136
sebaiknya tidak saling menganggu dan umur panen tanaman tidak sama sehingga pendapatan dari satu tanaman dapat digunakan untuk menambah modal dalam
meneruskan proses produksi pada komoditas lain yang dikelola. Alasan lain rumahtangga petani sayuran sampel melakukan diversifikasi terkait dengan fungsi
lahan yaitu lebih produktif karena ada dua atau lebih komoditas yang diusahakan. Selain itu dengan pengusahaan secara tumpangsari maka pendapatan yang
diperoleh rumahtangga petani sayuran sampel dapat berlangsung secara kontinyu. Pertimbangan lain dilakukan diversifikasi diantaranya jika rumahtangga petani
sayuran sampel menyewa lahan dengan harga mahal maka dengan tumpangsari ada tunjangan dari komoditas lainnya, selain itu juga dapat menekan biaya
khususnya jika harga obat-obatan tinggi.
5.4 . Karakteristik Petani dan Anggota Keluarga
Karakterisik petani dan anggota keluarga rumahtangga petani sayuran sampel yang akan dibahas pada sub bab ini meliputi umur kepala keluarga
maupun isteri, pendidikan kepala keluarga, isteri maupun anggota keluarga, pengalaman usahatani dan jumlah anggota keluarga pria, wanita dan dewasa.
Beberapa karakterisik petani dan anggota keluarganya tersebut disajikan pada Tabel 10.
Rata-rata umur kepala keluarga rumahtangga petani sayuran sampel sekitar 44 tahun sampai 45 tahun. Umur kepala keluarga rumahtangga petani
sayuran sampel diantara skala usahatani termasuk ke dalam kelompok yang relatif seusia dan dapat dikategorikan ke dalam usia yang masih produktif. Demikian
halnya umur isteri dalam rumahtangga petani sayuran sampel menunjukkan rata- rata berumur 38 tahun sampai 39 tahun dan termasuk dalam usia produktif.
137
Tabel 10. Karakteristik Petani dan Anggota Keluarga Rumahtangga Petani Sayuran Sampel Berdasarkan Skala Usahatani di Kecamatan
Pangalengan, Kabupaten Bandung, Tahun 20052006
Lahan Sempit ≤ 0.50 ha
Lahan Sedang 0.51–1.0 ha
Lahan Luas 1.0 ha
Uraian Rata
rata SD Rata
rata SD Rata
rata SD
Umur Kepala Keluarga tahun 43.2
11.9 45.3
14.2 46.4 10.8
Umur Isteri tahun 37.2
11.8 37.9
15.6 40.1
12.5 Pendidikan Kepala Keluarga
tahun 7.3 2.8
8 2.6
9.0 3.7 Pengalaman Usahatani
tahun 26.1 11.6
29.9 14.6
29.6 11.8 Pendidikan Isteri tahun
7.5 2.2
7.1 2.6
8.0 3.6
Pendidikan. Anggota Keluarga Pria tahun
7.9 2.5
7.7 2.3
9.1 3.1 Pendidikan. Anggota
Keluarga Wanita tahun 7.3
2.0 7.3
2.1 8.3 2.5
Jumlah Anak Sekolah orang 1.0
0.9 0.8
0.8 1.1 0.9
Jumlah Anggota Keluarga Pria orang
1.9 0.9
1.8 0.8
1.9 0.9 Jumlah Anggota Keluarga
Wanita orang 2.0
0.7 1.8
1.0 1.9 1.0
Total Anggota Rumahtangga orang 3.9
1.1 3.7
1.2 3.8 1.2
Jumlah Anggota Pria Dewasa orang
1.5 0.7
1.4 0.6
1.4 0.6 Jumlah Anggota Wanita
Dewasa orang 1.4
0.6 1.3
0.7 1.4 0.9
Total Anggota Rumahtangga Dewasa orang
3.0 1.0
2.6 1.1
2.8 1.1 Keterangan : SD : Simpangan Baku Standard Deviation
Dilihat dari tingkat pendidikan kepala keluarga rumahtangga petani sayuran sampel, yang didasarkan pada lamanya waktu pendidikan formal yang
pernah diikuti, rata-rata berkisar antara 8 tahun sampai dengan 9 tahun. Hal ini berarti rata-rata pendidikan kepala keluarga rumahtangga petani sampel adalah
Sekolah Menengah Pertama SMP sampai tamat. Jika dilihat berdasarkan jenjang pendidikan, menunjukkan bahwa sekitar 3.5 persen kepala keluarga
138
rumahtangga petani sampel berpendidikan perguruan tinggi sedangkan sekitar 1.4 persen kepala keluarga rumahtangga petani sayuran sampel tidak pernah
mengenyam pendidikan formal. Sedangkan persentase tertinggi sekitar 52.4 persen rumahtangga petani sayuran sampel mempunyai kepala keluarga dengan
tingkat pendidikan Sekolah Dasar SD diikuti yang berpendidikan SMP sebanyak 21.7 persen dan yang berpendidikan SMA sebanyak 21.0 persen.
Perbandingan tingkat pendidikan pada kepala keluarga dan isteri dapat dilihat pada Tabel 11. Seperti halnya kepala keluarga, dilihat dari jenjang
pendidikan menunjukkan bahwa sekitar 53.1 persen rumahtangga petani sayuran sampel mempunyai isteri dengan pendidikan SD diikuti yang berpendidikan SMP
sebanyak 28.7 persen dan SMA sebanyak 14.0 persen. Sedangkan dilihat dari waktu pendidikan rata-rata pendidikan isteri sekitar tujuh 7 tahun sampai
delapan 8 tahun, atau rata-rata berpendidikan SMP tetapi tidak tamat.
Tabel 11. Jumlah Rumahtangga Petani Sayuran Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga dan Isteri Menurut Skala Usahatani di
Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Tahun 20052006
Lahan Sempit
≤ 0.50 ha Lahan
Sedang 0.51–1.0 ha
Lahan Luas
1.0 ha Total
Tingkat Pendidikan RT RT RT RT
Kepala Keluarga
PT 1
1.6 0.0
4 8.5 5 3.5
SMA 7
11.3 8
23.5 15
31.9 30 21.0 SMP
14 22.6
7 20.6
10 21.3 31 21.7
SD 39
62.9 19
55.9 17
36.2 75 52.4 Tdk
Sek 1
1.6 0.0
1 2.1 2 1.4
Isteri
PT 0.0
2 4.3
2 1.4
SMA 6
9.7 3
8.8 11
23.4 20 14.0 SMP
21 33.9
10 29.4
10 21.3 41 28.7
SD 35
56.4 19
55.9 22
46.8 76 53.1 Tdk
Sek 0.0
2 5.9
2 4.3 4 2.8
139
Selanjutnya bagi anggota rumahtangga petani sayuran sampel, rata-rata tingkat pendidikanpada anggota rumahtangga petani sayuran sampel sekitar tujuh
7 sampai sembilan 9 tahun. Hal itu menunjukkan rata-rata anggota rumahtangga petani sayuran sampel tamat Sekolah Dasar sampai tamat SMP.
Berdasarkan jenis kelamin, bila dibandingkan antara anggota keluarga pria dan wanita ternyata rata-rata tingkat pendidikan anggota keluarga pria sekitar
delapan tahun sampai sembilan tahun, lebih tinggi dibandingkan anggota keluarga wanita tujuh tahun sampai delapan tahun meskipun perbedaannya
sangat kecil. Jumlah rumahtangga petani sayuran sampel menurut tingkat pendidikan anggota keluarga pria dan wanita dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Jumlah Rumahtangga Petani Sayuran Sampel Berdasarkan Skala Usahatani dan Rata-rata Tingkat Pendidikan Anggota Keluarga Pria
dan Wanita di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Tahun 20052006
Lahan Sempit
≤ 0.50 ha Lahan
Sedang 0.51–1.0 ha
Lahan Luas
1.0 ha Total
Tingkat Pendidikan
RT RT RT RT
Anggota Kel. Pria
PT 2
3.2 0.0
5 10.6 7 4.9
SMA 9
14.5 6
17.6 14
29.8 29 20.3 SMP
28 45.2
13 38.2
17 36.2 58 40.6
SD 22
35.5 15
44.1 11
23.4 48 33.5 Tdk Sek
1 1.6
0.0 0.0
1 0.7
Anggota Kel. Wanita
PT 0.0
0.0 1
2.1 1
0.7 SMA
5 8.0
2 5.9
12 25.5 19 13.3
SMP 34
54.8 18
52.9 18
38.3 70 48.9 SD
23 37.1
13 38.2
16 34.0 51 35.7
Tdk Sek 0.0
1 2.9
0.0 2
1.4 Pada umumnya rumahtangga petani sayuran sampel sangat memperhatikan
tingkat pendidikan bagi anggota keluarga. Oleh karenanya orientasi untuk
140
pendidikan tertinggi bagi anggota keluarganya menjadi salah satu tujuan bagi rumahtangga petani sayuran sampel.
Adapun dilihat dari pengalaman berusahatani, rata-rata kepala keluarga rumahtangga petani sayuran sampel sudah berpengalaman selama 28-29 tahun.
Kegiatan berusahatani sudah dilakukan kepala keluarga baik pada saat masih sekolah maupun sebelum menikah. Hal itu menunjukkan bahwa usahatani
sayuran di Kecamatan Pangalengan pada umumnya bersifat turun menurun sehingga saat anak-anak masih kecil sudah dilibatkan dalam kegiatan usahatani.
Selanjutnya menurut jumlah anggota keluarga menunjukkan bahwa rata- rata jumlah anggota keluarga rumahtangga petani sayuran sampel berkisar antara
tiga 3 orang sampai empat 4 orang. Itu menunjukkan bahwa rumahtangga petani sayuran sampel termasuk dalam kategori keluarga kecil. Sedangkan
berdasarkan jenis kelamin, ternyata setiap rumahtangga petani sayuran sampel mempunyai jumlah anggota keluarga pria dan wanita relatif sama masing-masing
sebanyak dua 2 orang. Khusus untuk jumlah anggota keluarga dewasa yang terdapat dalam rumahtangga petani sayuran sampel rata-rata berjumlah dua 2
orang sampai tiga 3 orang. Sedangkan untuk jumlah anggota keluarga dewasa pria dan wanita relatif sama masing-masing sebanyak 1-2 orang. Jumlah anggota
keluarga dewasa pada setiap rumahtangga petani sayuran sampel dapat dijadikan sebagai indikator mengenai ketersediaan tenaga kerja, disamping sebagai beban
tanggungan terhadap rumahtangga petani sayuran sampel.
5.5 Kegiatan Kerja Anggota Rumahtangga Petani