Status Kategori Rumahtangga Karakteristik Rumahtangga

seperti televisi, Video Compact Disc VCD , kursi tamu dan lemari pajangan 3 . 3 . Dengan demikian, meskipun secara umum tergolong miskin, namun tampaknya gaya hidup mereka menyamai mereka yang tidak tergolong miskin. Selain sebagai media hiburan bagi semua anggota rumahtangga, tampaknya kepemilikan barang- barang elektronik dan rumah berlantai keramik tersebut juga dimungkinkan karena adanya persaingan gengsi antar rumahtangga miskin. Adanya kenyataan dimana sebagian besar jenis pekerjaan anggota rumahtangga miskin bekerja sebagai buruh tani dan non-tani serabutan hanya 38 persen yang memiliki lahan dengan luas rata-rata 84,84 bata atau sekitar 350 m 2 4 . 4 Lahan tersebut sebagian besar milik sendiri dan diperoleh melalui warisan dan membeli. Sebanyak 13 persen rumahtangga miskin yang memiliki ternak berupa kambing, domba, bebek dan ayam 5 5 . Ada persaingan gengsi antar rumahtangga miskin dalam hal kepemilikan barang elektronik dan kondisi tempat tinggal, seperti lantai keramik, kursi tamu dan lemari pajangan.

6.2.2 Status Kategori Rumahtangga

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, kategori rumahtangga miskin dalam studi ini menggunakan indikator yang ditetapkan BPS Lampiran 3 dan ukuran lokal Yayasan IBEKA. Tabel 15 menyajikan data status rumahtangga menggunakan indikator BPS pada kedua kategori rumahtangga, 3 Harga perhiasan rata-rata yang dimiliki anggota rumahtangga miskin sebesar Rp. 250.000,0. Harga rata-rata untuk barang elektronik, televisi: Rp.500.000,0 VCD: Rp. 300.000,0 kursi tamu: Rp.175.000,0 lemari pajangan: Rp.100.000,0. Untuk harga kendaraan bermotor berkisar antara Rp.7.000.000,0 hingga Rp.10.500.000,0. 4 Untuk masyarakat Desa Cinta Mekar, 1 bata setara dengan 14 m 2 dengan harga perbata rata-rata Rp.500.000,0 sementara itu, harga tanah permeter persegi rata-rata Rp.50.000,0 harga bangunan rumah rata-rata antara Rp.1.000.000,0 hingga Rp.3.000.000,0. 5 Harga hewan ternak rata-rata berukuran sedang, kambing: Rp 500.000,0ekor; domba:Rp 500.000,0ekor; bebek: Rp.20.000,0ekor; ayam: Rp.15.000,0ekor;. RMKL dan RMKP. Seperti terlihat pada Tabel 15, mayoritas kedua kategori rumahtangga tergolong rumahtangga miskin menurut kriteria BPS. Meskipun jumlah RMKP yang tergolong bukan miskin lebih rendah dibanding RMKL, namun persentase RMKP yang tergolong bukan miskin menurut kriteria BPS tersebut lebih tinggi dibanding RMKL sekitar 30 persen. Tabel 15. Jumlah dan Persentase Status Rumahtangga Miskin Menurut Kategori Kepala Rumahtangga, Kampung Tangkil, Tahun 2008 RMKL RKMP Total Status Kategori Rumahtangga n n Miskin 84 94,38 7 63,64 91,00 Tidak Miskin 5 5,62 4 36,36 9,00 Total 89 100,00 11 100,00 100,00 Sesuai dengan kriteria rumahtangga miskin hasil diskusi kelompok terarah diskorah antara pihak penyelenggara Program PLTMH dengan masyarakat desa, didapat empat kriteria miskin, yakni a Kategori Miskin I: tidak mempunyai lahan, tidak bermodal, tidak mempunyai pekerjaan tetap, dan tidak berpendidikan tinggi, b Kategori Miskin II: memenuhi 3 kriteria di atas bisa berupa kombinasi, c Kategori Miskin III: memenuhi 2 kriteria di atas bisa berupa kombinasi dan d Kategori Miskin IV: memenuhi salah satu kriteria dari empat kriteria di atas. Tabel 16 menyajikan data status rumahtangga di Kampung Tangkil menurut kriteria lokal. Tabel 16. Jumlah dan Persentase Status Rumahtangga Miskin Menurut Ukuran Lokal, Kampung Tangkil, Tahun 2008 RMKL RMKP Total Kategori Rumahtangga Miskin n n n Miskin I 53 59,55 10 90,91 63 63,00 Miskin II 35 39,33 1 9,09 36 36,00 Miskin IV 1 1,12 0,00 1 1,00 Total 89 100,00 11 100,00 100 100,00 Berdasar data pada Tabel 15 dan Tabel 16, diketahui bahwa meskipun mayoritas rumahtangga di Kampung Tangkil tergolong miskin, ternyata dengan menggunakan ukuran lokal status rumahtangga miskin juga bersifat lebih terdiferensiasi. Hal ini dimungkinkan karena dimensi yang diukur melalui ukuran lokal lebih bersifat kualitatif, sementara pada indikator BPS cenderung kuantitatif. Namun demikian, setidaknya indikator lokal pun tidak terlalu menyimpang dari indikator BPS. Ini berarti penetapan partisipan program PLMTH telah memenuhi kriteria baik indikator lokal maupun BPS.

6.2.3 Tingkat Kontrol dalam Rumahtangga