Penguasaan Lahan Usahatani GAMBARAN UMUM RUMAHTANGGA PETANI SAYURAN

104 sampling frame yang disebabkan tidak adanya informasi secara lengkap mengenai penguasaan luas lahan yang dikuasai.

5.1. Penguasaan Lahan Usahatani

Karakteristik lahan usahatani dapat dikategorikan berdasarkan jenis lahan yaitu lahan sawah dan lahan darat atau lahan kering. Jika didasarkan pada karakteristik tersebut ternyata 100 persen lahan usahatani yang diusahakan oleh rumahtangga petani sayuran sampel merupakan lahan darat atau lahan kering. Hal ini sesuai dengan realita mengenai kondisi lahan pada wilayah penelitian yang menunjukkan bahwa sekitar 94.3 persen dari total luas lahan di Kecamatan Pangalengan merupakan lahan kering. Lahan di wilayah penelitian mempunyai ketinggian sekitar 800-1900 meter diatas permukaan laut dpl dan termasuk lahan dataran tinggi. Dengan agroekosistem tersebut dan kondisi biofisiknya menunjukkan bahwa tanaman sayuran sangat sesuai dibudidayakan di Kecamatan Pangalengan Pemerintah Kabupaten Bandung, 2006. Dalam hubungannya dengan penguasaan lahan usahatani, rumahtangga petani sayuran sampel dapat diklasifikasikan berdasarkan status kepemilikannya yaitu lahan milik sendiri dan atau bukan milik sendiri. Penguasaan lahan usahatani menunjukkan besarnya luas lahan yang diusahakan dan dikelola rumahtangga petani sayuran sampel. Status kepemilikan lahan rumahtangga petani sayuran sampel dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan pada status kepemilikan lahan menunjukkan sekitar 83.2 persen rumahtangga petani sayuran sampel mempunyai lahan milik sendiri sedangkan 16.8 persen rumahtangga petani sayuran sampel tidak memiliki lahan sendiri. Lahan bukan milik sendiri pada umumnya diusahakan dengan sistem sewa baik dalam bentuk uang maupun hasil panen. 105 Tabel 4. Jumlah Rumahtangga Petani Sayuran Sampel Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan dan Skala Usahatani di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Tahun 20052006 Uraian Lahan Sempit ≤ 0.50 ha Lahan Sedang 0.51–1.00 ha Lahan Luas 1.00 ha Total Orang Orang Orang Orang

1. Lahan Milik

Memiliki Lahan 53 85.5 22 64.7 44 93.6 119 83.2 Tidak Memiliki 9 14.5 12 35.3 3 6.4 24 16.8 Jumlah 62 100.0 34 100.0 47 100.0 143 100.0 2. Lahan Bukan Milik Menguasai 31 50.0 23 67.6 30 63.8 84 58.7 Tidak menguasai 31 50.0 11 32.4 17 36.2 59 41.3 Jumlah 62 100.0 34 100.0 47 100.0 143 100.0 3. Status Petani Pemilik-Penyewa 22 35.5 11 32.4 27 57.4 60 42.0 Pemilik saja 31 50.0 11 32.4 17 36.2 59 41.3 Penyewa saja 9 14.5 12 35.3 3 6.4 24 16.7 Jumlah 62 100.0 34 100.0 47 100.0 143 100.0 Selanjutnya pada penguasaan lahan bukan milik sendiri menunjukkan sekitar 58.7 persen rumahtangga petani sayuran sampel mengusahakan lahan bukan milik sendiri atau menyewa lahan dan 41.3 persen tidak memiliki lahan sewaan. Rumahtangga petani sayuran sampel yang menguasai lahan sewaan lebih tinggi dari pada yang tidak memiliki lahan sewaan. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa hal itu terjadi karena akses rumahtangga petani sayuran sampel untuk melakukan penyewaan lahan di Kecamatan Pangalengan sangat tinggi. Penyewaan lahan dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai sumber kepemilikan lahan seperti lahan milik perhutanikehutanan, perkebunan, desa maupun pribadi. Jika dilihat dari status petani, yaitu sebagai pemilik dan atau penyewa lahan, menunjukkan bahwa 42.0 persen rumahtangga petani sayuran sampel merupakan pemilik lahan sekaligus penyewa lahan sedangkan 41.3 persen 106 rumahtangga petani sayuran sampel merupakan pemilik lahan saja dan 16.7 persen merupakan penyewa lahan saja. Adapun biaya sewa lahan dari berbagai kepemilikan tersebut sangat beragam. Sewa lahan yang diberlakukan oleh perhutani belum ada ketentuan secara tertulis tetapi yang sering terjadi masa kontrak tidak terbatas dan pembayaran sewa berupa hasil produksi kentang yaitu untuk pembayaran sewa lahan seluas 100 tumbak setara 0,14 ha dibayar dengan satu karung kentang 50 kg. Sedangkan penyewaan lahan pada lahan desa dikenakan biaya sebesar Rp 120.000100 tumbak dan pembayaran sewa pada lahan pribadi mencapai Rp 600.000100 tumbak. Rumahtangga petani sayuran sampel dikelompokkan berdasarkan skala luas lahan usahatani menjadi tiga kelompok yaitu rumahtangga petani sayuran lahan sempit, sedang dan luas. Dilihat dari total luas penguasaan lahan, yang merupakan penjumlahan luas lahan milik sendiri dan lahan bukan milik, menunjukkan bahwa 43.4 persen rumahtangga petani sayuran sampel menguasai lahan sempit dengan rata-rata 0.28 ha, sedangkan 23.8 persen rumahtangga petani sayuran sampel menguasai lahan sedang dengan rata-rata 0.75 ha dan 32.8 persen rumahtangga petani sayuran sampel menguasai lahan luas dengan rata-rata 2.24 ha. Adapun secara keseluruhan untuk total rumahtangga petani sayuran sampel menunjukkan bahwa rata-rata luas lahan yang dikuasai rumahtangga petani sayuran sampel sebesar 1.03 ha dengan rata-rata jumlah persil sebanyak 3 persil. Luas penguasaan lahan rumahtangga petani sayuran sampel berdasarkan skala usahatani dan status kepemilikan lahan dapat dilihat pada Tabel 5. 107 Tabel 5. Luas Penguasaan Lahan Rumahtangga Petani Sayuran Sampel Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan dan Skala Usahatani di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Tahun 20052006 Lahan Sempit ≤ 0.50 ha Lahan Sedang 0.51–1.0 ha Lahan Luas 1.0 ha Total Uraian Rata rata SD Rata rata SD Rata Rata SD Rata rata SD Total Luas ha 0.28 0.10 0.75 0.16 2.24 1.18 1.03 1.10 Milikha 0.20 0.14 0.39 0.36 1.60 2.06 0.71 1.35 Bukan Milikha 0.13 0.27 0.38 0.36 1.00 1.24 0.47 0.84 Jml persil 2 0.41 3 0.87 4 1.33 3 1.33 Keterangan : SD : Simpangan Baku Standard Deviation Jika dilihat dari proporsi luas lahan milik dan lahan bukan milik terhadap total luas lahan yang dikuasai menunjukkan bahwa secara umum rata-rata 62 persen luas lahan yang dikuasai merupakan lahan milik dan 38 persennya merupakan lahan bukan milik. Pada rumahtangga petani sayuran sampel dengan lahan sempit dan lahan luas, proporsi lahan milik terhadap total lahan yang dikuasai masing-masing 68.3 dan 62.0 lebih besar dibandingkan proporsi lahan bukan milik masing-masing 31.7 dan 38.0 . Sedangkan pada rumahtangga petani sampel dengan skala usahatani lahan sedang menunjukkan proporsi luas lahan milik dan luas lahan bukan milik terhadap total luas lahan yang dikuasai relatif hampir sama masing-masing sekitar 50.0 persen.

5.2. Pola Tanam Usahatani