13
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Rumahtangga Petani
Rumahtangga dapat dilihat sebagai kesatuan dari kumpulan orang-orang yang mana aktivitas produksi, distribusi dan konsumsi dilakukan. Rumahtangga
juga sebagai kelembagaan sosial yang terkecil yang mana terdapat hubungan manusia satu dengan yang lain, pada satu rumah atau satu dapur yang tinggal
dalam hubungan ekonomi, sosial dan budaya dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan. Selanjutnya Dharmawan 2002 menjelaskan terdapat enam fungsi
utama dari rumahtangga yaitu 1 mengalokasikan sumberdaya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan, 2 mencapai bermacam-macam tujuan, 3
memproduksi barang dan jasa, 4 mengambil keputusan mengenai penggunaan pendapatan dan konsumsi, 5 melakukan hubungan sosial, dan 6 reproduksi dan
menjaga keamanan anggota rumahtangga. Dari keenam fungsi tersebut menunjukkan bahwa rumahtangga mempunyai dua fungsi pokok yang
dikelompokkan sebagai fungsi sosial dan ekonomi. Sesuai dengan teori ekonomi, rumahtangga diasumsikan selalu bertindak
rasional dalam mengalokasikan sumberdaya dan mengkonsumsi barang dan jasa. Perilaku ekonomi rumahtangga tersebut menunjukkan respon rumahtangga
sebagai produsen dan konsumen terhadap perubahan kekuatan pasar yang terjadi, yang dilandasi dengan tujuan maksimisasi kepuasan atau utilitas.
Terdapat bermacam-macam rumahtangga sesuai dengan aktivitas yang dilakukan seperti rumahtangga pertanian, rumahtangga pengrajin, rumahtangga
industri, dan rumahtangga lainnya. Khusus mengenai rumahtangga pertanian, terdapat dua istilah yang sering digunakan dalam literatur yaitu rumahtangga
14
pertanian agricultural household dan rumahtangga petani farm household Singh et al., 1986; Nakajima, 1986; Ellis, 1988. Menurut Nakajima 1986, jika
pertanian dipandang sebagai suatu industri, maka terdapat beberapa karakteristik yang dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori sebagai berikut yaitu :
1. Karakteristik teknologi produksi pertanian
2. Karakteristik rumahtangga petani sebagai kesatuan ekonomi
3. Karakteristik produk pertanian
Dari ketiga karakteristik tersebut di atas, rumahtangga petani sebagai karakteristik kedua merupakan satu unit atau kesatuan ekonomi yang relevan
untuk analisis pengambilan keputusan baik keputusan produksi, konsumsi maupun tenaga kerja. Selain itu dalam rumahtangga terdapat kekhasan
mengintegrasikan keputusan produksi, konsumsi dan alokasi tenaga kerja Nakajima, 1986; Sadoulet dan de Janvry, 1995. Karakteristik tersebut
menunjukkan bahwa rumahtangga petani dapat dipandang sekaligus sebagai perusahaan pertanian produsen, tenaga kerja dan konsumen. Dengan dihadapkan
pada proses pengambilan keputusan baik keputusan produksi, konsumsi maupun tenaga kerja maka tujuan yang ingin dicapai rumahtangga dari pengambilan
keputusan tersebut masing-masing adalah untuk memaksimumkan profit dan memaksimumkan utilitas.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, konsep rumahtangga petani yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumahtangga sebagai kesatuan ekonomi
dari sekumpulan individu yang hidup dalam satu atap rumah untuk mengatur sumberdaya dan menyatukan pendapatan dari anggota keluarga, yang digunakan
untuk kegiatan produksi dan konsumsi. Dengan demikian rumahtangga petani
15
sebagai organisasi terdiri dari rumahtangga itu sendiri, anggota keluarga dan usahatani. Penelitian mengenai rumahtangga pada umumnya memberikan
pengertian yang sama mengenai konsep rumahtangga.
2.2. Model Ekonomi Rumahtangga