Reliabilitas Analisis Perangkat Tes

Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan Product Moment dengan taraf signifikan 5. Jika maka item tes yang diuji cobakan dapat dikatakan reliabel. Dari hasil analisis reliabilitas soal uji coba diperoleh hasil bahwa nilai r 11 sebesar 0,768 dan r tabel sebesar 0,423. Karena , maka dapat disimpulkan bahwa tes bersifat reliabel. Contoh perhitungan reliabilitas pada Lampiran 24.

3.6.3.3 Tingkat Kesukaran

Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui soal tersebut mudah, sedang atau sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Rumus yang digunakan untuk tipe soal uraian adalah sebagai berikut. tes mengikuti yang didik peserta jumlah soal suatu pada tes peserta siswa skor Jumlah  mean ditetapkan yang maksimum skor mean Kesukaran Tingkat TK  Klasifikasi taraf kesukaran adalah sebagai berikut. soal sukar soal sedang soal mudah Arikunto, 2007: 208 Makin tinggi indeks tingkat kesukaran maka makin mudah soal tersebut dan sebaliknya. Suatu soal dikatakan baik apabila soal tersebut tidak terlalu sukar atau terlalu mudah. Soal yang terlalu mudah yaitu ketika semua siswa dapat mengerjakan dengan benar adalah tidak baik. Demikian juga soal yang terlalu sukar, yaitu semua siswa tidak dapat mengerjakan soal dengan benar, juga merupakan soal yang tidak baik. Hal ini disebabkan karena soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk memecahkannya. Sedangkan soal yang terlalu sukar menyebabkan siswa putus asa serta menjadi tidak semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Berdasarkan perhitungan taraf kesukaran soal, didapatkan 7 soal dengan kriteria sedang yaitu soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8; serta 2 soal dengan kriteria sukar yaitu soal nomor 3 dan 9. Soal dengan taraf kesukaran sedang sebaiknya dipakai dan soal dengan taraf kesukaran sukar sebaiknya diperbaiki. Contoh perhitungan tingkat kesukaran pada Lampiran 25.

3.6.3.4 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Interval daya pembeda terletak antara -1,00 sampai dengan 1,00. Cara menentukan daya pembeda adalah seluruh perangkat tes diurutkan menurut besarnya skor total yang diperoleh, mulai dari skor yang tertinggi. Kelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas yaitu kelompok dengan skor tinggi dan kelompok bawah yaitu kelompok dengan skor rendah. Pada butir tertentu jika kelompok atas dapat menjawab semuanya dengan benar dan kelompok bawah menjawab salah semuanya maka butir soal tersebut mempunyai daya pembeda paling besar 1,00. Sebaliknya jika kelompok atas semua menjawab salah dan kelompok bawah semua menjawab benar, maka soal tersebut tidak mampu

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

101 585 415

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERNUANSA ETNOMATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PESERTA DIDIK

3 24 356

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

0 6 256

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN METODE IMPROVE DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

2 14 285

KEEFEKTIFAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENILAIAN SERUPA PISA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS VII SMP MATERI SEGIEMPAT

1 13 331

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBASIS GALLERY WALK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT SISWA KELAS VII

2 77 435

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI POKOK SEGIEMPAT PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 12 MAGELANG.

0 0 1

Keefektifan Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD Berbantuan LKS Penemuan Terbimbing Dengan LKS Penemuan Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Sub Pokok Materi Segiempat Peserta Didik Kelas VII Semester Genap SMP N 13 Kota Semarang.

0 0 1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP N 1 TAWANGMANGU.

0 0 45