja. Tetapi ada juga ahli yang mengatakan bahwa daya pembeda yang baik minimal 0,30.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

101 585 415

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERNUANSA ETNOMATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PESERTA DIDIK

3 24 356

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

0 6 256

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN METODE IMPROVE DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

2 14 285

KEEFEKTIFAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENILAIAN SERUPA PISA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS VII SMP MATERI SEGIEMPAT

1 13 331

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBASIS GALLERY WALK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT SISWA KELAS VII

2 77 435

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI POKOK SEGIEMPAT PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 12 MAGELANG.

0 0 1

Keefektifan Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD Berbantuan LKS Penemuan Terbimbing Dengan LKS Penemuan Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Sub Pokok Materi Segiempat Peserta Didik Kelas VII Semester Genap SMP N 13 Kota Semarang.

0 0 1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP N 1 TAWANGMANGU.

0 0 45