Analisis Sebaran Menegak Dissolved Oxygen DO

81 Tabel 8 Sebaran menegak DO bulanan mg l tahun 2009 di selatan Jawa pada transek I,II dan III Bulan 10°.22 ’ LS,114°.54᾽BT 10°.22 ’ LS,112°.45᾽BT 10°.22 ’ LS,111°.94᾽BT dept m Range m dept Range dept Range m Mixed layer Desember 0-29 4.36-4.50 0-29 4.29-4.44 0-29 4.17-4.51 Januari 0-29 4.29-4.45 0-29 4.26-4.41 0-29 4.24-4.43 Februari 0-49 4.37-4-49 0-49 4.38-4.49 0-49 4.43-4.50 Maret 0-49 4.13-4.20 0-49 4.07-4.12 0-49 4.04-4.13 April 0-29 4.14-450 0-29 4.16-4.48 0-29 4.28-4.42 Mei 0-49 4.33-4.39 0-49 4.34-4.40 0-49 4.27-4.46 Juni 0-49 4.02-4.39 0-49 4.13-4.40 0-49 4.34-4.46 Juli 0-49 3.70-4.51 0-49 3.68-4.50 0-49 3.90-4.53 Agustus 0-49 3.84-4.57 0-49 3.74-5.54 0-49 3.77-4.54 September 0-49 4.47-4.69 0-49 4.46-4.69 0-49 4.41-4.72 Oktober 0-29 3.82-4.56 0-29 3.88-4.58 0-29 3.99-4.60 November 0-29 4.41-4.47 0-29 4.48-4.51 0-29 4.54-4.56 thermocline Desember 30-199 2.40-4.39 30-199 2.34-4.29 30-199 2.29-4.17 Januari 30-149 2.72-4.29 30-199 2.60-4.26 30-149 2.72-4.24 Februari 50-149 2.89-4.37 50-199 2.56-4.38 50-149 2.94-4.43 Maret 50-199 2.38-4.37 50-199 2.38-4.38 50-199 2.39-4.43 April 30-199 2.90-4.27 30-199 2.83-4.31 30-199 2.62-4.37 Mei 50-199 2.65-4.33 50-199 2.56-4.34 50-199 2.36-4.27 Juni 50-199 2.68-4.02 50-199 2.60-4.13 50-199 2.44-4.34 Juli 50-199 2.31-3.70 50-199 2.33-3.68 50-199 2.51-3.90 Agustus 50-199 2.59-3.84 50-199 2.55-3.74 50-199 2.47-3.77 September 50-199 2.52-4.47 50-199 2.50-4.46 50-199 2.50-4.41 Oktober 30-199 2.37-3.82 30-199 2.37-3.88 30-199 2.38-3.99 November 30-199 2.50-4.43 30-199 2.44-4.48 30-199 2.34-4.54 Dept layer Desember 200-1600 1.90-4.39 200-1600 1.91-4.29 200-1600 1.89-4.17 Januari 150-1600 2.02-2.76 200-1600 1.99-2.75 200-1600 1.95-2.72 Februari 150-1600 1.98-2.89 200-1600 1.98-2.89 200-1600 1.96-2.94 Maret 200-1600 1.73-2.67 200-1600 1.74-2.66 200-1600 1.73-2.59 April 200-1600 1.27-2.90 200-1600 1.38-2.83 200-1600 1.51-2.64 Mei 200-1600 1.75-2.71 200-1600 1.73-2.72 200-1600 1.68-2.69 Juni 200-1600 1.80-2.68 200-1600 1.81-2.63 200-1600 1.83-2.82 Juli 200-1600 1.91-2.85 200-1600 11.90-2.77 200-1600 1.94-2.61 Agustus 200-1600 2.01-2.74 200-1600 1.99-2.72 200-1600 1.95-2.66 September 200-1600 1.71-2.81 200-1600 1.79-2.79 200-1600 1.88-2.75 Oktober 200-1600 1.92-2.62 200-1600 1.91-2.64 200-1600 1.88-2.63 November 200-1600 1.69-2.56 200-1600 1.73-257 200-1600 1.77-2.63 Sumber: Hasil analisis dari data NOAA. Dari Tabel 8 diperoleh gambaran bahwa konsentrasi DO pada lapisan campuran dengan kedalaman 0-29, yang terjadi pada bulan Oktober hingga Februari berkisar antara 3.82-4.60 mgl, sedangkan pada akhir peralihan ke-1 hingga akhir musim timur, di lapisan campuran 0-49 memiliki kisaran konsentrasi yang hampir sama pada musim lainnya, yaitu 3.77-4.69 mgl. Pada lapisan termoklin diperoleh hasil bahwa konsentrasi DO pada lapisan termoklin pada musim barat hingga peralihan ke-1 Desember-Mei dengan kedalaman 0-29, yang terjadi pada bulan Oktober hingga Februari berkisar antara 3.82-4.60 mgl, sedangkan pada akhir peralihan ke-1 hingga akhir musim timur, di lapisan campuran 0-49 memiliki kisaran konsentrasi yang hampir sama pada musim lainnya, yaitu 3.77-4.69 mgl. Sedangkan dari 82 lapisan termoklin hingga kedalaman 1 600 m, konsentrasi DO di fishing ground , perlahan menurun secara gradual dari 4.39 mgl pada kedalaman 200 m, 1.77 mgl pada kedalaman 1 600 m.

4.1.3 Analisis Tren Biomas

Kegiatan penangkapan Madidihang oleh nelayan sekoci di rumpon dilakukan sepanjang tahun. Produksi tahunan berdasarkan ukuran berat dan CPUE disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Total produksi, ukuran dan CPUE tuna tahun 2003-2010 Tahun Trip Ukuran Total CPUE 1-2 kg 2-9 kg 10-20 kg 20 kg 2003 67 4 080 26 777 1 392 3 229 35 478 530 2004 139 4 665 57 335 9 159 5 088 76 247 549 2005 233 5 945 100 878 10 234 2 467 143 524 616 2006 360 20 428 76 415 22 658 42 587 162 088 450 2007 389 3 223 69 421 23 486 66 521 162 651 418 2008 414 3 000 152 088 17 371 56 719 229 178 554 2009 420 3 518 88 670 97 873 66 373 256 434 611 2010 354 2 365 59 535 23 677 65 353 150 930 426 Total 2 376 47 224 631 119 205 850 332 337 1 216 530 4 153 Sumber: Hasil analisis. Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa produksi total ikan tuna dari tahun 2003 hingga 2009 mengalami kenaikan, sedangkan pada tahun 2010 terjadi penurunan. Namun demikian, untuk memprediksi kelimpahan Madidihang di fishing ground maka dipergunakan CPUE Gambar 14. Gambar 14 CPUE Madidihang hasil tangkapan tahun 2003-2010. Dari Gambar 14 diperoleh gambaran bahwa dari tahun 2003 hingga tahun 2005 nilai CPUE mengalami kenaikan, kemudian menurun sampai pada tahun 2007. Dari tahun 2007 hingga tahun 2009 terjadi kenaikan kembali, 83 namun menurun pada tahun 2010. Dengan demikian, nilai CPUE tahunan terjadi fluktuasi. Menurut Bertrand et al. 2002, penggunaan CPUE untuk menilai kelimpahan ikan tuna tidak baik untuk digunakan, karena belum mencerminkan keberadaan ikan sesungguhnya. Produksi ikan yang tertangkap, sangat tergantung kepada presisi alat tangkap yang digunakan, ukuran atau panjang line, kemungkinan besar line tersebut tidak menjangkau sampai kedalaman dimana habitat ikan tersebut berada. Pendapat Bertrand et al. 2002, tersebut bisa terjadi pada hasil tangkapan di Sendang Biru, selain keterbatasan alat tangkap hand line, berdasarkan hasil wawancara dari nelayan responden, terungkap bahwa penurunan produksi tangkap terjadi pada tahun 2006 hingga tahun 2007, pada saat harga BBM meningkat tajam. Berdasaran kondisi tersebut, maka ikan target diarahkan kepada ikan yang berukuran besar yang memiliki nilai jual tinggi, sehingga walaupun produksinya kecil namun memperoleh pendapatan yang tinggi. Sedangkan penurunan yang terjadi pada tahun 2010, selain karena dilakukan penangkapan yang selektif, juga disebabkan rumpon yang dimiliki nelayan sekoci sudah kosong ikannya karena dijarah oleh nelayan Pekalongan dan Muara Angke dan baru setelah 2-3 bulan kemudian populasi ikan kembali normal. Berdasarkan fenomena tersebut, maka peningkatan upaya tangkap masih bisa dilakukan, selama ada pengawasan dan perlindungan terhadap keberadaan rumpon nelayan sekoci PPP Pondokdadap Sendang Biru dari gangguan nelayan Benoa, Pekalongan dan Muara angke. Apabila dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan CPUE semakin menurun tajam, sehingga keberlanjutannya tidak akan terjamin.

4.1.4 Analisis Deret Waktu

Analisis deret waktu dengan metode FFT dan wavelet digunakan untuk melihat periode fluktuasi, pola temporal dan nilai puncak dari densitas energi dari suhu permukaan laut, klorofil-a dan CPUE. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum periode fluktuasi suhu permukaan laut, klorofil-a dan CPUE menunjukan periode dengan variabilitas periode signifikan serta variabilitas tahunan yang sama Gambar 15.