66
45 rumahtangga petani di Margamulya, 29 rumahtangga petani di Pulosari dan 44 rumahtangga petani di Pangalengan.
Setelah data rumahtangga petani terkumpul, baru dilakukan stratifikasi terhadap rumahtangga petani sayuran sampel yang didasarkan pada luas lahan
yang dikuasai, yaitu lahan sempit kurang dari atau sama dengan 0.5 hektar, lahan sedang 0.51-1.0 hektar dan lahan luas diatas 1.0 hektar. Stratifikasi
rumahtangga petani tidak dilakukan pada saat penentuan sampling dikarenakan adanya kesulitan kerangka sampling dalam hal ini untuk memperoleh data total
penguasaan lahan usahatani baik lahan milik sendiri maupun lahan bukan milik sendiri. Dari total sampel, terdapat 62 rumahtangga petani sayuran lahan sempit,
34 rumahtangga petani sayuran lahan sedang dan 47 rumahtangga petani sayuran lahan luas. Pembahasan untuk masing-masing strata dilakukan pada validasi dan
simulasi model.
4.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang
bersumber dari rumahtangga petani sayuran sebagai sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancara terhadap rumahtangga petani sayuran sampel
berdasarkan kuesioner yang sudah dirancang khusus untuk penelitian ini. Dalam pengumpulan data primer tersebut dilakukan langsung oleh peneliti dibantu
dengan empat orang enumerator yang terdiri dari tiga orang lulusan sarjana S1 dan satu orang lulusan pascasarjana S2. Sebelum turun ke lapang, terlebih
dahulu enumerator dilatih selama dua hari mengenai pertanyaan - pertanyaan dalam kuesioner sehingga dapat menguasai materi dan mempunyai pemahaman
yang sama.
67
Adapun data primer yang dikumpulkan meliputi karakteristik rumahtangga petani sayuran umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, dll, penguasaan
lahan usahatani, pola tanam, input dan output usahatani untuk tiga musim tanam, aktivitas kerja dan pendapatan, pengeluaran rumahtangga dan risiko produksi dan
harga produk. Khusus data input dan output usahatani diambil data komoditas yang dominan diusahakan rumahtangga petani sayuran yaitu kentang dan kubis
selama tiga musim tanam pada tahun 20052006 yaitu musim kemarau I MKI tahun 2005, musim kemarau II MKII tahun 2005 dan musim hujan MH tahun
20052006. Adapun data tentang risiko menyangkut data peluang rumahtangga petani sayuran memperoleh produksi dan harga produk yang tertinggi, terendah
dan normal serta data besarnya produksi dan harga yang tertinggi, terendah dan normal yang pernah dialami rumahtangga petani sayuran selama mengusahakan
usahatani sayuran kentang dan kubis. Data peluang didekati dengan menanyakan frekuensi rumahtangga petani memperoleh produksi dan harga tertinggi, terendah
dan normal selama mengusahakan usahatani kentang dan kubis. Selain wawancara dengan rumahtangga petani sayuran sampel, penelitian
ini juga melakukan wawancara dengan key informan yaitu Kasubdin Produksi Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, Dinas
Pertanian Kabupaten Bandung, Staf P3D Kecamatan Pangalengan, Koordinator
Penyuluh Pertanian Kecamatan, Kepala Desa, pedagang pengumpul Bandar tingkat kecamatan, pengelola perusahan sayuran Muliasari, pimpinan perusahaan
Gondana Seed Production GSP serta Hikmah Farm. Selain data primer, data sekunder juga dikumpulkan untuk mendukung
penelitian. Adapun sumber data sekunder dari Badan Pusat Statistik BPS,
68
Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bandung, Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Dinas
Pasar Induk Kramat Jati Jakarta dan instansi terkait lainnya.
4.4 Perumusan Model