praktis gender adalah pemenuhan terhadap kebutuhan yang segera dapat meringankan beban kehidupan perempuan, namun tidak menyinggung masalah
ketimpangan yang ada antara laki-laki dan perempuan sebagai akibat pembagian kerja seksual yang mengakar dalam masyarakat.
Kebutuhan strategis gender adalah kebutuhan-kebutuhan perempuan yang disebabkan oleh adanya subordinasi posisi perempuan terhadap laki-laki dalam
masyarakat. Kebutuhan ini juga beragam tergantung konteksnya, tetapi umumnya berhubungan dengan kemampuan kerja, kekuasaan, kontrol dan bisa berupa isu-
isu Hak Asasi Manusia HAM, tindak kekerasan terhadap perempuan, upah yang sama untuk pekerjaan dan waktu yang sama serta kontrol perempuan terhadap
tubuh mereka sendiri. Pemenuhan kebutuhan strategis gender akan membantu perempuan kepada pencapaian keadilan dan kesetaraan gender. Diakui bahwa
kebutuhan strategis gender merupakan kebutuhan jangka panjang yang berupaya menghilangkan ketimpangan antara perempuan dan laki-laki di dalam dan di luar
rumahtangga serta menjamin hak dan peluang perempuan untuk mengungkapkan kebutuhan mereka seperti undang-undang persamaan hak, persamaan upah untuk
pekerjaan yang sama.
2.1.3 Pengertian Program dan Evaluasi Program
Gunardi n.d dalam Lubis 2004 menyatakan bahwa program serapan
dari bahasa Inggris dari program atau programme adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dengan rencana untuk mencapai tujuan. Menurut Raudabough
dalam Mugniesyah 2006 program secara sederhana mencakup 2 komponen
utama, yaitu komponen perencanaan program dan komponen pelaksanaan
program. Perencanaan program mencakup kegiatan-kegiatan analisis situasi, perumusan masalah, penentuan tujuan dan penyusunan rencana kerja program,
sementara pelaksanaan program mencakup pelaksanaan program sesuai dengan rencana kerja yang sudah ditetapkan serta penetapan kemajuan program. Adapun
hasil yang ingin dicapai dari suatu program tersebut dibedakan ke dalam output hasil, effect pengaruh dan impact dampak. Hasil yang dicapai ini sangat
dipengaruhi oleh masukan input program yang digunakan. Menurut Raudabough sebagaimana dikutip oleh Maunder 1972 dalam
Mugniesyah 2006, evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses pencatatan nilai atau jumlah keberhasilan yang dicapai dari suatu tujuan program yang telah
ditetapkan. Evaluasi mencakup beberapa tahapan yaitu: formulasi tujuan, identifikasi kriteria yang tepat untuk digunakan dalam mengukur keberhasilan.
Kunci elemen konseptual dalam evaluasi adalah nilai atau jumlah dari derajat keberhasilan dan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, dalam evaluasi
terkandung di dalamnya proses pemberian nilai kepada pencapaian tujuan program dan kemudian menetapkan derajat keberhasilan pencapaian tujuan yang
dinilai tersebut. Dengan demikian, evaluasi dapat diartikan sebagai pengukuran dari konsekuensi yang dikehendaki dan tidak dikehendaki dari suatu tindakan
yang telah dilakukan dalam rangka mencapai beberapa tujuan yang akan dinilai. Menurut Kelsey dan Hearne 1955 dalam Mugniesyah 2006 evaluasi
program bermanfaat antara lain untuk: 1 Menguji secara berkala pelaksanaan program, yang mengarahkan perbaikan
kegiatan yang berkelanjutan
2 Membantu memperjelas manfaat yang penting dan tujuan-tujuan khusus program serta memperjelas dan mengukur sampai seberapa jauh tujuan-tujuan
tertentu tercapai 3 Menjadi pengukur keefektivan metode
4 Menyediakan data dan informasi tentang situasi pedesaan yang penting untuk perencanaan program selanjutnya
5 Menyediakan bukti tentang nilai atau pentingnya program 6 Menyediakan bukti-bukti tentang keberhasilan untuk memberikan rasa puas
dan kepercayaan kepada mereka yang terlibat dalam program.
2.1.4 Teknik Analisis Gender dan Evaluasi Program Berperspektif Gender