atau tidak mengenyam pendidikan formal, atau mempunyai pendapat yang lemah terhadap pentingnya pendidikan atau pelatihan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa pendidikan formal dapat mempengaruhi keberhasilan usaha kecil menengah, dengan asumsi
bahwa pendidikan yang baik akan mempengaruhi cara seseorang memahami dan mengelola persoalan-persoalan yang dihadapi.
2.3.4. Sifat Wirausaha
Meredith, dkk 2005 mendefinisikan wirausaha sebagai orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan
bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya, dan mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan
kesuksesan. Sedangkan Suryana 2003 mendefinisikan kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya
untuk mencari peluang menuju kesuksesan. Sejalan dengan dua definisi tersebut, Swasono Riyanti, 2003
menyatakan di dalam ilmu ekonomi dikenal empat faktor produksi, yaitu tanah land, tenaga kerja labour, modal capital, dan keahlian skill. Selain empat
faktor tersebut, masih ada faktor lain, yaitu kewirausahaan entrepreneurship yang merupakan modal sosial kultural, semacam “tenaga dalam” manusia untuk
merangkum ke empat faktor produksi lainnya dalam suatu proses produksi, dengan alternaif-alternatif kombinasi baru new combination untuk menghasilkan
berbagai economic performances yang berbeda. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat dinilai bahwa
para pengrajin industri tempe adalah wirausahawan karena telah menyatukan berbagai sumber daya, seperti teknologi, tenaga kerja, peralatan, ragi dan
kedelai, sehingga menghasilkan tempe, yaitu sejenis makanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Kadarisman 2007 berpendapat bahwa kegiatan usaha kecil yang bergerak di bidang apa pun, sesungguhnya adalah proses pembelajaran bagi
pengusaha untuk memperoleh sifat dan semangat wirausaha. Pendapat ini, mengandung arti bahwa kegiatan usaha kecil dapat menumbuhkan sifat dan
semangat wirausaha, dan berpengaruh secara positif terhadap kompetensi seseorang dalam mengelola usaha. Pentingnya sifat wirausaha dikemukakan
oleh Riyanti 2003 bahwa sebagian besar keberhasilan usaha khususnya usaha kecil, sangat ditentukan oleh kepribadian wirausaha yang dimiliki pengrajin.
Secara komprehensif Meredith, dkk 2005 merangkum ciri-ciri wirausahawan sebagai berikut 1 Percaya diri, 2 Berorientasi tugas dan hasil,
3 Pengambil risiko, 4 kepemimpinan, 5 keorisinilan, dan 6 berorientasi ke masa depan. Sedangkan Sukardi Riyanti, 2003 menunjukkan sembilan sifat
unggul yang dimiliki wirausahawan, adalah: 1 Sifat instrumental, yaitu tanggap terhadap peluang dan kesempatan
berusaha yang berkaitan dengan perbaikan kerja. 2 Sifat prestatif, yaitu selalu berusaha memperbaiki prestasi, menggunakan
umpan balik, menyenangi tantangan, dan berupaya agar hasil kerja selalu lebih baik dari sebelumnya.
3 Sifat keluwesan bergaul, yaitu selalu aktif bergaul dengan siapa saja, membina kenalan-kenalan baru, dan berusaha menyesuaikan diri dalam
berbagai situasi. 4 Sifat kerja keras, yaitu berusaha terlibat dalam situasi kerja, tidak menyerah
sebelum pekerjaan selesai. Tidak pernah memberi dirinya kesempatan untuk berpangku tangan, mencurahkan perhatian sepenuhnya kepada pekerjaan,
memiliki tenaga untuk terlibat secara terus menerus dalam kerja. 5 Sifat keyakinan diri dalam segala kegiatan, penuh optimisme bahwa
usahanya akan berhasil. Percaya diri dan bergairah, langsung terlibat dalam kegiatan nyata, jarang terlihat ragu-ragu.
6 Sifat mengambil risiko yang diperhitungkan, yaitu tidak khawatir akan menghadapi situasi yang serba tidak pasti, dimana usahanya belum tentu
membuahkan hasil. Berani mengambil risiko kegagalan, dan selalu antisipatif terhadap kemungkinan-kemungkinan gagal. Segalatindakannya
diperhitungkan secara cermat. 7 Sifat swakendali, yaitu benar-benar menentukan apa yang harus dilakukan
dan bertanggungjawab pada diri sendiri. 8 Sifat inovatif, yaitu selalu bekerja keras mencari cara-cara baru untuk
memperbaiki kinerjanya. Terbuka untuk gagasan, pandangan, penemuan- penemuan baru yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja. Tidak
terpaku pada masa lampau, berpandangan ke depan dan mencari ide-ide baru.
9 Sifat mandiri, yaitu apa yang dilakukan merupakan tanggungjawab pribadi. Keberhasilan dan kegagalan dikaitkan dengan tindakan-tindakan pribadi.
Menyenangi kebebasan dalam mengambil keputusan untuk bertindak, dan tidak mau tergantung pada orang lain.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah diuraikan di muka, terdapat ciri umum yang selalu terdapat dalam diri seorang wirausaha, yaitu kemampuan
untuk tumbuh dan berkembang melalui usaha mengubah sesuatu menjadi lebih baik dan berharga. Menurut Kirton Riyanti, 2003 kemampuan tersebut sebagai
perilaku “kreatif” dan “inovatif” sebagai sifat yang terdapat pada seorang wirausaha.
Pengrajin industri tempe dapat dikatakan memiliki sifat-sifat wirausaha, karena melalui suatu tahapan yang panjang kacang kedelai diproses menjadi
tempe, sejenis makanan yang yang memiliki nilai gizi dan ekonomi tinggi. Berdasarkan alasan tersebut penelitian ini akan mengkaji sifat-sifat wirausaha
yang melekat pada pengrajin tempe, sebagaimana yang telah diuraikan sebagai berikut:
1 Sifat meningkatkan prestasi 2 Sifat keluwesan bergaul
3 Sifat kerja keras 4 Sifat percaya diri
5 Sifat pengambil risiko
6
Sifat inovatif 7 Sifat Mandiri
2.3.5. Motivasi