Identifikasi dan Pendugaan Model

98 kentang SDHRGKT dan ekspektasi produktivitas kentang EXPRDKT. Persamaan tabungan rumahtangga petani sayuran sebagai berikut : TAB = aj + aj 1 TPRT + aj 2 KONS + aj 3 PPEND + aj 4 SDHRGKT + aj 5 EXPRDKT + E 32 ....................................................................[133] Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah sebagai berikut : aj 1 , aj 5 0 ; aj 2 , aj 3 , aj 4

9. Investasi Produksi

Investasi produksi INVES dipengaruhi total pendapatan rumahtangga TPRT, risiko produksi kentang SDPRDKT dan ekspektasi produktivitas kentang EXPRDKT. Persamaan investasi produksi sebagai berikut : INVES = ak + ak 1 TPRT + ak 2 SDPRDKT + ak 3 EXPRDKT + E 33 ....[134] Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah sebagai berikut : ak 1 , ak 3 0 ; ak 2

4.5 Identifikasi dan Pendugaan Model

Identifikasi model dilakukan untuk menentukan metode pendugaan parameter. Menurut Koutsoyiannis 1977 terdapat dua kemugkinan kondisi identifikasi yaitu persamaan yang tidak teridentifikasi underidentified dan persamaan yang teridentifikasi identified, yang terdiri dari exactly identified dan overidentified. Persamaan yang teridentifikasi dapat diketahui dengan membandingkan excluded variables K–M dengan jumlah persamaan dikurangi satu G – 1. Hal tersebut dirumuskan sebagai berikut : K – M ≥ G – 1 dimana : 99 K : Jumlah total variabel dalam model endogenous dan predetermined M : Jumlah variabel endogenous dan exogenous G : jumlah total persamaan atau jumlah total variabel endogenous Persamaan yang tidak teridentifikasi underidentified terjadi bila excluded variables lebih kecil daripada jumlah persamaan dikurangi satu K – M G – 1. Pada kondisi tersebut teknik ekonometrika tidak dapat digunakan untuk menduga semua parameternya. Apabila K – M = G – 1 menunjukkan persamaan exactly identified dan metoda yang tepat menduga parameter adalah Ordinary Least Squares OLS. Jika K – M G – 1 menunjukkan persamaan overidentified dan metoda OLS tidak dapat diterapkan karena tidak memberikan dugaan parameter struktural dengan unik. Beberapa metoda pendugaan yang dapat digunakan untuk persamaan overidentified diantaranya Two Stage Least Squares 2SLS. Metoda tersebut sangat tepat digunakan dan dapat menghasilkan dugaan yang konsisten pada kondisi dimana metoda lainnya gagal menduganya. Metoda 2SLS relatif sederhana dalam konsep dan perhitungan serta hasilnya lebih memuaskan daripada metoda ekonometrika lainnya. Penelitian ini menggunakan metode 2SLS untuk menduga parameter dengan program SAS Statistical Analysis System Versi 9.0. Validasi model dilakukan untuk mengetahui kedekatan nilai hasil prediksi pada model dengan nilai aktualnya, yang dinyatakan dengan tingkat kesalahan error. Beberapa ukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Root Mean Squares Percent Error RMSPE, Decomposition Proportions dan koefisien U-Theil. Ukuran-ukuran tersebut dapat dituliskan sebagai berikut : 100 ∑ = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − = N i a i a i s i Y Y Y N RMSPE 1 2 1 ∑ ∑ ∑ = = = + − = N i N i a i s i N i a i s i Y N Y N Y Y N U 1 1 2 2 1 2 1 1 1 dimana : RMSPE = Root Mean Squares Percent Error Y a i = nilai aktual Y i Y s i = nilai simulasi Y i N = jumlah pengamatan dalam simulasi U = nilai koefisien U Theil Jika ukuran nilai statistik tersebut mendekati nol maka simulasi model mengikuti nilai aktualnya Pindyck dan Rubinfeld, 1991; Sitepu dan Sinaga, 2006. Validasi model ekonomi rumahtangga petani sayuran dilakukan berdasarkan strata luas lahan. Hal tersebut dilakukan karena pada simulasi model juga berdasarkan strata luas lahan. Dengan demikian dapat mengetahui perilaku ekonomi rumahtangga petani sayuran lahan sempit, sedang dan luas jika terjadi perubahan-perubahan pada variabel eksogen. Simulasi model dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh perubahan beberapa faktor terhadap perilaku ekonomi rumahtangga petani sayuran. Beberapa perubahan yang dilakukan terdiri dari tiga simulasi sebagai berikut : 1. Peningkatan risiko produksi kentang sebesar lima persen. Perubahan terhadap risiko produksi kentang dilakukan dengan pertimbangan dari hasil analisis risiko produksi menunjukkan bahwa dalam kegiatan 101 usahatani kentang dan kubis tenyata usahatani kentang mempunyai risiko produksi yang lebih besar dibandingkan usahatani kubis. Oleh karena itu, dalam simulasi ini dilakukan perubahan risiko produksi kentang dengan melakukan peningkatan risiko produksi kentang sebesar lima persen. 2. Peningkatan risiko harga kubis sebesar lima persen Perubahan risiko harga kubis dilakukan dengan mempertimbangkan hasil analisis risiko harga yang menunjukkan kondisi yang sebaliknya dengan risiko produksi bahwa komoditas kubis mempunyai risiko harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan komoditas kentang. Kubis mempunyai risiko harga lebih tinggi dibandingkan kentang karena kubis mempunyai karakteristik yang mudah rusak dan tidak bisa disimpan dalam waktu lama sehingga harus segera dijual. Kondisi tersebut menyebabkan rumahtangga petani sayuran harus segera menjual kubis ke pasar pada tingkat harga berapapun. Sedangkan kentang dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama sehingga rumahtangga petani mempunyai alternatif untuk menjual pada tingkat harga tinggi. Hal tersebut menyebabkan risiko harga kubis lebih tinggi dibandingkan kentang. 3. Peningkatan upah pada kegiatan usahatani on farm sebesar 20 persen. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa upah yang berlaku di daerah penelitian pada kegiatan usahatani on farm baik pada tenaga kerja pria maupun wanita mengalami peningkatan rata-rata sebesar 20 persen. Keterkaitan antara variabel, khususnya variabel endogen, yang dibangun dalam model ekonomi rumahtangga petani sayuran dapat dilihat pada Gambar 7. Variabel-variabel endogen tersebut yang tercakup dalam blok produksi, penggunaan input, penggunaan tenaga kerja, pendapatan dan pengeluaran. PBNHKT PPKPKT PESKT PBNHKB PNPKB PESKB NPPKT NPPKB LHGKT PRDKB PRDKT LHGKB PKB PKT TKPDKT TKWDKT TKPDKB TKWDKB TKPLKT TKWLKT TKPLKB TKWLKB TKPOF TKWOF TKPNF TKWNF TKDKT TKLKT TBUKT TBUKB PUTKT PUTKB TPUT PPOF PWOF TPOF PPNF PWNF TPNF TPRT PPANG PNPG PPEND KONS PENG PKS INVES TAB PPKNKT Gambar 7. Keterkaitan Antar Variabel dalam Model Ekonomi Rumahtangga Petani Sayuran

V. GAMBARAN UMUM RUMAHTANGGA PETANI SAYURAN

Rumahtangga petani sayuran dalam penelitian ini yaitu rumahtangga petani yang mengelola kegiatan usahatani sayuran. Kecamatan Pangalengan, sebagai lokasi penelitian, merupakan salah satu daerah sentra produksi komoditas sayuran khususnya kentang dan kubis. Rumahtangga petani sayuran di Kecamatan Pangalengan menjadi sampel dalam penelitian ini. Gambaran mengenai rumahtangga petani sayuran sampel yang akan dijelaskan pada bab ini meliputi karakteristik usahatani sayuran yang dikelola, termasuk didalamnya membahas risiko produksi dan risiko harga produk yang dihadapi. Selain karakteristik usahatani, pembahasan juga mencakup karakteristik petani dan anggota keluarga rumahtangga petani sayuran sampel. Adapun karakteristik usahatani yang dibahas mencakup penguasaan lahan usahatani, pola tanam usahatani, risiko produksi dan risiko harga produk serta penggunaan input usahatani. Sedangkan karakteristik tentang petani dan anggota keluarga rumahtangga petani sayuran mencakup karakteristik anggota keluarga rumahtangga petani, kegiatan kerja petani dan anggota keluarganya serta sumber- sumber pendapatan rumahtangga petani sayuran. Pembahasan dalam bab ini dengan mengklasifikasikan atau menstratifikasi rumahtangga petani sayuran sampel berdasarkan skala total luas lahan yang dikuasai. Stratifikasi rumahtangga petani sayuran sampel dilakukan setelah data terkumpul dan pengolahan data primer. Hal ini dikarenakan pada saat awal pengumpulan data primer, stratifikasi berdasarkan skala luas lahan yang dikuasai belum dilakukan karena adanya kesulitan dalam menyusun kerangka sampling