Program Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro PLTMH

proyek pembangunan, namun masih diragukan ada tidaknya dampak positif dan negatif pada perempuan. Dikategorikan level positif, jika tujuan-tujuan proyek pembangunan secara positif merespon isu-isu perempuan dan tujuan proyek diarahkan untuk memperbaiki posisi perempuan relatif terhadap laki-laki. Gambar 1.Kerangka Pemberdayaan Perempuan Longwe dalam Prasodjo, dkk 2003 Sumber: Prasodjo, dkk; 2003 Kriteria Pembangunan Perempuan 5. Penguasaan 4. Partisipasi aktif 3. Penyadaran 2. Akses 1. Kesejahteraan Peningkatan Peningkatan pemerataan empowerment

2.1.5 Program Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro PLTMH

Secara umum sasaran program PLTMH adalah pelibatan private sector, dan pemerintah dalam pembangunan sosial, terutama dalam penyediaan akses di bidang ketenagalistrikan untuk masyarakat miskin. Sasaran khusus dari program ini adalah sebagai model percontohan elektrifikasi pedesaan sebagai hasil kerjasama antar berbagai pihak. Pembangunan PLTMH di Desa Cinta Mekar, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang melibatkan berbagai pihak, yakni Koperasi Mekarsari sebagai representasi dari warga masyarakat, Yayasan Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan IBEKA, serta PT Hidropiranti Inti Bhakti Swadaya HIBS. Setiap pihak yang berkepentingan mempunyai andil dalam pembangunan serta pengelolaan PLTMH ini. Adanya kegiatan pembangunan PLTMH dipandang sebagai sebuah bentuk introduksi teknologi yang dapat membantu aktivitas sosial ekonomi warga desa. Menurut Kuntoadji 2007 selaku dewan pengurus di Yayasan IBEKA, pembangunan PLTMH Cinta Mekar menggunakan cara community partnership berupa kegiatan sosial kemasyarakatan, yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu kegiatan sosial tahap pertama atau biasa disebut dengan kegiatan persiapan masyarakat dan pembentukan kapasitas dan keadilan dalam kepemilikan. Tahap pertama, meliputi dua kegiatan yaitu pencatatan data awal dan pembentukan organisasi. Adapun pada tahap kedua meliputi empat kegiatan utama yaitu: pelatihan dan magang, peningkatan pendapatan, pembentukan wirausaha serta pendidikan anak dan peningkatan peran remaja. Kegiatan pencatatan data awal dilakukan melalui diskusi pada tingkat lokal, yang ditujukan untuk mengidentifikasi permasalahan serta alternatif pemecahan masalah tersebut. Dalam diskusi, teridentifikasi beberapa permasalahan yang meliputi: tingginya kebutuhan listrik di kalangan warga miskin dan tingkat pengangguran, rendahnya kualitas sumberdaya manusia, status ekonomi dan infrastruktur desa, dan kurangnya rasa kekeluargaan kesatuan atau gotong royong dalam memecahkan permasalahan warga.

2.2 Kerangka Pemikiran