empat langkah pemecahan masalah, yaitu: 1 memahami masalah, 2 membuat rencana pemecahan masalah, 3 melaksanakan rencana, 4 memeriksa kembali
jawaban. Soal-soal pemecahan masalah adalah soal-soal yang tidak rutinsering diberikan terkait dengan materi segiempat dan untuk menyelesaikan soal tersebut
siswa harus mampu menguasai konsep dan mengembangkannya sebagai kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal soal pemecahan masalah sesuai langkah pemecahan masalah yang
dikemukakan oleh Polya.
1.5.3 Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project
Missouri Mathematics Project adalah suatu model pembelajaran matematika yang diterapkan di Missouri, suatu negara bagian Amerika Serikat
dibawah Departemen Missouri Pendidikan Dasar dan Menengah. Convey dalam Krismanto 2003:11 mengemukakan langkah umum sintaks dalam model
Missouri Mathematics Project, yaitu: 1 pendahuluan atau review, 2 pengembangan, 3 latihan terkontrol, 4 seat work kerja mandiri, dan 5
penugasan atau PR. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan suatu pembelajaran matematika yang mengacu pada sintaks Missouri Mathematics Project yang
dikemukakan oleh Convey pada kelas eksperimen.
1.5.4 Ketuntasan belajar
Ketuntasan belajar merupakan salah satu muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Menurut Departemen Pendidikan Nasional 2009,
ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapaian kompetensi setelah siswa
mengikuti kegiatan pembelajaran. Kriteria ketuntasan belajar ideal adalah 75. Akan tetapi, sekolah dapat menetapkan sendiri kriteria ketuntasan belajar sesuai
dengan situasi dan kondisi masing-masing. Dalam penelitian ini, seorang siswa dikatakan tuntas belajar ketuntasan individual apabila memperoleh skor minimal
80 dan disebut tuntas belajar klasikal ketuntasan klasikal apabila paling sedikit 75 dari jumlah siswa di kelas tersebut tuntas belajar.
1.5.5 Model Pembelajaran Ekspositori
Model pembelajaran ekspositori yang dipakai di kelas adalah strategi yang digunakan oleh guru dalam mendesain pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran, dan penyampaian pembelajaran secara verbalistik serta orientasi pembelajaran terpusat pada guru. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan
langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu sehingga materi pelajaran seakan-akan sudah jadi Depdiknas, 2008:30. Menurut Sanjaya
2007:185, langkah-langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran ekspositori, yaitu: 1 persiapan preparation, 2 penyajian presentation, 3 korelasi
correlation, 4
menyimpulkan generalization,
5 mengaplikasikan
application. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan suatu pembelajaran matematika yang mengacu pada sintaks model pembelajaran ekspositori yang
dikemukakan oleh Sanjaya pada kelas kontrol.
1.5.6 Aktivitas Belajar Siswa
Dalam pembelajaran sangat diperlukan adanya suatu aktivitas yang mampu merangsang semua potensi siswa untuk berkembang secara optimal. Paul D.
Dierich sebagaimana dikutip Hamalik 2012:90 membagi aktivitas belajar