berpikir kedepan sehingga warga desa akan maju. Sosialisasi pun dilakukan dengan cara mengumpulkan masing-masing kepala dusun atau mendatangi tiap-
tiap kampung. Pemerintah desa mendukung pembangunan PLTMH karena berpikir jangka panjang demi kemajuan Desa Cinta Mekar.
Keterlibatan aparat desa terlihat dari hadir atau tidaknya dalam musyawarah atau rapat yang berhubungan dengan PLTMH. Kehadiran pihak
aparat desa tentu tidak keseluruhan staf, melainkan hanya wakilnya saja. Pada kenyataannya setiap rapat pasti selalu dihadiri pihak aparatur pemerintahan desa,
walaupun hanya seorang saja yang merangkap sebagai Badan Pengawas koperasi Bapak Asp. Dapat dikatakan tingkat dukungan aparat tinggi, hal ini dibuktikan
dengan kehadiran dalam rapat atau musyawarah PLTMH. Pelibatan pemerintahan desa tidak hanya pada tahap perencanaan,
melainkan hingga tahap pelaksanaan dan pemanfaatan hasil. Dalam pemilihan operator BPD juga turut dilibatkan. Tahap pemanfaatan program pemerintah desa
memberikan data rumahtangga yang kurang mampu sehingga dapat menerima dana bantuan program. Pada tahun 2008 telah berganti kepemerintahan desa.
Dengan bergantinya kepala desa membuat pemerintahan desa yang sekarang kurang memahami betul proses pembangunan PLTMH mulai dari awal program
berjalan.
8.3 Permasalahan Program PLTMH
Program berjalan kurang lebih selama empat tahun. Diakui dari pengurus koperasi dan PLTMH hingga saat ini belum dijumpai permasalahan yang besar
dalam pelaksanaan program PLTMH. Dari segi kepengurusan PLTMH pernah ada
pergantian operator sekali, hal ini dilakukan karena kelalaian operator dalam bertugas. Hal ini sempat membuat kondisi memanas, penyelesaian yang dilakukan
berupa musyawarah internal yang dilakukan oleh tokoh masyarakat, pihak koperasi dan IBEKA. Hal ini berhubungan dengan seleksi operator beserta
pengurus PLTMH yang lainnya. Dalam kepengurusan koperasi, tidak ada kendala besar. Kepengurusan koperasi telah berganti satu kali. Untuk urusan teknis
PLTMH, seperti jika ada kerusakan mesin, maka operator sendiri yang harus bisa memperbaikinya, jika tidak bisa maka alat yang rusak tersebut dibawa ke bengkel
di luar kota untuk diperbaiki. Dalam hal ini PT HIBS juga ikut serta membantu. Pernah juga muncul isu yang mempertanyakan kejelasan status bangunan atau
fasilitas PLTMH seperti gedung koperasi. Ada anggapan bahwa sebetulnya hibah dari UNESCAP bisa saja dibagikan secara tunai kepada tiap-tiap kepala keluarga.
Rumahtangga yang kurang mampu sangat terbantu dengan adanya program PLTMH ini. Diakui oleh mereka beban hidup sedikit berkurang, bahkan
terbantu dengan adanya dana simpan pinjam yang dapat merangsang anggota rumahtangga untuk berusaha produktif. Namun demikian, ada beberapa
rumahtangga yang telat membayar pinjaman sehingga menghambat aliran dana pinjaman walaupun setiap tiga bulan ada dana tetap. Terbatasnya jumlah bantuan
dana untuk beasiswa yang diberikan tiap tiga bulan sekali tidak menimbulkan polemik dalam masyarakat. Walaupun dirasakan kurang, akan tetapi cukup
membantu beban orang tua yang menyekolahkan anaknya.
8.4 Kesimpulan
Tingkat bantuan dana program dan tingkat kesesuaian program terhadap kebutuhan rumahtangga miskin merupakan bagian dari stimulan program PLTMH
yang mempengaruhi tingkat akses, kontrol, partisipasi dan manfaat program PLTMH. Disimpulkan bahwa tingkat bantuan dana program seragam, dimana
jumlah bantuan dana yang diperoleh berupa bangunan fisiksipil lengkap dengan peralatan untuk PLTMH. Tingkat kesesuaian program tergolong tinggi karena
rumahtangga miskin sendiri yang menentukan sesuai tidaknya program dengan kebutuhan atau permasalahan yang dihadapinya dalam forum penggalian gagasan.
Fasilitator rutin memeriksa PLTMH dan sering berdiskusi dengan pengurus- pengurusnya operator, andir dan penjaga taman, dengan demikian frekuensi
kunjungan pendampingan fasilitator pada program PLTMH tergolong tinggi. Tingkat dukungan aparat desa tergolong tinggi, hal tersebut dibuktikan dengan
kehadiran perwakilan aparat pemerintahan desa dalam rapat atau musyawarah mengenai PLTMH.
Permasalahan program hingga saat ini terkendali, akan tetapi pernah ada masalah pergantian operator karena kelalain kerja, kurangnya pengintegrasian
gender pada tujuan program, walaupun pada pelaksanaannya melibatkan laki-laki dan perempuan, akan tetapi masih terkonsentrasi pada taha-tahap tertentu
program. Munculnya isu atau gosip yang mempertanyakan status kepemilikan bangunan sipil PLTMH dan koperasi akibat dana yang digunakan berupa dana
hibah dari UNESCAP.
BAB IX ANALISIS GENDER DALAM PROGRAM PLTMH
Mengacu pada teknik analisis gender, indikator-indikator keberhasilan Program PLTMH, dapat dilihat melalui akses dan kontrol rumahtangga miskin
terhadap Program PLTMH, serta partisipasi dan manfaat yang diperoleh rumahtangga miskin baik laki-laki maupun perempuan dari penyelenggaraan
Program PLTMH. Khususnya dalam perencanaan dan pelaksanaan progra, penjelasan berkenaan dengan empat aspek analisis gender dalam Program
PLTMH di Desa Cinta Mekar tersebut didasarkan pada hasil pengolahan data survei pada 60 rumahtangga miskin yang mendapat bantuan program Koperasi
Mekarsari.
9.1 Tingkat Akses RMKL dan RMKP terhadap Perencanaan Program
PLTMH Tahapan awal program pembangunan berupa perencanaan program. Akses
RMKL dan RMKP terhadap perencanaan program dapat dilihat dari tingkat akses rumahtangga pada masing-masing komponen kegiatan, yakni tahap persiapan,
penetapan tujuan program, penetapan rencana kerja, penentuan prioritas dan aktivitas, pengalokasian sumberdaya, diskusi sosialisasi program dan pertemuan
dengan stakeholders. Tabel 19 menyajikan data mengenai tingkat akses RMKL dan RMKP terhadap tahap perencanaan program PLTMH.