BAB II PENDEKATAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Konsep dan Prinsip Pengembangan Masyarakat
Menurut Conyers 1996 dalam Nasdian 2003 konsep pengembangan masyarakat community development sebagai proses diartikan sebagai semua
usaha swadaya masyarakat bersama dengan usaha-usaha pemerintah setempat guna meningkatkan kondisi masyarakat di bidang ekonomi, sosial, dan kultural
serta untuk mengintegrasikan masyarakat yang ada ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan memberi kesempatan yang memungkinkan masyarakat tersebut
membantu secara penuh pada kemajuan dan kemakmuran bangsa. Menurut Blackburn 1989 dalam Mugniesyah 2006 pengembangan
masyarakat menekankan pada pengambilan keputusan dan pemecahan masalah oleh kelompok, organisasi atau komunitas. Keputusan-keputusan bersifat publik
dan dibuat sebagian besar oleh kelompok atau masyarakat. Pengembangan masyarakat dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan belajar kelompok
tertentu dalam komunitas. Tujuan program menekankan pada pembentukan infrastruktur dan organisasi sosial yang didukung keterlibatan proses legislatif,
dan mencakup perusahaan pendanaan formal dan bisnis. Pada tahun 1962, Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB mengemukakan dua
elemen yang harus ada dalam pengembangan masyarakat, yaitu partisipasi dan membuat teknik yang dapat mendorong inisiatif, menolong diri sendiri, dan
membuatnya lebih efektif Nasdian, 2003. Dalam pengembangan masyarakat
terdapat prinsip-prinsip yang merupakan penjabaran dari perspektif ekologi dan keadilan sosial. Prinsip-prinsip ini saling terkait dalam pelaksanaannya. Sulit
sekali menjalankan satu prinsip tanpa mengaitkan dengan prinsip yang lainnya. Pemahaman terhadap prinsip tersebut perlu dilakukan agar dalam penerapan
pengembangan masyarakat berorientasi tidak hanya bersifat pragmatis tetapi juga mempunyai visi jangka panjang.
Di samping itu, sebagaimana dikutip Nasdian 2003, Ife mengemukakan 22 prinsip yang melandasi pelaksanaan pengembangan masyarakat. Dalam
konteks program PLTMH, ada dua prinsip yang dominan melandasi pelaksanaannya, yaitu prinsip pemberdayaan empowerment dan partisipasi
participation. Pada prinsip yang pertama, makna pemberdayaan berarti “membantu” komunitas dengan sumberdaya, kesempatan, keahlian, dan
pengetahuan agar kapasitas komunitas meningkat sehingga dapat berpartisipasi untuk menentukan masa depan warga komunitas. Adapun prinsip yang kedua,
bemakna bahwa pendekatan pengembangan masyarakat selalu mengoptimalkan peran serta masyarakat yang maksimal, dimana semua warga ikut terlibat dalam
proses pengambilan keputusan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan monitoring serta evaluasi. Program pengembangan masyarakat yang ideal dapat
menghubungkan antara prinsip-prinsip tersebut dan tidak berpikir secara terpisah dari struktur dan proses.
Pada tingkatan lokal, tingkat pengambilan keputusan dan aktivitas dapat dilihat dari perspektif individu dimulai dari identifikasi individu kemudian
anggota rumahtangga atau keluarga, lingkungan, komunitas dan lokalitas. Jika disusun ke dalam bentuk diagram maka akan didapat bentuk hierarkis yang
berbentuk sarang atau mulai dari lingkaran kecil hingga lingkaran luar yang besar. Pengambilan keputusan tersebut dipengaruhi oleh usia, pekerjaan, etnis, orang di
luar komunitas, kemanfaatan serta gender Uphoff, 1986.
2.1.2 Pengertian dan Peranan Gender