Sebagaimana terlihat pada Tabel 10, mayoritas rumahtangga miskin di Kampung Tangkil, baik pada RMKL maupun RMKP tergolong kelompok umur
produktif. Khusus di kalangan RMKL, sebaran ARTL dan ARTP menunjukkan kecenderungan yang sama, yakni persentase tertinggi dijumpai pada kelompok
umur produktif dan yang terendah pada kelompok umur di atas 55 tahun. Adapun di kalangan RMKP diketahui bahwa kecenderungan tersebut hanya dijumpai pada
ARTP. Sebaliknya pada RMKL, ARTL pada kelompok umur lebih muda menunjukkan persentase tertinggi 57 persen dan tidak dijumpai adanya mereka
yang ada pada umur ≥55 tahun.
Sebagai tambahan, data pada Tabel 10 dapat digunakan untuk menghitung analisis ketergantungan individu dependency ratio
, dengan cara membagi jumlah penduduk berusia 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas dibagi dengan jumlah
penduduk usia 15-64 tahun Rusli, 1996. Berdasarkan analisis tersebut diketahui bahwa tingkat ketergantungan anggota rumahtangga miskin di Kampung Tangkil
tergolong rendah kurang dari satu, artinya jumlah penduduk usia kerja lebih banyak daripada jumlah penduduk yang bukan usia kerja, yaitu penduduk usia
muda dan tua lansia dengan tingkat ketergantungan sebesar 0,71.
6.1.3 Tingkat Pendidikan
Seperti kondisi masyarakat pedesaan pada umumnya yang kurang akses pada pendidikan, warga Desa Cinta Mekar mayoritas diantaranya hanya lulusan
Sekolah Dasar SD. Kecenderungan yang sama juga dijumpai pada kedua
Rumus untuk menghitung depedency ratio = Jumlah penduduk umur 0 – 14 tahun dan 65 tahun ke atas
Jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun
kategori rumahtangga miskin di Kampung Tangkil, sebagaimana terlihat pada Tabel 11.
Tabel 11.
Jumlah dan Persentase Rumahtangga Miskin Menurut Tingkat Pendidikan serta Jenis Kelamin Kepala dan Anggota Rumahtangga,
Kampung Tangkil, Tahun 2008
RMKL RMKP Total
Laki-laki Perempuan Laki-laki
Perempuan Laki-
laki Perem-
puan Tingkat Pendidikan
n n n
n Tidak Sekolah
1 0,61
10 6,06
0,00 6
35,29 0,58
8,79 Belum Sekolah
19 11,52 19
11,52 1
14,29 1
5,88 11,63 10,99
Bersekolah di SD 17 10,30
26 15,76
3 42,86
1 5,88 11,63
14,84 Bersekolah di SMP
9 5,45
11 6,67
0,00 1
5,88 5,23
6,59 Bersekolah di SMA
0 0,00 2
1,21 0,00
0,00 0,00 1,10
Tamat SD 76 46,06
70 42,42
1 14,29
5 29,42 44,77
41,21 Tamat SMP
28 16,97 18
10,91 1
14,29 3
17,65 16,86 11,54
Tamat SMA 14 8,48
8 4,85
0,00 0,00 8,14
4,40 Tamat Akademi
Universitas 1 0,61
1 0,61
1 14,29
0,00 1,16 0,55
Total 165 100,00
165 100,00
7 100,00
17 100,00 100,00
100,00
Secara umum, mayoritas ARTL dan ARTP pada kedua kategori rumahtangga miskin, berpendidikan lulusantamat SD, kecuali pada ART pada
RMKL mayoritas masih bersekolah di SD. Kondisi ini dimungkinkan, mengingat sebagian besar rumahtangga di Desa Cinta Mekar tergolong miskin Pra KS dan
KS-1; tidak terkecuali mereka yang berdomisili di Kampung Tangkil. Selain itu, masih dijumpai adanya sebagian warga yang masih beranggapan bahwa
pendidikan bukanlah hal yang penting dan belum tentu dapat menjamin masa depan; bahkan ada pula yang enggan menyekolahkan anaknya, karena anggapan
bahwa lebih baik mengalokasikan uang yang dimiliki untuk modal usaha daripada untuk sekolah.
6.1.4 Jenis Pekerjaan
Pada Tabel 12 disajikan data mengenai kondisi rumahtangga berdasarkan jenis pekerjaannya.
Tabel 12. Jumlah dan Persentase Rumahtangga Miskin Menurut Jenis Pekerjaan, Jenis Kelamin Kepala dan Anggota Rumahtangga, Kampung Tangkil,
Tahun 2008
RMKL RMKP Total
Laki-laki Perempuan Laki-laki
Perempuan Laki-
laki Perem-
puan Jenis Pekerjaan
n n n
n Tidak Bekerja
55 33,33
41 3,03
2 28,57
10 29,41
33,13 28,02
PNSABRI 1
0,61 0,00
0,00 0,00
0,58 2,75
Petani Pemilik 11
6,67 6
3,64 0,00
0,00 6,40
3,30 Petani Penggarap
12 7,27
0,00 0,00
0,00 6,98
0,00 Buruh Tani
39 23,64
19 11,52
0,00 1
5,88 22,67
10,99 Pedagang
8 4,85
7 4,24
0,00 1
5,88 4,65
4,40 Warung
0,00 3
1,82 0,00
2 11,76
0,00 2,75
Kuli Bangunan 28 16,96
0,00 5
71,43 0,00
19,18 0,00
Tukang Ojek 9 5,45
0,00 0,00
0,00 5,23
0,00 Supir
2 1,21
0,00 0,00
0,00 1,16
0,00 Ibu rumahtangga
0,00 89
53,94 0,00
3 17,65
0,00 50,54
Total 165 100,00
165 100,00
7 100,00
17 100,00 100,00
100,00
Tabel 12 menunjukkan bahwa persentase tertinggi ARTL pada RMKL ditempati tidak bekerja atau pengangguran. Ditambah lagi dengan banyaknya
anggota rumahtangga yang berusia sekolah sehingga dapat digolongkan pada kriteria tidak bekerja. Pada RMKP, ARTL mayoritas sebagai kuli bangunan,
untuk ARTP mayoritas tidak bekerja, karena dominan anggota rumahtangga usia sekolah, sedangkan mayoritas ARTP bekerja sebagai ibu rumahtangga, yang
menarik pada RMKP jenis pekerjaan mayoritas ARTP ialah tidak bekerja, hal ini dikarenakan banyaknya anggota rumahtangga berusia lansia dan balita
Persentase terbesar kedua pada ARTL dalam RMKL ialah buruh tani,. Hal ini berkaitan dengan kepemilikan lahan atau sawah untuk diolah. Pada Kampung
Tangkil hanya beberapa orang yang mempunyai lahan atau sawah pertanian, itu pun letaknya agak jauh dari kampung. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh
anggota rumahtangga yang ingin bekerja menjadi buruh tani, dengan rata-rata upah harian Rp.25.000,0 dua puluh lima ribu rupiah tanpa makan. Pekerjaan
sebagian buruh tani ini berumur 30 tahun ke atas. Penduduk yang berusia muda kurang meminati pekerjaan ini, mereka lebih suka menghabiskan waktu untuk
berkumpul dan main bersama teman-teman sebayanya.
6.1.5 Status Bekerja