Perilaku Rumahtangga Petani Sayuran dalam Pengambilan

248

6.3. Perilaku Ekonomi Rumahtangga Petani Sayuran pada Kondisi Risiko Produksi dan Harga Produk

Risiko menunjukkan pada suatu kejadian yang dapat menyebabkan kerugian bagi yang mengalami. Penelitian ini hanya memfokuskan pada risiko produksi dan harga produk khususnya pada komoditas kentang dan kubis yang dominan diusahakan oleh rumahtangga petani sayuran sampel. Salah satu sumber utama adanya risiko produksi adalah cuaca serta hama dan penyakit tanaman. Sedangkan risiko harga produk bersumber dari kondisi harga sesuai dengan kekuatan penawaran dan permintaan di pasar. Kedua risiko tersebut sering dialami oleh rumahtangga petani dalam melakukan pengelolaan usahatani, sehingga rumahtangga petani sayuran sering mengahadapi fluktuasi produksi dan harga baik setiap panen dan penjualan produk. Adanya risiko produksi dan harga produk akan mempengaruhi perilaku ekonomi rumahtangga petani sayuran dalam mengambil keputusan produksi, konsumsi dan alokasi tenaga kerja. Berdasarkan pada model ekonomi rumahtangga petani yang telah dibangun, bagian ini akan menguraikan secara khusus perilaku ekonomi rumahtangga petani sayuran sebagai akibat adanya risiko produksi dan harga produk. Uraian mengenai perilaku ekonomi rumahtangga petani sayuran pada kondisi risiko produksi dan harga produk akan didasarkan pada perilaku rumahtangga petani sayuran dalam mengambil keputusan produksi, konsumsi dan alokasi tenaga kerja.

6.3.1. Perilaku Rumahtangga Petani Sayuran dalam Pengambilan

Keputusan Produksi Perilaku rumahtangga petani sayuran dalam pengambilan keputusan produksi didasarkan pada model yang telah dibangun khususnya pada blok 249 produksi dan penggunaan input. Pada blok produksi yang terdapat dalam model mencakup luas lahan garapan dan produktivitas sedangkan blok penggunaan input mencakup penggunaan benih, pupuk dan obat-obatan. Adanya risiko produksi dan harga produk menyebabkan rumahtangga petani sayuran berperilaku risk aversion. Dalam pengambilan keputusan produksi rumahtangga petani sayuran mengurangi penggunaan luas lahan garapan kentang dan kubis. Pengurangan luas lahan garapan kentang dan kubis dilakukan rumahtangga petani sayuran untuk menghindari kerugian yang akan dialami akibat adanya risiko produksi dan harga produk. Namun demikian perubahan terhadap risiko produksi dan harga produk sebenarnya kurang direspon dengan cepat oleh penurunan luas lahan garapan. Hal ini terjadi karena kegiatan usahatani merupakan mata pencaharian utama yang dilakukan rumahtangga petani sayuran, sehingga meskipun dalam pengelolaan usahatani selalu dihadapkan dengan adanya risiko produksi dan harga produk, rumahtangga petani sayuran tetap mengelola kegiatan usahatani kentang dan kubis sampai saat ini. Selain mengambil keputusan untuk melakukan penurunan luas lahan garapan kentang dan kubis, ternyata akibat lain adanya risiko produksi dan harga produk menyebabkan produktivitas kentang dan kubis yang diperoleh rumahtangga petani sayuran mengalami penurunan. Penurunan produktivitas kentang dan kubis terjadi karena risiko produksi mempunyai pengaruh secara langsung terhadap kegiatan produksi. Dalam kegiatan produksi sayuran kentang dan kubis, cuaca pada musim kemarau sering menjadi sumber risiko produksi yang dihadapi rumahtangga petani sayuran. Berdasarkan pada karakteristik tanaman, komoditas kentang 250 sangat rentan terhadap kekeringan, sehingga dalam pertumbuhannya kentang sangat membutuhkan pengairan yang cukup. Selain rentan terhadap kekeringan, pada musim hujan tanaman kentang dan kubis juga sangat rentan terhadap hama dan penyakit tanaman. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa setiap musim tanam rumahtangga petani sayuran selalu menghadapi risiko produksi dalam pengelolaan usahatani. Selain risiko produksi, dalam pengelolaan usahatani rumahtangga petani sayuran juga dihadapkan harga yang selalu berfluktuasi yang mengindikasikan sebagai risiko harga. Adanya risiko produksi dan harga produk menjadi salah satu faktor terjadinya penurunan produktivitas kentang dan kubis. Selanjutnya pada blok penggunaan input, adanya risiko produksi dan harga produk menyebabkan rumahtangga petani sayuran yang risk aversion melakukan pengambilan keputusan produksi dengan mengurangi penggunaan input seperti benih, pupuk dan obat-obatan. Hal tersebut terjadi dikarenakan rumahtangga petani sayuran membutuhkan biaya untuk mengatasi risiko sehingga berakibat pendapatan dan ketersediaan dana untuk membeli input menjadi berkurang. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas ternyata akibat adanya risiko produksi dan harga produk menyebabkan rumahtangga petani sayuran melakukan penurunan luas lahan garapan dan penggunaan input sehingga produktivitas mengalami menurun. Konsekuensi lebih lanjut yang akan dihadapi rumahtangga petani sayuran dengan adanya risiko produksi dan risiko harga produk yaitu pendapatan usahatani kentang dan kubis akan mengalami penurunan. Penurunan pendapatan usahatani kentang dan kubis dikarenakan adanya penurunan produktivitas dan luas lahan garapan sebagai akibat adanya risiko produksi dan harga produk. 251

6.3.2. Perilaku Rumahtangga Petani Sayuran dalam Pengambilan