Analisis Tren Biomas Rumpon Fish Aggregating Device dan Kondisi Hydro-oseanografi di
83
namun menurun pada tahun 2010. Dengan demikian, nilai CPUE tahunan terjadi fluktuasi. Menurut Bertrand et al. 2002, penggunaan CPUE untuk
menilai kelimpahan ikan tuna tidak baik untuk digunakan, karena belum mencerminkan keberadaan ikan sesungguhnya. Produksi ikan yang tertangkap,
sangat tergantung kepada presisi alat tangkap yang digunakan, ukuran atau panjang line, kemungkinan besar line tersebut tidak menjangkau sampai
kedalaman dimana habitat ikan tersebut berada. Pendapat Bertrand et al. 2002, tersebut bisa terjadi pada hasil tangkapan di Sendang Biru, selain
keterbatasan alat tangkap hand line, berdasarkan hasil wawancara dari nelayan responden, terungkap bahwa penurunan produksi tangkap terjadi pada tahun
2006 hingga tahun 2007, pada saat harga BBM meningkat tajam. Berdasaran kondisi tersebut, maka ikan target diarahkan kepada ikan yang berukuran besar
yang memiliki nilai jual tinggi, sehingga walaupun produksinya kecil namun memperoleh pendapatan yang tinggi. Sedangkan penurunan yang terjadi pada
tahun 2010, selain karena dilakukan penangkapan yang selektif, juga disebabkan rumpon yang dimiliki nelayan sekoci sudah kosong ikannya karena
dijarah oleh nelayan Pekalongan dan Muara Angke dan baru setelah 2-3 bulan kemudian populasi ikan kembali normal.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka peningkatan upaya tangkap masih bisa dilakukan, selama ada pengawasan dan perlindungan terhadap keberadaan
rumpon nelayan sekoci PPP Pondokdadap Sendang Biru dari gangguan nelayan Benoa, Pekalongan dan Muara angke. Apabila dibiarkan, maka tidak
menutup kemungkinan
CPUE semakin
menurun tajam,
sehingga keberlanjutannya tidak akan terjamin.