menbedakan  sama  sekali  sehingga  daya  pembedanya  paling  rendah  -1,00 Arikunto, 2007:213 .
Rumus  yang  digunakan  untuk  menghitung  daya  pembeda  soal  bentuk uraian adalah sebagai berikut.
soal maksimum
Skor soal
maksimum Skor
B A
B B
A A
P P
J B
J B
D 
 
Keterangan: J
: Jumlah peserta J
A
: banyaknya peserta kelompok atas J
B
: banyaknya peserta kelompok bawah B
A
: banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B
B
: banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar P
A
: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar P
B
: proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar Klasifikasi daya pembeda d
0,00 – 0,20      jelek
0,21 – 0,40      cukup
0,41 – 0,70  baik
0,71 – 1,00  baik sekali                               Arikunto, 2007:218
Untuk  daya  pembeda  yang  nilainya  negatif  semuanya  tidak  baik,  semua butir yang mempunyai d negatif sebaiknya dibuang saja. Tetapi ada juga ahli yang
mengatakan bahwa daya pembeda yang baik minimal 0,30.
Berdasarkan  perhitungan  daya  beda  soal,  didapatkan  7  soal  dengan klasifikasi cukup yaitu soal nomor 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9; serta 2 soal dengan klasifikasi
jelek  yaitu  soal  nomor  2  dan  3.  Soal  dengan  klasifikasi  daya  pembeda  jelek sebaiknya dibuang. Contoh perhitungan daya pembeda pada Lampiran 26.
3.7 Analisis Data
3.7.1 Analisis Data Awal
3.7.1.1 Uji Normalitas
Uji  normalitas  digunakan  untuk  mengetahui  apakah  suatu  data  populasi berdistribusi  normal  atau  tidak.  Dalam  penelitian  ini,  pengujian  normalitas  data
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji ini membandingkan serangkaian data pada sampel dengan distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar
deviasi  yang  sama.  Tes  ini  mencakup  perhitungan  distribusi  frekuensi  kumulatif yang  terjadi  di  bawah  distribusi  teoretisnya  dan  membandingkannya  dengan
distribusi frekuensi kumulatif hasil observasi Siegel, 1994:59. Siegel  1994:63  mengemukakan  bahwa  uji  Kolmogorov-Smirnov
memiliki beberapa keunggulan, antara lain sebagai berikut. 1
tidak memerlukan data yang terkelompokkan; 2
dapat digunakan untuk sampel berukuran kecil; 3
lebih fleksibel jika dibandingkan dengan uji yang lain. Hipotesis yang diujikan adalah:
: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal; : data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut. 1
Menetapkan ,  yaitu  distribusi  kumulatif  teoretis  yang  diharapkan  di
bawah ;
2 Mengatur  skor-skor  yang  diobservasi  ke  dalam  suatu  distribusi  kumulatif
dengan  memasangkan  setiap  interval dengan  interval
yang sebanding.
adalah distribusi frekuensi kumulatif data yang diobservasi dari  suatu  sampel  random  dengan  N  observasi.  Dengan
adalah sembarang skor yang mungkin.
, dimana k = banyaknya observasi yang sama atau kurang dari X.
3 Untuk  tiap-tiap  jenjang,  dihitung
.  Di  bawah ,  diharapkan
bahwa  untuk  setiap  harga harus  jelas  mendekati
.  Artinya, dibawah
diharapkan selisih antara dan
kecil dan berada pada batas-batas kesalahan random;
4 Menghitung D deviasi dengan rumus
; 5
Melihat  tabel  E  untuk  menemukan  kemungkinan  dua  sisi  yang  dikaitkan dengan munculnya harga-harga sebesar harga D observasi di bawah
. Jika
,  dimana adalah  peserta  tes,  maka
ditolak  Siegel, 1994: 59-63.
Dalam  penelitian  ini,  pengujian  normalitas  data  menggunakan  uji Klomogorov-Smirnov  dengan  alat  bantu  SPSS  16.0.  Kriteria  pengujian  hipotesis
adalah H diterima apabila signifikansi   0,05,  artinya data berasal  dari populasi
normal Sukestiyarno, 2010:39.