Analisis Sebaran Suhu Permukaan di Selatan Jawa

73 daerah pantai sebaran suhu permukaan laut cenderung bervariasi berdasarkan orientasi zonal timur-barat. Suhu permukaan laut pada musim timur hingga peralihan ke-2 Juni-November di sajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Kisaran suhu dan suhu dominan permukaan laut pada musim timur dan peralihan ke-2 Juni 2005 - November 2010 No Bulan Kisaran Suhu C Suhu Dominan C 1 Juni 25.61-28.70 26.75-27.25 2 Juli 24.05-27.90 25.75-26.50 3 Agustus 23.42-27.66 25.00-25.75 4 September 23.65-27.76 26.00-26.50 5 Oktober 24.24-28.33 27.00-27.50 6 November 26.18-29.02 27.50-28.25 Sumber:Hasil analisis dari data NOAA. Dari Tabel 6, diperoleh gambaran bahwa sebaran suhu permukaan laut pada musim timur hingga peralihan ke-2, berkisar antara 25.84 C-29.58 C. Suhu permukaan laut tersebut menurun pada bulan Juni dan mencapai suhu terendah pada bulan Agustus. Pada bulan September hingga November suhu permukaan laut mulai meningkat kembali dengan nilai yang lebih rendah bila dibandingkan nilai suhu permukaan laut pada musim barat. Seperti halnya musim barat, pada musim timur terdapat kecenderungan suhu permukaan laut yang semakin rendah ke arah pantai. Berdasarkan orientasi zonal, suhu pada bagian timur selatan Bali cenderung lebih tinggi dibandingkan daerah barat selatan Jawa. Gambaran perubahan sebaran spasial dari suhu permukaan laut rataan bulanan pada musim timur hingga peralihan ke-2 disajikan pada Gambar 10. Rendahnya suhu permukaan laut pada musim timur terkait dengan proses upwelling di sepanjang perairan selatan Jawa yang diantaranya dibangkitkan oleh pergerakan angin muson tenggara. Upwelling dicirikan oleh penaikan massa air lapisan bawah yang lebih dingin dan kaya nutrien ke lapisan atas perairan. Pada seluruh bulan di musim timur suhu terendah terdapat di pantai Jawa Timur hingga Bali yang diduga sebagai penyebab wilayah perairan tersebut merupakan fishing ground yang paling potensial di selatan Jawa. Gambar 9 Rataan sebaran suhu permukaan laut bulanan C pada musim barat periode Desember 2005-Mei 2010; a Desember, b Januari, c Feruari, d Maret, e April, dan f Mei. Sumber: Hasil analisis dari data sebaran suhu permukaan laut Januari 2005-Desember 2010 yang diperoleh melalui citra Aqua Modis level 3 dari situs: http www.oceancolor.gsfc.nasa.govcgil3?per=Day. a b c d f e 73 Gambar 10 Rataan sebaran suhu permukaan laut bulanan C pada musim timur periode Juni 2005-November 2010; a Juni, b Juli, c Agustus, d September, e Oktober, dan f November. Sumber: Hasil analisis dari data sebaran suhu permukaan laut Januari 2005- Desember 2010 yang diperoleh melalui citra Aqua Modis level 3 dari situs: http www.oceancolor.gsfc.nasa.govcgil3?per=Day. 75 a b c d e f 76

4.1.2.3 Analisis Sebaran Klorofil-a

Konsentrasi klorofil-a di perairan selatan Jawa sebarannya tersaji pada Tabel 7. Sedangkan secara visual untuk konsentrasi klorofil-a dapat dilihat pada Gambar 11 dan 12. Tabel 7 Sebaran Konsentrasi Klorofil-a di Selatan Jawa 2005-Desember 2010 Bulan Musim Barat-Peralihan 1 Bulan Musim Timur-Peralihan2 Minimum mgl Maksimum mgl Minimum mgl Maksimum mgl Desember 0.07 1.99 Juni 0.14 4.84 Januari 0.08 1.41 Juli 0.15 5.28 Februari 0.07 1.18 Agustus 0.15 5.96 Maret 0.07 1.39 September 0.15 5.22 April 0.08 2.09 Oktober 0.11 5.24 Mei 0.10 3.38 November 0.09 2.77 Rataan 0.08 1.91 Rataan 0.13 4.88 Sumber:Hasil analisis dari data NOAA. Pada musim barat hingga peralihan ke-1 Desember-Mei, pada Gambar 11 a-f, konsentrasi klorofil-a di perairan selatan Jawa berkisar antara 0.07 mgl - 3.38 mgl. Konsentrasinya pada bulan Desember dan Mei relatif tinggi dibandingkan bulan lainnya. Kisaran konsentrasi klorofil-a bulan Desember dan Januari berturut-turut adalah 0.07 mgl-1.98 mgl dan 0.08 mgl-1.41 mgl. Konsentrasi klorofil-a terendah terjadi pada bulan Februari, dimana konsentrasi klorofil-a hanya sekitar 0.07 mgl-1.18 mgl. Konsentrasi klorofil pada bulan Maret dan April adalah 0.07 mgl-1.39 mgl dan 0.08 mgl-2.09 mgl. Rendahnya konsentrasi klorofil-a pada bulan Februari-April, selain karena sedang berlangsungnya periode downwelling, kemungkinan disebabkan lemahnya tiupan angin sehingga massa air tidak banyak bergerak dan tidak terjadi penambahan konsentrasi klorofil-a yang dibawa oleh pergerakan massa air. Konsentrasi klorofil-a akan terus menurun karena dimanfaatkan dalam proses produktifitas primer di perairan. Pada bulan Mei, konsentrasi klorofil-a mulai meningkat dengan kisaran 0.10 mgl-3.38 mgl. Peningkatan ini akibat menguatnya angin muson tenggara sebagai tanda mulainya musim timur. Rataan sebaran konsentrasi klorofil-a mgl pada musim timur periode Juni 2005-November 2010 disajikan pada Gambar 12 a-f. Secara berturut-turut konsentrasi klorofil-a bulan Juni dan Juli adalah 0.13 mgl-4.84 mgl dan 0.16 77 mgl-5.28 mgl. Konsentrasi klorofil-a tertinggi pada bulan Agustus dengan kisaran 0.15 mgl-5.96 mgl. Kisaran konsentrasi klorofil-a bulan September dan Oktober mulai menurun dengan konsentrasi masing-masing 0.14 mgl-5.22 mgl dan 0.11 mgl-5.23 mgl. Konsentrasi klorofil-a terendah terjadi pada bulan November yaitu sekitar 0.09 mgl - 2.77 mgl . Konsentrasi klorofil-a pada musim timur lebih tinggi dibandingkan musim barat yang diduga disebabkan proses upwelling yang menaikkan massa air lapisan bawah yang kaya nutrien dengan konsentrasi tertinggi secara konsisten terjadi di daerah perairan selatan Jawa Timur. Pada bulan Agustus konsentrasi klorofil-a menyebar hingga batas terluar ZEEI yaitu pada koordinat 113 ° 00 - 115 ° 00 BT dan 9 ° 00 - 12 ° 00 LS yang merupakan wilayah tangkapan Madidihang oleh nelayan Sendang Biru. Konsentrasi klorofil-a di perairan selatan Jawa pada musim timur hingga peralihan ke-2 Juni-November berkisar antara 0.09 mgl-5.96 mgl. Konsentrasi klorofil-a pada Juni dan Juli mulai meningkat secara signifikan seiring menguatnya angin muson tenggara yang menyebabkan terjadinya upwelling di sepanjang selatan Jawa. Secara meridional proses upwelling di laut lepas Selatan Jawa Timur diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor selain faktor angin muson tenggara. Menurut Tubalawony 2008, anomali tinggi permukaan air laut ATPL Samudera Hindia pada bulan Agustus umumnya lebih rendah dari permukaan laut dengan kisaran -7.5 hingga -15.6 cm yang mengindikasikan adanya pergerakan massa air menjauhi pantai, dimana Gaol 2003 menjelaskan bahwa ATPL cenderung lebih rendah pada musim timur dibandingkan pada musim barat. Lebih lanjut Tubalawony 2008 menjelaskan bahwa selama musim timur nilai gradient transpor Ekman komponen sejajar garis pantai menuju laut lepas meningkat dari bulan Juni hingga Agustus yang menggambarkan bahwa upwelling selama musim timur kemungkinan dipicu oleh lebih besarnya nilai gradient tersebut yang menyebabkan permukaan air di pantai lebih tinggi dan tekanan yang lebih besar daripada di laut lepas sehingga memicu upwelling mulai dari pantai ke arah laut lepas hingga 10 LS. Hal ini sesuai dengan pernyataan Purba 1995 bahwa upwelling yang terjadi di selatan Jawa Timur berada pada radius sekitar 40 km dari garis pantai, atau sekitar 25 km ke arah laut lepas.