Pembangunan FisikSipil PLTMH dan Koperasi

operator maupun pihak luar yang ingin mengetahui mengenai mekanikal dan elektrikal pembangkit. Kegiatan pembentukan wirausaha dan peningkatan pendapatan dapat dikategorikan sebagai bagian dari aspek modal usaha pada tahap pemanfaatan program. Dengan adanya modal usaha maka diharapkan dapat menumbuhkan keinginan warga untuk berwirausaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Pendidikan anak dan remaja didalamnya termasuk memberikan bantuan dana beasiswa per tiga bulan kepada anggota rumahtangga usia SD dan SLTP yang membutuhkan.

7.3 Pelaksanaan Program

7.3.1 Pembangunan FisikSipil PLTMH dan Koperasi

Bangunan fisik PLTMH berupa bendungan, saluran pembawaair, bak penenang, bak pengendap, serta rumah pembangkit. Penyediaan material difasilitasi oleh PT HIBS selaku kontraktor bangunan serta alat-alat mekanik dan elektrik. Pihak IBEKA mengatur jadwal kerja serta sumberdaya manusia yang akan dipergunakan. Dalam pembangunan fisik sarana PLTMH, dikerjakan oleh tenaga ahli dari luar desa. Masyarakat desa hanya berperan sebagai tenaga kasar dan lapangan saja. Dengan adanya tenaga ahli dari luar, maka jumlah warga desa yang ikut berpartisipasi hanya sedikit. Hal tersebut dilakukan untuk mengefisienkan waktu, tenaga dan biaya. Jumlah keseluruhan tenaga yang digunakan sebanyak 40 orang, yang terdiri dari 20 orang tenaga dari luar desa dari Desa Curugagung, Kecamatan Kalijati dan sisanya dari warga desa setempat. Kebanyakan warga yang berpartisipasi adalah mereka yang mempunyai lahan yang dilewati saluran pembawaair. Tanah yang digunakan untuk membangun rumah pembangkit merupakan tanah warga yang dibeli dengan menggunakan uang hasil hibah. Upah untuk pekerja rata-rata per hari sebesar Rp.25.000,0;dua puluh lima ribu rupiah, tanpa makan yang dibayarkan kepada pekerja setiap minggu. Untuk jam kerja dimulai pada pukul 07.00 WIB dan diakhiri pukul 16.00 WIB, istirahat pada pukul 12.00 WIB hingga 13.00 WIB. Untuk kebutuhan konsumsi, ada pekerja yang membawa bekal, ada pula yang makan di rumahnya sendiri karena dekatnya jarak rumah mereka dengan lokasi pekerjaan. Dari empat dusun yang ada di desa, pekerja yang paling banyak berpartisipasi berasal dari Dusun I dan Dusun II, sementara dari Dusun III hanya beberapa orang, bahkan dari dusun IV tidak ada yang ikut, karena letaknya yang jauh dari lokasi pekerjaan. Dikarenakan pekerjaan fisik yang berat dan anggapan bahwa perempuan tidak layak untuk melakukannya, tidak ada seorangpun perempuan yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Bangunan fisik PLTMH dapat diselesaikan dalam waktu hampir satu tahun, dan kemudian diresmikan oleh Menteri Sumberdaya dan Energi, Purnomo Yusgiantoro pada 17 April 2004. Bangunan koperasi berupa rumah sebagai kantor koperasi beserta meja dan kursi. Rumah yang digunakan berupa rumah hasil membeli dari salah seorang warga yang menjual rumahnya. Khusus untuk bangunan kantor koperasi, diperoleh dengan cara membeli sebuah rumah yang dijual pemiliknya. Rumah ini kemudian menjadi kantor Koperasi Mekarsari yang diresmikan oleh Drs Eep Hidayat, Bupati Subang pada tanggal 17 April 2004.

7.3.2 Operasional Pembangkit Listrik